Showing posts with label RENUNGAN QALBU. Show all posts
Showing posts with label RENUNGAN QALBU. Show all posts

Monday, April 29, 2013

HIKMAH DAN PELAJARAN ATAS WAFATNYA USTADZ JEFRI AL BUKHARI BAGI WAHABI SALAFI YANG BERFIKIR JERNIH





Penulis : Von Edison Alouisci




Cinta itu adalah sebuah obyek seperti obsesi; setiap orang
menginginkannya, setiap orang mencarinya, tapi sedikit orang yang
mendapatkannya…

Kita semua mengetahui..beberapa waktu yang
lalu..Seorang ulama Muda dari Aswaja telah berpulang kepada-Nya.Ribuan
Umat muslim dari berbagai tempat dengan kelikhlasan hati hadir dirumah
duka.Mereka rela berdesak desakan. Mereka menangis Haru karna kehilangan
sosok yang telah banyak memperjuangkan syariat Islam Aswaja.


Hampir Seluruh Wilayah Indonesia dan bebarapa Negara yang notabenenya
dari aswaja mengadakan sholat Ghaib dan mendokannya.Dan Ini adalah suatu
pemandangan yang Luarbiasa terjadi untuk keduakalinya setelah wafatnya
Almarhum Zainuddin MZ.

Kehidupan seorang Uje sungguh pas dengan
pepatah lama “Cintailah seseorang sepenuhnya, termasuk kekurangannya,
dan suatu saat kamu akan pantas mendapatkan yang terbaik darinya’
dan kita semua dapat menyaksikan behawa seorang Uje medapatkan hal Yang terbaik sampai diakhir
hayatnya atas apa yang telah ia berikan dengan Cintanya kepada sesama.subhanalah !!

dan bagi beliau…...

Ada Sebuah hadits yang disebutkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dan lainnya, dari Abu Sa’id bahwa Rasulullah SAW bersabda :

‘Sesungguhnya orang yang meninggal dunia itu mengetahui siapa yang
memandikannya, membawanya, mengkafaninya dan memasukkannya ke dalam
liang kubur.’
Abu Nu’aim dan lainnya meriwayatkan dari Amr bin
Dinar, ia berkata, ‘Setiap orang yang meninggal dunia, maka ruhnya di
tangan malaikat maut, ia melihat ke jasadnya, bagaimana ia dimandikan,
bagaimana ia dikafani dan bagaimana ia dibawa. Dikatakan kepadanya
ketika ia berada diatas pembaringannya, “Dengarkanlah pujian orang
banyak kepadamu.”Ibnu Abi Ad-Dunia meriwayatkan makna yang sama dengan
riwayat ini, ia meriwayatkan dari beberapa periwayat dari Tabi’in,
dengan redaksi, ‘Ditangan malaikat’, tanpa ada tambahan lain.


Ruhnya Melihat,Menyaksikan betapa begitu banyak umat muslim Hadir
melihat kematiannya sampai ia memasuki alam kubur.Ruhnya melihat begitu
banyak orang yang mendokan dirinya dan berharap allah menjadikannya
dirinya sebagai seoarang hamba yang Dia Cintai sebagaamana mereka
mencintainya..
Allah Subhanahu wa Ta’alaa juga berfirman :
وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ
“dan mendo’alah untuk mereka, sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka” (QS. at-Taubah : 104)

وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
“dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan” (QS. Muhammad 47 : 19)

Apa yang dilakukan segenap umat muslim mendokan UJE sebagaimana
perbuatan para sahabat kaum anshor dan muhajirin sebagaimana Allah
Subhanahu wa Ta’alaa telah berfirman :
والذين جاءوا من بعدهم يقولون
ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا
للذين آمنوا ربنا إنك رءوف رحيم
“Dan orang-orang yang datang sesudah
mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri
ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu
dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami
terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau
Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. al-Hasyr 59 ; 10)
Dalam
ayat ini Allah subhanahu wa ta’alaa memberitahukan bahwa orang-orang
yang datang setelah para sahabat Muhajirin maupun Anshar mendo’akan dan
memohonkan ampun untuk saudara-saudaranya yang beriman yang telah
(wafat) mendahului mereka sampai hari qiamat.

Rasulullah bersabda :“ Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka baginya seperti pahala yang melakukannya” (HR. Muslim)


Betapa Indahnya sebuah kematian yang disertai Doa Ribuan Umat
muslim.dan itu menunjukkan kemuliaannya sebagai Ulama yang disayangi
segenap umat muslim.Tidak banyak orang mendapatkan anugrah cinta dan
kasih sayang yang begitu banyak dari umat muslim disaat kematian tiba.


Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, “Allah SWT mempunyai seratus
rahmat (kasih sayang), dan menurunkan satu rahmat (dari seratus rahmat)
kepada jin, manusia, dan hewan melata. Dengan rahmat itu mereka saling
berbelas kasihan dan berkasih sayang, dan dengannya pula
binatang-binatang buas menyayangi anak-anaknya. Dan (Allah SWT)
menangguhkan 99 bagian rahmat itu sebagai kasih sayang-Nya pada hari
kiamat nanti.” (HR. Muslim)
Dari hadits ini nampaklah, bahwa walau
hanya satu rahmat-Nya yang diturunkan ke bumi, namun dampaknya bagi
seluruh makhluk sungguh luar biasa dahsyatnya. Kasih sayang dapat
diibaratkan sebuah mata air yang bergejolak keinginannya untuk
melepaskan beribu-ribu kubik air bening yang membuncah dari dalamnya
tanpa pernah habis. Kepada air yang telah mengalir untuk selanjutnya
menderas mengikuti alur sungai menuju laut, mata air sama sekali tidak
pernah mengharapkan ia kembali.
Tidak ada salahnya agar muncul kepekaan kita menyayangi orang lain, kita menyayanginya dengan menyayangi kita terlebih dulu.

Jangan meremehkan makhluk ciptaan Allah, sebab tidaklah Allah
menciptakan makhluk-Nya dengan sia-sia. Semua yang Allah ciptakan syarat
dengan ilmu, hikmah, dan ladang amal. Semua yang bergerak, yang
terlihat, yang terdengar, dan apa saja karunia dari Allah Azza wa Jalla
adalah jalan bagi kita untuk bertafakur jikalau hati ini bisa merabanya
dengan penuh kasih sayang.

Ingatlah bahwa hidupnya hati hanya
bisa dibuktikan dengan apa yang bisa kita lakukan untuk orang lain
dengan ikhlas. Apa artinya hidup kalau tidak punya manfaat? Padahal
hidup di dunia cuma sekali dan itupun hanya mampir sebentar saja. Insya
Allah bagi yang telah tumbuh kasih sayang di qolbunya, Allah Azza wa
Jalla, Zat yang Maha Melimpah Kasih Sayang-Nya akan mengaruniakan
ringannya sebuah jalan hidup sampai pada akhirnya kematian itu tiba.


Ar Rabi’ bin Anas mengatakan “Tanda cinta kepada Allah adalah banyak
mengingat (menyebut) Nya, karena tidaklah engkau menyukai sesuatu
kecuali engkau akan banyak mengingatnya.”(Jami’ al ulum wal Hikam, Ibnu
Rajab)

perjalanan Hidup seorang UJE adalah contoh tauladan bagi
orang orang yang berfikr jernih,bagi orang yang mau mengambil pelajaran
dari pri kehidupannnya.dan lihatlah..Sebuah kematiannya adalah sebuah
kemuliaan dirinya yang bagi siapapun belum tentu bisa meraihnya.

Wahai pengikut wahabi salafi
Adakah anugrah kemuliaan semacam ini hadir ditengah tengah ulama golongan wahabi diabad modern ini ??

So.. Pengikut wahabi Wahabi tak pandai berdo`a untuk sesamanya yang tiada dengan alasan tidak sampai.

wahabi salafi tidak pandai memikirkan dirinya ketika mati dimana tak
seoarang dari golongannya mau mendoakannya.Hidup terkucil mati
terpencil.

Seorang UJE seharusnya menjadi cerminan diri bagi
wahabi salafi bila pandai mengambil hikmah dan pelajaran dari apa yang
terjadi dalam dirinya.

TIDAKKAH KALIAN BISA BELAJAR ??


Secara pribadi,aku berharap bagi kaula muda dari wahabi salafi yang
masih diberi kesempatan Untuk Taubat..maka taubatlah.kembalilah kepada
Aljama`ah,tinggalkan sekte wahabi salafi yang tidak pernah satu bait
katapun dari Rasulullah di anjurkan untuk diikuti kecuali
aljam`ah,aswadul adzom.
Printah rasulullah adalah jelas dan tidak
ada alasan untuk mengingkarinya kecuali memang sudah tidak bisa keluar
lagi lagi dari perangkap syetan.

Allah l berfirman:
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Apa yang diberitakan Rasul kepada kalian maka terimalah dia, dan apa
yang dilarangnya maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” (Al-Hasyr: 7)
وَمَنْ
يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْـهُدَى
وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْـمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى
وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
“Dan barangsiapa menentang
Rasul setelah jelas baginya kebenaran, dan mengikuti selain jalannya
orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa bergelimang dalam kesesatan
dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk
tempat kembali.” (An-Nisa`: 115)

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ
حَنِيفاً فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا تَبْدِيلَ
لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ
لَا يَعْلَمُونَ ﴾ Artinya : "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus
kepada agama Allah, (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.
(Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui".
Q.s. Ar-Rum:30 ).

Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya dalam
tubuh itu ada segumpal darah. Jika ia baik, maka seluruh tubuh akan baik
pula. Dan jika ia rusak, rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal
darah itu adalah HATI "(HR. Bukhari dan Muslim).

Dan orang
yang hatinya telah mati maka sejuta nasehat yang disampaikan tidak akan
menyentuh dirinya untuk kembali kepada al`jama`ah.dan semoga masih ada
diantara wahabi salafi yang mau kembali kepada al jama`ah,menciptakan
sebuah kasih sayang dan ukhuwah nan indah sehingga ketika kematian itu
tiba alangkah mulianya diri mendapatkan begitu banyak doa dan keberkahan
sehingga terasa lapang menghadapi kembali kepada Allah.


Ingatlah, Tidak satupun Aswaja menginginkan sebuah bencana yang
menyusahkan di akherat kelak dan hanya insan yang berfikir kerdil yang
berkata bahwa Aswaja adalah sebuah mala petaka.dan tidaklah mungkin
Rasulullah memerintahkan umatnya mengikuti aljama`ah (aswaja) jika hal
itu adalah salah.

Rasulullah shallallah alayhi wa aalihi wa
sallam bersabda,” Barangsiapa yang memisahkan diri dari jamaaah (
Khilafah Islam ), maka ia mati sebagaimana bangkai jahiliyyah “ ( H.R.
Muslim ).

Nabi juga memerintahkan supaya berpegang tegung
pada jamaah mayoritas.Dari Anas bin Malik ra berkata : “Aku mendengar
Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat
pada kesesatan. Oleh karena itu, apabila kalian melihat terjadinya
perselisihan, maka ikutilah kelompok mayoritas.” [HR. Ibnu Majah (3950),
Abd bin Humaid dalam Musnad-nya (1220) dan al-Thabarani dalam Musnad
al-Syamiyyin (2069).

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“إِنَّ اللهَ لَا يُجْمِعُ أُمَّةِ عَلَى ضَلَالَةٍ وَيَدُ اللهِ مَعَ الجَمَاعَةِ وَمَنْ شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ”

“Sesungguhnya Allah tidak menghimpun ummatku diatas kesesatan. Dan
tangan Allah bersama jama’ah. Barangsiapa yang menyelewengkan, maka ia
menyeleweng ke neraka“. (HR. Tirmidzi: 2168). “Barangsiapa yang menolak
sunnahku maka bukan dari golonganku” (Shahih Bukhari).

RENUNGKANLAH.

NB :


Untuk keluarga UJE tanpa terkecuali,Kami sekeluarga besar Aswaja di
seluruh Indonesia turut belasungkawa atas wafatnya Beliau.Kami semua
berdoa tulus dan ikhlas,semoga beliau mendapatkan tempat yang terbaik
disisiNya diakherat kelak.dan untuk keluarga yang ditinggalkan semoga
pula dapat tabah dan bersabar atas segala sesuatu yang telah
dikehendakiNya.

Barang siapa yang rela dengan ketetapan Allah
maka ketetapan itu berlaku padanya dan ia mendapatkan pahala. Dan barang
siapa yang tidak rela dengan ketetapan Allah maka ketetapan itu juga
tetap berlaku padanya, sedangkan ia terputus amalnya. (Ali bin Abi
Thalib)

Berbahagialah siapa yang selalu ingat akan hari akhir,
beramal untuk menghadapi hari perhitungan dan merasa puas dengan ala
kadarnya. Sementara ia ridha sepenuhnya dengan pemberian Allah. (Saydina
Ali R.A.)

Percayalah,Setiap masalah yang datang menyapa bukan
Allah bermaksud untuk menjatuhkan, tetapi untuk menguji seberapa mampu
kita bertahan. Dan yakinlah..Hidup akan lebih mudah jika kita memutuskan
untuk menikmati apa yang kita miliki dan merelakan apa yang telah pergi
daripada menyesali apa yang telah terjadi. Semoga semua keluarga UJE
dapat mengubah keadaan..Jika kita telah mencoba untuk mengubah sesuatu
tapi tetap tak berhasil, semoga dapat pula mengubah
pandangan.Sesungguhnya Tuhan hanya memberikan yang terbaik, meski kadang
tak sesuai keinginan. Tapi percayalah, Tuhan punya rencana yang jauh
lebih indah jika kita mampu bersabar.semoga keluarga yang ditinggalkan
tetap semangat menjalani hari hari walau tanpa kehadiran beliau.

Salam Hormatku sebagai teman,sahabat,saudara sesama muslim untuk segenap keluarga Almarhum Ustadz Jefri Al bukhari (UJE).

TTD. Von Edison Alouisci

Danau Ranau 28.4.1976


HIKMAH DAN PELAJARAN ATAS WAFATNYA USTADZ JEFRI AL BUKHARI BAGI WAHABI SALAFI YANG BERFIKIR JERNIH

Penulis : Von Edison Alouisci



Cinta itu adalah sebuah obyek seperti obsesi; setiap orang menginginkannya, setiap orang mencarinya, tapi sedikit orang yang mendapatkannya…

Kita semua mengetahui..beberapa waktu yang lalu..Seorang ulama Muda dari Aswaja telah berpulang kepada-Nya.Ribuan Umat muslim dari berbagai tempat dengan kelikhlasan hati hadir dirumah duka.Mereka rela berdesak desakan. Mereka menangis Haru karna kehilangan sosok yang telah banyak memperjuangkan syariat Islam Aswaja.

Hampir Seluruh Wilayah Indonesia dan bebarapa Negara yang notabenenya dari aswaja mengadakan sholat Ghaib dan mendokannya.Dan Ini adalah suatu pemandangan yang Luarbiasa terjadi untuk keduakalinya setelah wafatnya Almarhum Zainuddin MZ.

Kehidupan seorang Uje sungguh pas dengan pepatah lama “Cintailah seseorang sepenuhnya, termasuk kekurangannya, dan suatu saat kamu akan pantas mendapatkan yang terbaik darinya’
dan kita semua dapat menyaksikan behawa seorang Uje medapatkan hal Yang terbaik sampai diakhir
hayatnya atas apa yang telah ia berikan dengan Cintanya kepada sesama.subhanalah !!

dan bagi beliau…...

Ada Sebuah hadits yang disebutkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dan lainnya, dari Abu Sa’id bahwa Rasulullah SAW bersabda :
‘Sesungguhnya orang yang meninggal dunia itu mengetahui siapa yang memandikannya, membawanya, mengkafaninya dan memasukkannya ke dalam liang kubur.’
Abu Nu’aim dan lainnya meriwayatkan dari Amr bin Dinar, ia berkata, ‘Setiap orang yang meninggal dunia, maka ruhnya di tangan malaikat maut, ia melihat ke jasadnya, bagaimana ia dimandikan, bagaimana ia dikafani dan bagaimana ia dibawa. Dikatakan kepadanya ketika ia berada diatas pembaringannya, “Dengarkanlah pujian orang banyak kepadamu.”Ibnu Abi Ad-Dunia meriwayatkan makna yang sama dengan riwayat ini, ia meriwayatkan dari beberapa periwayat dari Tabi’in, dengan redaksi, ‘Ditangan malaikat’, tanpa ada tambahan lain.

Ruhnya Melihat,Menyaksikan betapa begitu banyak umat muslim Hadir melihat kematiannya sampai ia memasuki alam kubur.Ruhnya melihat begitu banyak orang yang mendokan dirinya dan berharap allah menjadikannya dirinya sebagai seoarang hamba yang Dia Cintai sebagaamana mereka mencintainya..
Allah Subhanahu wa Ta’alaa juga berfirman :
وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ
“dan mendo’alah untuk mereka, sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka” (QS. at-Taubah : 104)

وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
“dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan” (QS. Muhammad 47 : 19)
Apa yang dilakukan segenap umat muslim mendokan UJE sebagaimana perbuatan para sahabat kaum anshor dan muhajirin sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’alaa telah berfirman :
والذين جاءوا من بعدهم يقولون ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رءوف رحيم
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. al-Hasyr 59 ; 10)
Dalam ayat ini Allah subhanahu wa ta’alaa memberitahukan bahwa orang-orang yang datang setelah para sahabat Muhajirin maupun Anshar mendo’akan dan memohonkan ampun untuk saudara-saudaranya yang beriman yang telah (wafat) mendahului mereka sampai hari qiamat.

Rasulullah bersabda :“ Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka baginya seperti pahala yang melakukannya” (HR. Muslim)

Betapa Indahnya sebuah kematian yang disertai Doa Ribuan Umat muslim.dan itu menunjukkan kemuliaannya sebagai Ulama yang disayangi segenap umat muslim.Tidak banyak orang mendapatkan anugrah cinta dan kasih sayang yang begitu banyak dari umat muslim disaat kematian tiba.

Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, “Allah SWT mempunyai seratus rahmat (kasih sayang), dan menurunkan satu rahmat (dari seratus rahmat) kepada jin, manusia, dan hewan melata. Dengan rahmat itu mereka saling berbelas kasihan dan berkasih sayang, dan dengannya pula binatang-binatang buas menyayangi anak-anaknya. Dan (Allah SWT) menangguhkan 99 bagian rahmat itu sebagai kasih sayang-Nya pada hari kiamat nanti.” (HR. Muslim)
Dari hadits ini nampaklah, bahwa walau hanya satu rahmat-Nya yang diturunkan ke bumi, namun dampaknya bagi seluruh makhluk sungguh luar biasa dahsyatnya. Kasih sayang dapat diibaratkan sebuah mata air yang bergejolak keinginannya untuk melepaskan beribu-ribu kubik air bening yang membuncah dari dalamnya tanpa pernah habis. Kepada air yang telah mengalir untuk selanjutnya menderas mengikuti alur sungai menuju laut, mata air sama sekali tidak pernah mengharapkan ia kembali.
Tidak ada salahnya agar muncul kepekaan kita menyayangi orang lain, kita menyayanginya dengan menyayangi kita terlebih dulu.
Jangan meremehkan makhluk ciptaan Allah, sebab tidaklah Allah menciptakan makhluk-Nya dengan sia-sia. Semua yang Allah ciptakan syarat dengan ilmu, hikmah, dan ladang amal. Semua yang bergerak, yang terlihat, yang terdengar, dan apa saja karunia dari Allah Azza wa Jalla adalah jalan bagi kita untuk bertafakur jikalau hati ini bisa merabanya dengan penuh kasih sayang.

Ingatlah bahwa hidupnya hati hanya bisa dibuktikan dengan apa yang bisa kita lakukan untuk orang lain dengan ikhlas. Apa artinya hidup kalau tidak punya manfaat? Padahal hidup di dunia cuma sekali dan itupun hanya mampir sebentar saja. Insya Allah bagi yang telah tumbuh kasih sayang di qolbunya, Allah Azza wa Jalla, Zat yang Maha Melimpah Kasih Sayang-Nya akan mengaruniakan ringannya sebuah jalan hidup sampai pada akhirnya kematian itu tiba.

Ar Rabi’ bin Anas mengatakan “Tanda cinta kepada Allah adalah banyak mengingat (menyebut) Nya, karena tidaklah engkau menyukai sesuatu kecuali engkau akan banyak mengingatnya.”(Jami’ al ulum wal Hikam, Ibnu Rajab)

perjalanan Hidup seorang UJE adalah contoh tauladan bagi orang orang yang berfikr jernih,bagi orang yang mau mengambil pelajaran dari pri kehidupannnya.dan lihatlah..Sebuah kematiannya adalah sebuah kemuliaan dirinya yang bagi siapapun belum tentu bisa meraihnya.

Wahai pengikut wahabi salafi
Adakah anugrah kemuliaan semacam ini hadir ditengah tengah ulama golongan wahabi diabad modern ini ??

So.. Pengikut wahabi Wahabi tak pandai berdo`a untuk sesamanya yang tiada dengan alasan tidak sampai.
wahabi salafi tidak pandai memikirkan dirinya ketika mati dimana tak seoarang dari golongannya mau mendoakannya.Hidup terkucil mati terpencil.

Seorang UJE seharusnya menjadi cerminan diri bagi wahabi salafi bila pandai mengambil hikmah dan pelajaran dari apa yang terjadi dalam dirinya.

TIDAKKAH KALIAN BISA BELAJAR ??

Secara pribadi,aku berharap bagi kaula muda dari wahabi salafi yang masih diberi kesempatan Untuk Taubat..maka taubatlah.kembalilah kepada Aljama`ah,tinggalkan sekte wahabi salafi yang tidak pernah satu bait katapun dari Rasulullah di anjurkan untuk diikuti kecuali aljam`ah,aswadul adzom.
Printah rasulullah adalah jelas dan tidak ada alasan untuk mengingkarinya kecuali memang sudah tidak bisa keluar lagi lagi dari perangkap syetan.

Allah l berfirman:
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Apa yang diberitakan Rasul kepada kalian maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” (Al-Hasyr: 7)
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْـهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْـمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
“Dan barangsiapa menentang Rasul setelah jelas baginya kebenaran, dan mengikuti selain jalannya orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa bergelimang dalam kesesatan dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (An-Nisa`: 115)

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفاً فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ﴾ Artinya : "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". Q.s. Ar-Rum:30 ).

Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya dalam tubuh itu ada segumpal darah. Jika ia baik, maka seluruh tubuh akan baik pula. Dan jika ia rusak, rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal darah itu adalah HATI "(HR. Bukhari dan Muslim).

Dan orang yang hatinya telah mati maka sejuta nasehat yang disampaikan tidak akan menyentuh dirinya untuk kembali kepada al`jama`ah.dan semoga masih ada diantara wahabi salafi yang mau kembali kepada al jama`ah,menciptakan sebuah kasih sayang dan ukhuwah nan indah sehingga ketika kematian itu tiba alangkah mulianya diri mendapatkan begitu banyak doa dan keberkahan sehingga terasa lapang menghadapi kembali kepada Allah.

Ingatlah, Tidak satupun Aswaja menginginkan sebuah bencana yang menyusahkan di akherat kelak dan hanya insan yang berfikir kerdil yang berkata bahwa Aswaja adalah sebuah mala petaka.dan tidaklah mungkin Rasulullah memerintahkan umatnya mengikuti aljama`ah (aswaja) jika hal itu adalah salah.

Rasulullah shallallah alayhi wa aalihi wa sallam bersabda,” Barangsiapa yang memisahkan diri dari jamaaah ( Khilafah Islam ), maka ia mati sebagaimana bangkai jahiliyyah “ ( H.R. Muslim ).

Nabi juga memerintahkan supaya berpegang tegung pada jamaah mayoritas.Dari Anas bin Malik ra berkata : “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat pada kesesatan. Oleh karena itu, apabila kalian melihat terjadinya perselisihan, maka ikutilah kelompok mayoritas.” [HR. Ibnu Majah (3950), Abd bin Humaid dalam Musnad-nya (1220) dan al-Thabarani dalam Musnad al-Syamiyyin (2069).

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“إِنَّ اللهَ لَا يُجْمِعُ أُمَّةِ عَلَى ضَلَالَةٍ وَيَدُ اللهِ مَعَ الجَمَاعَةِ وَمَنْ شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ”
“Sesungguhnya Allah tidak menghimpun ummatku diatas kesesatan. Dan tangan Allah bersama jama’ah. Barangsiapa yang menyelewengkan, maka ia menyeleweng ke neraka“. (HR. Tirmidzi: 2168). “Barangsiapa yang menolak sunnahku maka bukan dari golonganku” (Shahih Bukhari).

RENUNGKANLAH.

NB :

Untuk keluarga UJE tanpa terkecuali,Kami sekeluarga besar Aswaja di seluruh Indonesia turut belasungkawa atas wafatnya Beliau.Kami semua berdoa tulus dan ikhlas,semoga beliau mendapatkan tempat yang terbaik disisiNya diakherat kelak.dan untuk keluarga yang ditinggalkan semoga pula dapat tabah dan bersabar atas segala sesuatu yang telah dikehendakiNya.

Barang siapa yang rela dengan ketetapan Allah maka ketetapan itu berlaku padanya dan ia mendapatkan pahala. Dan barang siapa yang tidak rela dengan ketetapan Allah maka ketetapan itu juga tetap berlaku padanya, sedangkan ia terputus amalnya. (Ali bin Abi Thalib)

Berbahagialah siapa yang selalu ingat akan hari akhir, beramal untuk menghadapi hari perhitungan dan merasa puas dengan ala kadarnya. Sementara ia ridha sepenuhnya dengan pemberian Allah. (Saydina Ali R.A.)

Percayalah,Setiap masalah yang datang menyapa bukan Allah bermaksud untuk menjatuhkan, tetapi untuk menguji seberapa mampu kita bertahan. Dan yakinlah..Hidup akan lebih mudah jika kita memutuskan untuk menikmati apa yang kita miliki dan merelakan apa yang telah pergi daripada menyesali apa yang telah terjadi. Semoga semua keluarga UJE dapat mengubah keadaan..Jika kita telah mencoba untuk mengubah sesuatu tapi tetap tak berhasil, semoga dapat pula mengubah pandangan.Sesungguhnya Tuhan hanya memberikan yang terbaik, meski kadang tak sesuai keinginan. Tapi percayalah, Tuhan punya rencana yang jauh lebih indah jika kita mampu bersabar.semoga keluarga yang ditinggalkan tetap semangat menjalani hari hari walau tanpa kehadiran beliau.

Salam Hormatku sebagai teman,sahabat,saudara sesama muslim untuk segenap keluarga Almarhum Ustadz Jefri Al bukhari (UJE).

TTD. Von Edison Alouisci

Danau Ranau 28.4.1976

Sunday, September 11, 2011

Indahnya Akhlaq Umar Bin Abdul Aziz

“Khalifah Umar sangat terkenal dengan kegiatannya beronda pada malam hari di sekitar daerah kekuasaannya. Pada suatu malam beliau mendengar dialog seorang anak perempuan dan ibunya, seorang penjual susu yang miskin.



Kata ibu "Wahai anakku, segeralah kita tambah air dalam susu ini supaya terlihat banyak sebelum terbit matahari. Anaknya menjawab "Kita tidak boleh berbuat seperti itu ibu, Amirul Mukminin melarang kita berbuat begini"



Si ibu masih mendesak "Tidak mengapa, Amirul Mukminin tidak akan tahu". Balas si anak "Jika Amirul Mukminin tidak tahu, tapi Tuhan Amirul Mukminin tahu".



Umar yang mendengar kemudian menangis. Betapa mulianya hati anak gadis itu.



