Wednesday, November 18, 2020

RATU ELIZABETH KETURUNAN RASULULLAH ??

 


Pada tahun 1986 penerbit silsilah terpercaya dari Inggris
bernama Burke’s Peerage menulis sebuah penemuan yang cukup mengejutkan:
Nabi Muhammad saw adalah leluhur Ratu Elizabeth II! Sontak penemuan ini
menimbulkan berbagai macam reaksi.

Penelitian ini jelas
bukan studi asal-asalan. Mereka jelas melacak silsilah kerajaan Inggris
dari berbagai macam sumber. “Memang jarang diketahui oleh masyarakat
Inggris,” tulis Harold B. Brooks-Baker kepada Margaret Thatcher
sebagaimana dikutip dari laman History, “bahwa darah Muhammad mengalir dalam tubuh Ratu Elizabeth.” Bahkan dilansir dari media The Economist hal ini sudah dikonfirmasi kepada Syekh Ali Goma mantan mufti Mesir.

Hal ini tentu akan membuat kita mengernyitkan dahi: benarkah?

Penemuan
ini dihasilkan setelah melacak leluhur Ratu Elizabeth hingga 43 orang
kakek dan nenek moyangnya. Nenek moyang ke-28 dari Ratu Elizabeth adalah
seorang wanita yang dikenal dengan nama Zaidah dari Sevilla.

Zaidah
sendiri, menurut silsilah yang dirilis, adalah putri dari al-Mu’tamid
bin Abbad, seorang raja terakhir Dinasti Abbad yang sempat berkuasa di
Andalus pada awal abad 11. Dinasti Abbad sendiri, menurut Burke’s
Peerage, adalah keturunan Nabi saw. Kakek tertinggi mereka, Na’im I
adalah putra dari Zahra. Zahra sendiri adalah putri dari Husayn
Al-Atsram bin Hasan bin Ali RA.

Ketika itu Dinasti
Abbad diserbu oleh Dinasti Muwahhidun (Almohad). Karena Dinasti Abbad
takluk, Zaidah kabur ke Kerajaan Castilla dan dinikahi oleh Alfonso VI
yang terpesona akan kecantikannya. Zaidah kemudian berganti nama menjadi
Isabella dan berpindah agama.

Dari pernikahan ini
mereka memiliki putra bernama Sancho Alfonsez yang nantinya akan
memberikan keturunan raja-raja Britania. Berikut silsilah lengkapnya:


                                                     Pohon silsilah ini dilansri Dailymail

Karena
tidak memiliki kapasitas untuk melacak silsilah dari Ratu Elizabeth
hingga Sancho Alfonsez, maka saya hanya akan mencoba melacak sosok
Zaidah ini. Benarkah dia keturunan Nabi SAW? Benarkah dia menikah dengan
Alfonso VI? Bahkan lebih jauh, benarkah dia ada?

Sebenarnya rujukan yang digunakan Burke’s Peerage kebanyakan menukil
dari buku sejarah Eropa zaman kegelapan yang secara kredibilitas masih
kalah kualitas ketimbang rujukan yang ditulis oleh sejarawan muslim. Hal
ini dikarenakan saat itu orang muslim sangat rajin menulis sejarah
mereka. Ada banyak sekali buku sejarah tentang Andalus (Spanyol) seperti
Nafhut Thib, Al-Ihathoh, Al-Bayanul Mughrib, dan lain-lain. Maka
referensi dari orang muslim lebih kredibel dalam hal ini ketimbang yang
lain.

Nah, mengenai sosok Zaidah ini, penelusuran saya atas turats islami tentang sejarah Maghrib menemukan bahwa tidak ada yang mencatat soal Zaidah kecuali hanya dua sumber. Keduanya adalah Al-Bayanul Mughrib dan Al-Mi’yarul Maghrib.

Dua buku ini mengkonfirmasi keberadaan wanita ini. Dalam Al-Bayanul Mughrib jilid 3 halaman 41, Ibnu Adzari berkata:

وفي خلال ذلك وصل إليه ولد أذفونش شانجه من زوج المأمون التي كانت تنصرت بنحو سبعة ألاف فارس

“Di
tahun ini anak Alfonso pergi ke benteng Iqlisy, anak itu bernama Sancho
dan berasal dari istri al-Ma’mun yang masuk Kristen dengan mahar tujuh
ribu kuda.”