Ketika pulang ke rumah, Umar bin Khattab menyuruh anak lelakinya, Asim menikahi gadis itu.



Kata Umar, “Semoga lahir dari keturunan gadis ini bakal pemimpin Islam yang hebat kelak yang akan memimpin orang-orang Arab dan Ajam."



Asim yang taat tanpa banyak tanya segera menikahi gadis miskin tersebut. Pernikahan ini melahirkan anak perempuan bernama Laila yang lebih dikenal dengan sebutan Ummu Asim. Ketika dewasa Ummu Asim menikah dengan Abdul-Aziz bin Marwan yang melahirkan Umar bin Abdul-Aziz.





Khalifah Umar bin Abdul Aziz.



Kisah Umar bin Abdul Azis dimulai dari kisah hikmah yang dialami oleh Khalifah Umar Al-Khattab R.A



Umar melamar gadis (anak wanita dalam kisah diatas) itu untuk dinikahkan dengan putranya Ashim. Pernikahan pun berlangsung. Dari hasil perkawinan itu lahir anak seorang perempuan yang kelak dinikahi oleh Abdul Aziz bin Marwan. Dan kemudian lahirlah Umar bin Abdul Azis,Khalifah.



Beberapa kisah keteladanan Umar bi Abdul Aziz:



Fatimah binti Abdul Malik bin Marwan dibesarkan dalam sekolah Islam dan terdidik dengan ilmu Al-Qur’an. Ayahnya adalah seorang khalifah. Abdul Malik bin Marwan dan suaminya juga seorang khalifah, yakni Umar bin Abdul Aziz. Keempat saudaranya pun semua khalifah, yaitu Al Walid Sulaiman, Al Yazid, dan Hisyam.



Ketika Fatimah dipinang untuk Umar bin Abdul Aziz, pada waktu itu Umar masih layaknya orang kebanyakan bukan sebagai calon pemangku jabatan khalifah. Sebagai putera dan saudari para khalifah, perkawinan Fatimah dirayakan dengan resmi dan besar-besaran, dan ditata dengan perhiasan emas mutu-manikam yang tiada ternilai indah dan harganya. Namun sesudah perkawinannya selesai, sesudah Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi khalifah dan Amirul Mukminin, Umar langsung mengajukan pilihan kepada Fatimah, isteri tercinta. Umar berkata kepadanya, “Isteriku sayang, aku harap engkau memilih satu di antara dua.”



Fatimah bertanya kepada suaminya, “Memilih apa, kakanda?”



Umar bin Abdul Azz menerangkan, “Memilih antara perhiasan emas berlian yang kau pakai atau Umar bin Abdul Aziz yang mendampingimu.”



“Demi Allah,” kata Fatimah, “Aku tidak memilih pendamping lebih mulia daripadamu, ya Amirul Mukminin. Inilah emas permata dan seluruh perhiasanku.”



Hikmah 1 : Kezuhudan beliau dan keluarganya.



Kemudian Khalifah Umar bin Abdul Aziz menerima semua perhiasan itu dan menyerahkannya ke Baitulmal, khas Negara kaum muslimin. Sementara Umar bin Abdul Aziz dan keluarganya makan makanan rakyat biasa, yaitu roti dan garam sedikit.



Pada suatu hari raya puteri-puterinya datang kepadanya, “Ya Ayah, besok hari raya. Kami tidak punya baju baru…”



Mendengar keluhan puteri-puterinya itu, khalifah Umar berkata kepada mereka. “Wahai puteri-puteriku sayang, hari raya itu bukan bagi orang yang berbaju baru, akan tetapi bagi yang takut kepada ancaman Allah.”



Mengetahui hal tersebut, pengelola baitulmal berusaha menengahi, “Ya Amirul Mukminin, kiranya tidak akan menimbulkan masalah jika diberikan gaji di muka setiap bulan.”



Umar bin Abdul Aziz sangat marah mendengar perkataan pengurus Baitulmal. Ia berkata, “Celaka engkau! Apakah kau memiliki ilmu ghaib bahwa aku akan hidup hingga esok hari!?”



Hikmah 2 : Menyadari beratnya tanggung jawab seorang pemimpin



Ketika Umar bin Abdul Azis mendapat promosi, dari Gabenur Madinah menjadi Khalifah, ia menangis dan pengsan. Ia menyatakan, bahwa beban kewajiban seberat ribuan gunung telah diletakan kepundaknya, pada hal untuk mengurus diri sendiri pun ia merasa belum mampu. Sekarang di beri amanah mengurus umat. Setelah Umar bin Abdul Aziz RA dilantik menjadi Khalifah, beliau pergi ke mushallahnya dan menangis tersedu-sedu. Ketika di tanyakan kepadanya tentang penyebab tangisnya, beliau menjawab,” aku memikul amanat umat ini dan aku tangisi orang -orang yang menjadi amanat atasku, yaitu kaum fakir miskin yang lemah dan lapar, ibnu sabil yang kehilangan tujuan dan terlantar, orang-orang yang di zalimi dan di paksa menerimanya, orang-orang yang banyak anaknya dan berat beban hidupnya. Merasa bertanggung jawab atas beban mereka, karena itu, aku menangisi diriku sendiri karena beratnya amanat atas diriku.”



Konon semasa ia menjabat sebagai Khalifah, tak satu pun mahluk dinegerinya menderita kelaparan. Tak ada serigala mencuri ternakan penduduk kota, tak ada pengemis di sudut-sudut kota, tak ada penerima zakat karena setiap orang mampu membayar zakat. Lebih mengagumkan lagi, penjara tak ada penghuninya. Sejak di angkat menjadi Khalifah Umar bertekad, dalam hatinya ia berjanji tidak akan mengecewakan amanah yang di berikan kepadanya.



Hikmah 3 : Bagaimana seharusnya sikap seorang pemimpin.



Salah seorang Gabenurnya menulis surat. Isinya minta dana untuk membangun benteng sekeliling kota. Khalifah membalas suratnya. "Apa manfaatnya membangun benteng ? Bentengilah ibu kota dengan keadilan, dan bersihkan jalan-jalannya dari kezaliman.” Ada pepatah mengatakan,”seorang alim harus mengajar dirinya sebelum mengajar orang lain, dan hendaknya mengajar dengan prilakunya sebelum mengajar dengan ucapan -ucapannya.” Pepatah itu pasti untuk peribadi Umar bin Abdul Aziz.



Hikmah 4 : Berhati-hati, Halallan Toyyiban & Menghindari hal yang syubhat



Suatu hari Khalifah Umar bin Abdul Aziz mendapat hidangan sepotong roti yang masih hangat, harum dan membangkitkan selera dari isterinya.



"Dari mana roti ini?” tanyanya.



” buatan saya sendiri,” jawab isterinya.



” Berapa kau habiskan wang untuk membeli terigu dan bumbu-bumbunya?”



"hanya tiga setengah dirham saja,” jawab isterinya.



” Aku perlu tahu asal usul benda yang akan masuk kedalam perutku, agar aku dapat mempertanggung jawabkannya di hadirat Allah SWT. Wang tiga setengah dirham itu dari mana ?”



"Setiap hari saya menyisihkan setengah dirham dari wang belanja yang anda berikan, wahai Amirul Mukminin, sehingga dalam seminggu terkumpul tiga setengah dirham. Cukup untuk membeli bahan-bahan roti yang halalan thayyiban,” kata isteri Khalifah menjelaskan.



” Baiklah kalau begitu. Saya percaya, asal usul roti ini halal dan bersih. Namun, saya berpendapat lain. Ternyata biaya kebutuhan hidup kita sehari-hari perlu di kurangi setengah dirham, agar kita tidak mendapat kelebihan yang membuat kita mampu memakan roti atas tanggungan umat,” tegas Khalifah.



Dan sejak hari itu, umar membuat instruksi kepada bendaharawan Baitul Maal untuk mengurangi perbelanjaan harian keluarga Umar sebesar setengah dirham.



” Saya juga akan berusaha menganti harga roti itu, agar hati dan perut saya tenang dari gangguan perasaan, karena telah memakan harta umat demi kepentingan pribadi,” sambung Khalifah.



Disebutkan lagi, suatu ketika Amirul Mukminin Umar bin Abdil Azis, di kunjungi saudaranya. Maksudnya meminta tambahan sumbangan dari Baitul Maal. Ketika itu, Amirul Mukminin sedang makan kacang bercampur bawang dan adas, makanan rakyat awam. Umar menghentikan makannya, lalu mengambil sekeping wang logam satu dirham dan membakarny,.di bungkusnya wang itu dengan sepotong kain dan di berikannya kepada saudaranya seraya berkata,



” Inilah tambahan sumbangan wang yang saudaraku minta.”



Saudaraku menjerit kepanasan ketika menyentuh bungkusan berisi wang logam panas itu. Umar berkata,



” Kalau api dunia terasa sangat panas bagaimana kelak api neraka yang akan menbakar aku dan saudara ku karena menghianati amanah dan menyelewengkan harta kaum muslimin?”



Masya Allah, itulah berakah memegang amanah Allah. Betapa rezeki yang halal dengan izin Allah, bisa membentuk pribadi-pribadi keturunan yang menawan.



Hikmah 5 : Qiyamullail



Fatimah Rahimahullah berkata,

“Umar bin Abdul Aziz, jika masuk ke rumah, dia langsung menuju ke mushallanya, kemudian dia menangis dan berdo’a sampai kedua matanya lelah (tidur), kemudian bangun. Seperti itulah yang dia lakukan di setiap malam.” (Taarikh Khulafa, As-Suyuthi)



Fatimah Rahimahullah berkata,

“Mungkin ada orang yang lebih banyak mengerjakan shalat dan puasa daripada Umar bin Abdul Aziz, tetapi aku belum pernah melihat orang yang lebih takut kepada Tuhannya daripada Umar. Jika dia shalat Isya' terakhir (malam) dia menyendiri di mushallanya, lalu berdo’a dan menangis sampai kedua matanya tertidur. Kemudian bangun, berdoa dan menangis lagi sampai kedua matanya tertidur. Terus begitu sampai datang waktu shubuh.” (Az-Zuhud, Imam Ahmad)



Fatimah Rahimahullah berkata,

“Umar telah mengabdikan jiwa dan raganya untuk kepentingan manusia. Dia duduk untuk mereka di siang harinya, jika datang waktu sore dia masih melanjutkan tugasnya dalam memenuhi kebutuhan manusia sampai malam. Pada suatu sore dia sudah selesai dari tugas-tugasnya di siang hari, lalu dia mengambil lampu yang minyaknya diambil dari wangnya sendiri, kemudian berdiri dan shalat dua rakaat, kemudian dia merunduk dan meletakkan kepalanya di antara kedua tangannya, air matanya menetes di atas pipinya dan menangis tersedu-sedu. Demikianlah keadaannya pada malam itu sampai datang waktu subuh. Sedangkan pagi harinya dia berpuasa.” (Sirah Umar bin Abdul Aziz, Ibnu Al-Jau



Pada suatu malam, Umar bin Abdul Aziz Rahimahullah bangun untuk shalat malam, lalu membaca firman Allah, “Wa al-laili izaa yaghsyaa” (QS. Al-Lail), sampai pada firman Allah, “Fa andzartukum naaran taladzdzaa“, dia menangis sehingga tidak mampu melanjutkan ayat selanjutnya surat itu, dua atau tiga kali, sampai kemudian beliau membaca surat lainnya. (At-takwiif min An-Naar, Ibnu Rajab)



Kisah yang lain,



Hikmah 6 :Kekhawatiranya pada hari Akhir



Umar bin Abdul Aziz tertarik waktu hamba sahaya itu bercerita.



“Ya, Amirul Mukminin. Semalam saya bermimpi kita sudah tiba di hari kiamat. Semua manusia dibangkitkan Allah, lalu dihisab. Saya juga melihat jambatan shiratal mustaqim.”



Umar bin Abdul Azis mendengarkan dengan saksama. “Lalu apa yang engkau lihat?” tanyanya.



“Hamba melihat satu per satu manusia diperintahkan berjalan melewati jembatan shiratal mustaqim. Penguasa Bani Umaiyah, Abdul Malik bin Marwan, hamba lihat ada di antara orang yang pertama kali dihisab. la berjalan melewati jambatan shiratal mustaqim. Tapi, baru dua langkah, dia sudah jatuh ke dalam jurang neraka. Saat ia jatuh, tubuhnya tak terlihat lagi. Hamba hanya mendengar suaranya. la terdengar menangis dan memohon ampun kepada Allah,” jawab hamba sahaya itu.



Umar bin Abdul Azis tertegun mendengar cerita itu. Hatinya gelisah.



“Lalu bagaimana?” ia bertanya dengan gundah.



“Setelah itu giliran putranya, Walid bin Abdul Malik bin Marwan. Ia juga terpeleset dan masuk ke dalam jurang neraka. Lalu tiba giliran para khalifah yang lain. Saya melihat, satu per satu mereka pun jatuh. Sehingga tidak ada yang sanggup melewati jambatan shiratal mustaqim itu,” kata sang hamba sahaya.



Umar bin Abdul Azis tercegat karena merasakan takut dan khawatir dalam dadanya. Sebab, ia juga seorang khalifah. la sadar, menjaga amanah kepemimpinan dan kekuasaan itu sangat berat. Dan ia pun yakin, setiap pemimpin harus bisa mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Tidak ada seorang pun yang akan lolos dari hitungan Allah.



Jantung Umar seketika berdegub kencang. Nafasnya memburu. Ia cemas, jangan-jangan nasibnya akan sama dengan para pemimpin lain yang dikisahkan hamba sahaya itu. Karena cemas dan takut, Umar bin Abdul Azis meneteskan air mata. Ia menangis.



“Ya Allah, apakah aku akan bernasib sama dengan mereka yang dilihat hamba sahaya ini di dalam mimpinya? Apakah aku telah berlaku tidak adil selama memimpin? Pantaskah aku merasakan surgaMu, ya Allah?” bisik Umar bin Abdul Azis di dalam hati. Air matanya kian deras mengalir.



“Lalu tibalah giliran Anda, Amirul Mukminin,” kata hamba sahaya itu.



Ucapan hamba sahaya itu menambah deras air mata Umar bin Abdul Azis. Umar kian cemas. Kecemasan Umar membuat tubuhnya gemetaran. Ia menggigil ketakutan. Wajahnya pucat. Matanya menatap nanar ke satu sudut ruangan.



Saat itu, Umar bin Abdul Azis mengingat dengan jelas peringatan Allah SWT, “Ingatlah pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka. Dikatakan kepada mereka : Rasakanlah sentuhan api neraka.”



Hamba sahaya itu justru kaget melihat reaksi khalifah Umar bin Abdul Aziz yang luar biasa. Dalam hati, ia merasa serba salah. Sebab, ia sama sekali tidak punya maksud untuk menakut-nakuti khalifah. Ia sekadar menceritakan mimpi yang dialaminya.



Melihat kepanikan khalifah, hamba sahaya itu lalu berusaha menenangkan Umar bin Abdul Aziz. Namun, Umar bin Abdul Aziz belum bisa tenang. Maka, hamba sahaya itu pun meneruskan ceritanya dengan berkata, “Wahai Amirul Mukminin, demi Allah, aku melihat engkau berhasil melewati jembatan itu. Engkau sampai di surga dengan selamat!”



Mendengar itu, Umar bin Abdul Azis bukan tersenyum apalagi tertawa. Ia diam. Cukup lama Umar tertegun. Cerita itu benar-benar membuatnya berpikir dan merenung.



Ada hikmah yang lalu dipetik Umar dari cerita itu. Dan sejak itu, ia menanamkan tekad untuk lebih berhati-hati dalam amanah kekuasaan. Itu adalah amanah Allah yang sangat berat.



Hikmah 7 : Mau mengambil pelajaran & diingatkan oleh orang yang lebih muda



Ketika Umar bin Abdul Aziz selesai menguburkan sepupunya, Sulaiman bin Abdul Malik (Amirul Mukminin yang menjabat sebelum dirinya), dia masuk ke kamar tidurnya untuk beristirahat sebentar. Akan tetapi dia mendengar suara ketukan pintu. Setelah dia tahu bahwa anaknya, Abdul Malik, meminta izin untuk masuk, maka ia mengizinkannya. Sesudah mengucapkan salam si anak berkata, “Wahai Amirul Mukminin, apa yang ingin kau kerjakan?”



“Aku akan tidur sebentar,” kata Umar

“Engkau tidur siang dan tidak mencegah kezaliman dari pelakunya,” kata anak itu.



“Wahai anakkku, sesungguhnya aku berjaga malam tadi untuk mengurus bapa saudaramu Sulaiman, setelah aku shalat Zhuhur nanti aku akan kembali mencegah kezaliman dari pelakunya,” kata Umar.



Si anak kemudian berkata kepada bapaknya, “Saya tidak tahu pasti apakah engkau tetap hidup sampai Zhuhur nanti, berdirilah sekarang wahai amirul mukminin, tolaklah kezaliman dari pelakunya pertama kali.”



Umar bin Abdul Aziz berkata, “Mendekatlah kepadaku wahai anakku.”



Si anak lalu mendekat, Umar kemudian mencium keningnya seraya berkata, “Segala puji milik Allah yang telah menjadikan dari tulang sulbiku orang yang membantuku dalam urusan agamaku.”



Kekuasaan Khalifah Umar bin Abdul Aziz hanya berusia tiga puluh bulan, tetapi kekuasaannya yang singkat itu bagi Allah Ta’ala bernilai lebih dari tiga puluh abad. Beliau meninggalkan dunia fana ini dalam usia muda, yakni pada usia empat puluh tahun.



Pada zaman pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, pasukan kaum muslimin sudah mencapai pintu kota Paris di sebelah barat dan negeri Cina di sebelah timur. Pada waktu itu kekuasaan pemerintahan di Portugal dan Sepanyol berada di bawah kekuasaannya.



Indahnya akhlaq beliau, semoga kelak akan muncul pemimpn di benua ini seperti beliau..



atau mungkin kelak pemimpin itu adalah anda? :)

Indahnya Akhlaq Umar Bin Abdul Aziz

“Khalifah Umar sangat terkenal dengan kegiatannya beronda pada malam hari di sekitar daerah kekuasaannya. Pada suatu malam beliau mendengar dialog seorang anak perempuan dan ibunya, seorang penjual susu yang miskin.