Ibn Adzari berpendapat bahwa Zaidah ibu dari Sancho ini bukanlah
istri dari al-Mu’tamid. Melainkan ia adalah istri al-Ma’mun putra
al-Mu’tamid. Maka berdasarkan penuturan Ibn Adzari sosok Zaidah bukanlah
keturunan Dinasti Abbad. Melainkan dia adalah menantu dari al-Mu’tamid.

Senada
dengan hal ini, al-Wansyarisyi, seorang ulama Malikiyyah, mencatat hal
yang sama dalam buku kumpulan fatwa ulama Maghrib, Andalus, dan Afrika
miliknya yang berjudul al-Mi’yarul Maghrib jilid 5 halaman 197 ketika menjelaskan bahaya kemurtadan jika tinggal di negara musuh:

كما عرض لكنة المعتمد بن عباد ومن لها من الأولاد

“Seperti halnya kemurtadan yang menimpa menantu Al-Mu’tamid bin Abbad dan keturunannya.”

Kedua
sumber ini menyepakati adanya seorang wanita yang berpindah agama dan
menikah dengan Raja Castilla, Alfonso VI. Kedua sumber ini juga sepakat
bahwa wanita itu adalah menantu Al-Mu’tamid. Maka bisa disimpulkan bahwa
Zaidah ini bukan keturunan Dinasi Abbad. Melainkan hanya menantunya.
Penuturan ini berbeda dengan hasil penulusuran Burke’s Peerage yang
menyebut bahwa Zaidah ini putri Al-Mu’tamid.

Namun, jika kita
mengandaikan bahwa Zaidah adalah putri Al-Mu’tamid, benarkah Zaidah ini
keturunan Nabi saw? Maka diperlukan pelacakan atas silsilah Bani Abbad.

Dalam Wafiyatul A’yan
jilid 5 halaman 21, Ibnu Khalikan sempat mencatat silsilah keluarga
Bani Abbad. Silsilah Bani Abbad yang dicatat Ibnu Khalikan sama dengan
yang dicatat Burke’s Peerage namun cuma sampai Na’im al-Lakhmi..

Namun apakah Na’im ini—kakek moyang Bani Abbad—benar putra Zahra
binti Husayn al-Atsram? Hal ini juga masih harus ditelisik lebih jauh
lagi karena Husayn al-Atsram putra Hasan bin Ali bin Abi Thalib adalah
sosok yang jarang dibicarakan sejarah. Kitab tarikh bahkan menyebutkan
bahwa dia tidak memiliki keturunan dan mati muda (mata sari’an).

Namun
saya menemukan bahwa Imam Ja’far Shodiq memiliki istri bernama Fathimah
yang menjadi putri Husayn al-Atsram. Itu berarti Husayn al-Atsram
memiliki keturunan. Namun tidak ada yang menyebutkan bahwa Husayn
al-Atsram memiliki putri bernama Zahra yang menjadi ibu Na’im al-Lakhmi.

Intinya,
penulis tidak menemukan kepastian tentang keturunan Husayn al-Atsram
yang bernama Zahra. Namun hal ini tidak berarti sosok Zahra tidak ada.

Pada
akhirnya, penisbatan Ratu Inggris sebagai keturunan Nabi saw ini
memiliki dua halangan. Halangan pertama ada di sosok Zaidah yang
ternyata menantu Bani Abbad, bukan keturunannya. Halangan kedua ada di
silsilah moyang Bani Abbad yang ternyata keturunan Kerajaan Lakhmid,
bukan keturunan Nabi saw. Wallahu a’lam.

sumber analisis :Kholili Kholil
Alumni Pesantren Lirboyo-Kediri. Saat ini mengajar di Pesantren Cangaan Pasuruan, Jawa Timur.

0 Comments:

Post a Comment

 
Design by Blogger Themes | Bloggerized by Admin | free samples without surveys