Kata ibu "Wahai anakku, segeralah kita tambah air dalam susu ini supaya terlihat banyak sebelum terbit matahari. Anaknya menjawab "Kita tidak boleh berbuat seperti itu ibu, Amirul Mukminin melarang kita berbuat begini"

Si ibu masih mendesak "Tidak mengapa, Amirul Mukminin tidak akan tahu". Balas si anak "Jika Amirul Mukminin tidak tahu, tapi Tuhan Amirul Mukminin tahu".

Umar yang mendengar kemudian menangis. Betapa mulianya hati anak gadis itu.

Ketika pulang ke rumah, Umar bin Khattab menyuruh anak lelakinya, Asim menikahi gadis itu.

Kata Umar, “Semoga lahir dari keturunan gadis ini bakal pemimpin Islam yang hebat kelak yang akan memimpin orang-orang Arab dan Ajam."

Asim yang taat tanpa banyak tanya segera menikahi gadis miskin tersebut. Pernikahan ini melahirkan anak perempuan bernama Laila yang lebih dikenal dengan sebutan Ummu Asim. Ketika dewasa Ummu Asim menikah dengan Abdul-Aziz bin Marwan yang melahirkan Umar bin Abdul-Aziz.


Khalifah Umar bin Abdul Aziz.

Kisah Umar bin Abdul Azis dimulai dari kisah hikmah yang dialami oleh Khalifah Umar Al-Khattab R.A

Umar melamar gadis (anak wanita dalam kisah diatas) itu untuk dinikahkan dengan putranya Ashim. Pernikahan pun berlangsung. Dari hasil perkawinan itu lahir anak seorang perempuan yang kelak dinikahi oleh Abdul Aziz bin Marwan. Dan kemudian lahirlah Umar bin Abdul Azis,Khalifah.

Beberapa kisah keteladanan Umar bi Abdul Aziz:

Fatimah binti Abdul Malik bin Marwan dibesarkan dalam sekolah Islam dan terdidik dengan ilmu Al-Qur’an. Ayahnya adalah seorang khalifah. Abdul Malik bin Marwan dan suaminya juga seorang khalifah, yakni Umar bin Abdul Aziz. Keempat saudaranya pun semua khalifah, yaitu Al Walid Sulaiman, Al Yazid, dan Hisyam.

Ketika Fatimah dipinang untuk Umar bin Abdul Aziz, pada waktu itu Umar masih layaknya orang kebanyakan bukan sebagai calon pemangku jabatan khalifah. Sebagai putera dan saudari para khalifah, perkawinan Fatimah dirayakan dengan resmi dan besar-besaran, dan ditata dengan perhiasan emas mutu-manikam yang tiada ternilai indah dan harganya. Namun sesudah perkawinannya selesai, sesudah Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi khalifah dan Amirul Mukminin, Umar langsung mengajukan pilihan kepada Fatimah, isteri tercinta. Umar berkata kepadanya, “Isteriku sayang, aku harap engkau memilih satu di antara dua.”

Fatimah bertanya kepada suaminya, “Memilih apa, kakanda?”

Umar bin Abdul Azz menerangkan, “Memilih antara perhiasan emas berlian yang kau pakai atau Umar bin Abdul Aziz yang mendampingimu.”

“Demi Allah,” kata Fatimah, “Aku tidak memilih pendamping lebih mulia daripadamu, ya Amirul Mukminin. Inilah emas permata dan seluruh perhiasanku.”

Hikmah 1 : Kezuhudan beliau dan keluarganya.

Kemudian Khalifah Umar bin Abdul Aziz menerima semua perhiasan itu dan menyerahkannya ke Baitulmal, khas Negara kaum muslimin. Sementara Umar bin Abdul Aziz dan keluarganya makan makanan rakyat biasa, yaitu roti dan garam sedikit.

Pada suatu hari raya puteri-puterinya datang kepadanya, “Ya Ayah, besok hari raya. Kami tidak punya baju baru…”

Mendengar keluhan puteri-puterinya itu, khalifah Umar berkata kepada mereka. “Wahai puteri-puteriku sayang, hari raya itu bukan bagi orang yang berbaju baru, akan tetapi bagi yang takut kepada ancaman Allah.”

Mengetahui hal tersebut, pengelola baitulmal berusaha menengahi, “Ya Amirul Mukminin, kiranya tidak akan menimbulkan masalah jika diberikan gaji di muka setiap bulan.”

Umar bin Abdul Aziz sangat marah mendengar perkataan pengurus Baitulmal. Ia berkata, “Celaka engkau! Apakah kau memiliki ilmu ghaib bahwa aku akan hidup hingga esok hari!?”

Hikmah 2 : Menyadari beratnya tanggung jawab seorang pemimpin

Ketika Umar bin Abdul Azis mendapat promosi, dari Gabenur Madinah menjadi Khalifah, ia menangis dan pengsan. Ia menyatakan, bahwa beban kewajiban seberat ribuan gunung telah diletakan kepundaknya, pada hal untuk mengurus diri sendiri pun ia merasa belum mampu. Sekarang di beri amanah mengurus umat. Setelah Umar bin Abdul Aziz RA dilantik menjadi Khalifah, beliau pergi ke mushallahnya dan menangis tersedu-sedu. Ketika di tanyakan kepadanya tentang penyebab tangisnya, beliau menjawab,” aku memikul amanat umat ini dan aku tangisi orang -orang yang menjadi amanat atasku, yaitu kaum fakir miskin yang lemah dan lapar, ibnu sabil yang kehilangan tujuan dan terlantar, orang-orang yang di zalimi dan di paksa menerimanya, orang-orang yang banyak anaknya dan berat beban hidupnya. Merasa bertanggung jawab atas beban mereka, karena itu, aku menangisi diriku sendiri karena beratnya amanat atas diriku.”

Konon semasa ia menjabat sebagai Khalifah, tak satu pun mahluk dinegerinya menderita kelaparan. Tak ada serigala mencuri ternakan penduduk kota, tak ada pengemis di sudut-sudut kota, tak ada penerima zakat karena setiap orang mampu membayar zakat. Lebih mengagumkan lagi, penjara tak ada penghuninya. Sejak di angkat menjadi Khalifah Umar bertekad, dalam hatinya ia berjanji tidak akan mengecewakan amanah yang di berikan kepadanya.

Hikmah 3 : Bagaimana seharusnya sikap seorang pemimpin.

Salah seorang Gabenurnya menulis surat. Isinya minta dana untuk membangun benteng sekeliling kota. Khalifah membalas suratnya. "Apa manfaatnya membangun benteng ? Bentengilah ibu kota dengan keadilan, dan bersihkan jalan-jalannya dari kezaliman.” Ada pepatah mengatakan,”seorang alim harus mengajar dirinya sebelum mengajar orang lain, dan hendaknya mengajar dengan prilakunya sebelum mengajar dengan ucapan -ucapannya.” Pepatah itu pasti untuk peribadi Umar bin Abdul Aziz.

Hikmah 4 : Berhati-hati, Halallan Toyyiban & Menghindari hal yang syubhat

Suatu hari Khalifah Umar bin Abdul Aziz mendapat hidangan sepotong roti yang masih hangat, harum dan membangkitkan selera dari isterinya.

"Dari mana roti ini?” tanyanya.

” buatan saya sendiri,” jawab isterinya.

” Berapa kau habiskan wang untuk membeli terigu dan bumbu-bumbunya?”

"hanya tiga setengah dirham saja,” jawab isterinya.

” Aku perlu tahu asal usul benda yang akan masuk kedalam perutku, agar aku dapat mempertanggung jawabkannya di hadirat Allah SWT. Wang tiga setengah dirham itu dari mana ?”

"Setiap hari saya menyisihkan setengah dirham dari wang belanja yang anda berikan, wahai Amirul Mukminin, sehingga dalam seminggu terkumpul tiga setengah dirham. Cukup untuk membeli bahan-bahan roti yang halalan thayyiban,” kata isteri Khalifah menjelaskan.

” Baiklah kalau begitu. Saya percaya, asal usul roti ini halal dan bersih. Namun, saya berpendapat lain. Ternyata biaya kebutuhan hidup kita sehari-hari perlu di kurangi setengah dirham, agar kita tidak mendapat kelebihan yang membuat kita mampu memakan roti atas tanggungan umat,” tegas Khalifah.

Dan sejak hari itu, umar membuat instruksi kepada bendaharawan Baitul Maal untuk mengurangi perbelanjaan harian keluarga Umar sebesar setengah dirham.

” Saya juga akan berusaha menganti harga roti itu, agar hati dan perut saya tenang dari gangguan perasaan, karena telah memakan harta umat demi kepentingan pribadi,” sambung Khalifah.

Disebutkan lagi, suatu ketika Amirul Mukminin Umar bin Abdil Azis, di kunjungi saudaranya. Maksudnya meminta tambahan sumbangan dari Baitul Maal. Ketika itu, Amirul Mukminin sedang makan kacang bercampur bawang dan adas, makanan rakyat awam. Umar menghentikan makannya, lalu mengambil sekeping wang logam satu dirham dan membakarny,.di bungkusnya wang itu dengan sepotong kain dan di berikannya kepada saudaranya seraya berkata,

” Inilah tambahan sumbangan wang yang saudaraku minta.”

Saudaraku menjerit kepanasan ketika menyentuh bungkusan berisi wang logam panas itu. Umar berkata,

” Kalau api dunia terasa sangat panas bagaimana kelak api neraka yang akan menbakar aku dan saudara ku karena menghianati amanah dan menyelewengkan harta kaum muslimin?”

Masya Allah, itulah berakah memegang amanah Allah. Betapa rezeki yang halal dengan izin Allah, bisa membentuk pribadi-pribadi keturunan yang menawan.

Hikmah 5 : Qiyamullail

Fatimah Rahimahullah berkata,
“Umar bin Abdul Aziz, jika masuk ke rumah, dia langsung menuju ke mushallanya, kemudian dia menangis dan berdo’a sampai kedua matanya lelah (tidur), kemudian bangun. Seperti itulah yang dia lakukan di setiap malam.” (Taarikh Khulafa, As-Suyuthi)

Fatimah Rahimahullah berkata,
“Mungkin ada orang yang lebih banyak mengerjakan shalat dan puasa daripada Umar bin Abdul Aziz, tetapi aku belum pernah melihat orang yang lebih takut kepada Tuhannya daripada Umar. Jika dia shalat Isya' terakhir (malam) dia menyendiri di mushallanya, lalu berdo’a dan menangis sampai kedua matanya tertidur. Kemudian bangun, berdoa dan menangis lagi sampai kedua matanya tertidur. Terus begitu sampai datang waktu shubuh.” (Az-Zuhud, Imam Ahmad)

Fatimah Rahimahullah berkata,
“Umar telah mengabdikan jiwa dan raganya untuk kepentingan manusia. Dia duduk untuk mereka di siang harinya, jika datang waktu sore dia masih melanjutkan tugasnya dalam memenuhi kebutuhan manusia sampai malam. Pada suatu sore dia sudah selesai dari tugas-tugasnya di siang hari, lalu dia mengambil lampu yang minyaknya diambil dari wangnya sendiri, kemudian berdiri dan shalat dua rakaat, kemudian dia merunduk dan meletakkan kepalanya di antara kedua tangannya, air matanya menetes di atas pipinya dan menangis tersedu-sedu. Demikianlah keadaannya pada malam itu sampai datang waktu subuh. Sedangkan pagi harinya dia berpuasa.” (Sirah Umar bin Abdul Aziz, Ibnu Al-Jau

Pada suatu malam, Umar bin Abdul Aziz Rahimahullah bangun untuk shalat malam, lalu membaca firman Allah, “Wa al-laili izaa yaghsyaa” (QS. Al-Lail), sampai pada firman Allah, “Fa andzartukum naaran taladzdzaa“, dia menangis sehingga tidak mampu melanjutkan ayat selanjutnya surat itu, dua atau tiga kali, sampai kemudian beliau membaca surat lainnya. (At-takwiif min An-Naar, Ibnu Rajab)

Kisah yang lain,

Hikmah 6 :Kekhawatiranya pada hari Akhir

Umar bin Abdul Aziz tertarik waktu hamba sahaya itu bercerita.

“Ya, Amirul Mukminin. Semalam saya bermimpi kita sudah tiba di hari kiamat. Semua manusia dibangkitkan Allah, lalu dihisab. Saya juga melihat jambatan shiratal mustaqim.”

Umar bin Abdul Azis mendengarkan dengan saksama. “Lalu apa yang engkau lihat?” tanyanya.

“Hamba melihat satu per satu manusia diperintahkan berjalan melewati jembatan shiratal mustaqim. Penguasa Bani Umaiyah, Abdul Malik bin Marwan, hamba lihat ada di antara orang yang pertama kali dihisab. la berjalan melewati jambatan shiratal mustaqim. Tapi, baru dua langkah, dia sudah jatuh ke dalam jurang neraka. Saat ia jatuh, tubuhnya tak terlihat lagi. Hamba hanya mendengar suaranya. la terdengar menangis dan memohon ampun kepada Allah,” jawab hamba sahaya itu.

Umar bin Abdul Azis tertegun mendengar cerita itu. Hatinya gelisah.

“Lalu bagaimana?” ia bertanya dengan gundah.

“Setelah itu giliran putranya, Walid bin Abdul Malik bin Marwan. Ia juga terpeleset dan masuk ke dalam jurang neraka. Lalu tiba giliran para khalifah yang lain. Saya melihat, satu per satu mereka pun jatuh. Sehingga tidak ada yang sanggup melewati jambatan shiratal mustaqim itu,” kata sang hamba sahaya.

Umar bin Abdul Azis tercegat karena merasakan takut dan khawatir dalam dadanya. Sebab, ia juga seorang khalifah. la sadar, menjaga amanah kepemimpinan dan kekuasaan itu sangat berat. Dan ia pun yakin, setiap pemimpin harus bisa mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Tidak ada seorang pun yang akan lolos dari hitungan Allah.

Jantung Umar seketika berdegub kencang. Nafasnya memburu. Ia cemas, jangan-jangan nasibnya akan sama dengan para pemimpin lain yang dikisahkan hamba sahaya itu. Karena cemas dan takut, Umar bin Abdul Azis meneteskan air mata. Ia menangis.

“Ya Allah, apakah aku akan bernasib sama dengan mereka yang dilihat hamba sahaya ini di dalam mimpinya? Apakah aku telah berlaku tidak adil selama memimpin? Pantaskah aku merasakan surgaMu, ya Allah?” bisik Umar bin Abdul Azis di dalam hati. Air matanya kian deras mengalir.

“Lalu tibalah giliran Anda, Amirul Mukminin,” kata hamba sahaya itu.

Ucapan hamba sahaya itu menambah deras air mata Umar bin Abdul Azis. Umar kian cemas. Kecemasan Umar membuat tubuhnya gemetaran. Ia menggigil ketakutan. Wajahnya pucat. Matanya menatap nanar ke satu sudut ruangan.

Saat itu, Umar bin Abdul Azis mengingat dengan jelas peringatan Allah SWT, “Ingatlah pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka. Dikatakan kepada mereka : Rasakanlah sentuhan api neraka.”

Hamba sahaya itu justru kaget melihat reaksi khalifah Umar bin Abdul Aziz yang luar biasa. Dalam hati, ia merasa serba salah. Sebab, ia sama sekali tidak punya maksud untuk menakut-nakuti khalifah. Ia sekadar menceritakan mimpi yang dialaminya.

Melihat kepanikan khalifah, hamba sahaya itu lalu berusaha menenangkan Umar bin Abdul Aziz. Namun, Umar bin Abdul Aziz belum bisa tenang. Maka, hamba sahaya itu pun meneruskan ceritanya dengan berkata, “Wahai Amirul Mukminin, demi Allah, aku melihat engkau berhasil melewati jembatan itu. Engkau sampai di surga dengan selamat!”

Mendengar itu, Umar bin Abdul Azis bukan tersenyum apalagi tertawa. Ia diam. Cukup lama Umar tertegun. Cerita itu benar-benar membuatnya berpikir dan merenung.

Ada hikmah yang lalu dipetik Umar dari cerita itu. Dan sejak itu, ia menanamkan tekad untuk lebih berhati-hati dalam amanah kekuasaan. Itu adalah amanah Allah yang sangat berat.

Hikmah 7 : Mau mengambil pelajaran & diingatkan oleh orang yang lebih muda

Ketika Umar bin Abdul Aziz selesai menguburkan sepupunya, Sulaiman bin Abdul Malik (Amirul Mukminin yang menjabat sebelum dirinya), dia masuk ke kamar tidurnya untuk beristirahat sebentar. Akan tetapi dia mendengar suara ketukan pintu. Setelah dia tahu bahwa anaknya, Abdul Malik, meminta izin untuk masuk, maka ia mengizinkannya. Sesudah mengucapkan salam si anak berkata, “Wahai Amirul Mukminin, apa yang ingin kau kerjakan?”

“Aku akan tidur sebentar,” kata Umar
“Engkau tidur siang dan tidak mencegah kezaliman dari pelakunya,” kata anak itu.

“Wahai anakkku, sesungguhnya aku berjaga malam tadi untuk mengurus bapa saudaramu Sulaiman, setelah aku shalat Zhuhur nanti aku akan kembali mencegah kezaliman dari pelakunya,” kata Umar.

Si anak kemudian berkata kepada bapaknya, “Saya tidak tahu pasti apakah engkau tetap hidup sampai Zhuhur nanti, berdirilah sekarang wahai amirul mukminin, tolaklah kezaliman dari pelakunya pertama kali.”

Umar bin Abdul Aziz berkata, “Mendekatlah kepadaku wahai anakku.”

Si anak lalu mendekat, Umar kemudian mencium keningnya seraya berkata, “Segala puji milik Allah yang telah menjadikan dari tulang sulbiku orang yang membantuku dalam urusan agamaku.”

Kekuasaan Khalifah Umar bin Abdul Aziz hanya berusia tiga puluh bulan, tetapi kekuasaannya yang singkat itu bagi Allah Ta’ala bernilai lebih dari tiga puluh abad. Beliau meninggalkan dunia fana ini dalam usia muda, yakni pada usia empat puluh tahun.

Pada zaman pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, pasukan kaum muslimin sudah mencapai pintu kota Paris di sebelah barat dan negeri Cina di sebelah timur. Pada waktu itu kekuasaan pemerintahan di Portugal dan Sepanyol berada di bawah kekuasaannya.

Indahnya akhlaq beliau, semoga kelak akan muncul pemimpn di benua ini seperti beliau..

atau mungkin kelak pemimpin itu adalah anda? :)

LIMA ALAM YANG SUDAH DAN AKAN DILALUI

Oleh Von Edison alouisci



Dengan nama Allah yang maha Pengasih maha Penyayang



Segala puji bagi Allah S.W.T yang mana telah mencipta bumi dan langit, bumi itu pula berlapis, dan langit itu bertingkat walaupun kita tidak dapat lihat dengan mata kasar. Begitu juga dengan manusia yang hidupnya itu akan melalui alam-alam, yang bermula dengan penciptaan datuk moyang kita Nabi Adam A.s hingga ke alam barzakh sebelum kita ke alam yang abadi iaitu kekal di Syurga.



Berapa alam yang manusia akan lalui sebenarnya?





Alam yang pertama



1. Alam yang kita lalui di sulbi ayah.

2. Kemudian berpindah ke dalam Rahim ibu.





“Dan ketika Tuhan kamu menjadikan keturunan Adam dari punggungnya, dan Tuhan mengambil kesaksian dari mereka dengan berkata: Bukankah Aku ini Tuhan kamu? Mereka berkata: Bahkan! Kami menjadi saksi, bahwa kamu nanti di Hari Kiamat tiada dapat mengatakan, bahwa kami ini lalai dari perkara itu”(Surah Al-A’raaf ayat 172)



Jelaslah di ayat ini, yang mana Allah S.W.T telah menyatakan kisah Hari Mitsaaq (hari perjanjian) yang mana kita zuriat Nabi Adam A.s telah pun berjanji untuk mengakui keesaan dan ketuhanan Allah S.W.T



Alam yang manusia akan telah pun lalui di alam yang mana masanya sejak Allah Ta’ala mencipta Adam A.s dan membekalkan zuriat di tulang punggungnya yang penuh keberkatan.



Alam yang kedua



Alam yang kita menjalani hidup di dunia.

Ibnul Jawzi telah membahagikan peringkat-peringkat umur itu kepada lima kategori:



1. Masa kanak-kanak: iaitu dari peringkat umur bayi hingga seseorang itu mencapai umur lima belas tahun.



2. Masa muda: iaitu dari peringkat umur lima belas tahun (15), hingga umur tiga puluh lima tahun (35).



3. Masa dewasa: iaitu dari peringkat umur 35 tahun, hingga 50 tahun.



4. Masa tua: iaitu dari peringkat umur 50 tahun hingga umur 70tahun.



5. Masa tua Bangka, iaitu dari peringkat umur 70 tahun hinggalah ke akhir umur yang dikurniakan Tuhan.



Mengapakah para Ulama telah membahagikan umur-umur manusia hingga sedemikan peringkat? Apa yang kita sebagai manusia -lebih lebih lagi umat Islam dapat mempelajari dari pembahagian ini?



Krn di alam yang kedua inilah alam yang tidak kekal alam yang manusia diminta untuk beramal dan diuji, amalan kita di ambil kira dihisab, oleh itu, maka elok kita mengenal pasti peringkat mana yang harus kita mula mendidik dan anak-anak kita mula beramal. Bukan kah Nabi Muhammad S.A.W telah memesan umat Islam:



“Kedua kaki anak Adam itu akan tetap berdiri di hadapan Tuhannya pada Hari Kiamat, sehingga selesai ditanya tentang empat perkara”



1. Tentang umurnya, untuk apa dihabiskan.

2. Tentang masa mudanya, untuk apa dipergunakan.

3. Tentang hartanya, dari mana diperolehi dan untuk apa dibelanjakan.

4. Tentang ilmunya, apa yang sudah dibuat dengannya.





Alam yang ketiga



Di alam Barzakh, ketika kita di kubur.



Bermulanya dari masa manusia keluar dari dunia ini dengan menempuhi mati hinggalah ia dibangkitkan dari kubur.



Siksaan kubur



Siksaan Kubur adalah HAK yaitu benar, seperti Sabda  Rasulullah s.a.w pernah berpesan. Dan beliau telah mengkhabar pada umatnya, “Kebanyakan siksa kubur disebabkan tiada memelihara diri dari kencing.”



Nabi juga berpesan supaya kita memohon pada Allah Ta’ala supaya dihindarkan dari siksaan kubur. Alam yang Allah S.W.T telah nyatakan dalam firmannya:



“Dan di hadapan mereka terdapat Barzakh, hingga ke hari mereka dibangkitkan.”(Al-Mu’minun: 100)



Di alam ini, walau jasad musnah kecuali para wali-wali Allah S.W.T ditelan bumi dek zaman, tetapi roh manusia itu kekal di alam Barzakh. Di alam yang mana manusia lalui antara alam Dunia dan alam Akhirat di masa antara dua tiupan.



Alam yang keempat



Di Padang Mahsyar



Bermulanya daripada kebangkitan manusia dari kuburnya untuk menerima pengadilan Tuhan, sehinggalah kepada masuknya ahli syurga ke syurga, dan masuknya ahli neraka ke dalam neraka.



“ Dan ditiupkanlah pada sangkakala, maka mereka pun bangun dari kubur masing-masing, lalu datang kepada Tuhan mereka dengan berbondong-bondong.”(Yassin:51)



Mizan (Amalan ditimbang)



Di alam ini, umat manusia akan melalui saat genting, mereka akan menuju ke padang Mahsyar supaya amalan mereka dihitung oleh Allah S.W.T, bahkan amalan mereka akan di timbang, sebagaimana firman Allah Taa’la:



“ Dan neraca pada hari itu tepat, maka barangsiapa yang berat timbangannya (kebaikan), niscayalah mereka itu menjadi orang-orangyang beruntung. Dan barang siapa yang ringan timbangannya, niscayalah mereka itu adalah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka tiada mempercayai keterangan-keterangan Kami.” (Al-A’raf:8-9)



Di titian Shirath



Setelah itu manusia akan melalui Shirath (jembatan), yang mana ianya dipasang di atas muka jahannam, seperti diriwayatkan, Shirath itu lebih tajam dari pedang dan lebih halus dari rambut, tatkala itu manusia akan melaluinya menurut kadar amalan masing-masing.



a. Ada yang umpama kilat ketika melintasi titian Shirath. Ada yang umpama angin. Ada yang seperti burung atau kuda.

b. Begitu juga ada yang merangkak dan ada yang dijilat api, dan yang ada terjerumus ke gaung nereka.



Di telaga Nabi Muhammad S.a.w (Haudh)



Setelah terlepas dari titian Shirath, tatkala itu umat manusia yang beriman akan menghampiri Haudh (telaga) Rasulullah S.a.w dan sekali teguk saja segala haus dan dahaga akan hilang. –Supaya Allah mengurniakan pada kita seteguk dari cawan Rasulullah S.a.w- Air dari Haudh itu lebih putih dari susu, lebih manis dari madu.



Pesanan Rasulullah S.a.w



“Siapa yang melepaskan dari seorang Muslim satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia, niscaya Allah akan melepaskan daripadanya satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan Hari Kiamat. Siapa yang menutup rahsia (keburukan) seorang Muslim, niscaya Allah akan menutup rahsianya di dunia dan akhirat.”



Dan marilah kita hayati kata mutiara dari Rasulullah S.a.w sebagai pedoman untuk kita tempuhi alam yang keempat ini, dan kita mengharapkan Syafaat dari Baginda S.a.w disaat itu sepertimana kita mengharapkan Syafaat serta Wasilah. Beliau setiap kali kita membaca Doa azan, “Wahai Tuhanku yang mempunyai seruan yang sempurna ini dan sembahyang yang akan didirikan ini, berikanlah dengan limpahan kurniaMu kepada Muhammad Wasilah(kedudukan yang paling tinggi dalam syurga) dan keutamaan serta limpahkanlah kepadanya Maqam yang terpuji yang Engkau telah janjikan baginya.”



Alam yang Kelima



Di negeri Abadi (Syurga dan Neraka)



Di alam ini, adalah masa kemasukan ahli neraka dan kemasukan ahli syurga ke syuga buat selama-lamanya yang tiada hujung dan penghabisannya.



Bukankah Nabi Muhammad S.a.w diutuskan untuk membawa rahmat untuk alam-alam, namun begitu ada yang telah mengingkari risalah yang diutuskan oleh Allah S.w.t. Maka balasan buat oleh yang telah mendustakan Nabi dan tidak beriman, maka balasan mereka seperti tertera dalam Al-Quran:



“ Maka Aku memperingatkan kamu akan api yang bernyala. Tiada masuk ke dalamnya melainkan orang yang jahat. Yang mendustakan (kebenaran) dan yang membelakangkan.”(Al-Lail: 14-16)



Telah Allah ciptakan neraka itu dengan mempunyai tujuh pintu. Sebagaimanayang tersebut di dalam Al-Quran:

“Neraka itu mempunyai tujuh pintu, tiap-tiap pintu daripadanya ada bahagian yang sudah ditentukan."



Nama-nama pintu dan tingkat neraka:



1. Jahannam

2. Saqar

3.Lazha

4.Huthamah

5. Sa’iir

6.Jahim

7. Hawiyah



Semua lapisan neraka yang tujuh itu telah siap dengan berbagai-bagai penyiksaan yang berat, hukuman yang dahsyat serta penghinaan yang terkeji. Kami memohon Allah Ta’ala, agar Dia melindungi kami sekalian dari siksaan api neraka dan melindungi datuk-nenek kita, kekasih-kekasih kita dan semua kaum Muslimin.



Syurga buat mukmin



Alam syurga yang mana telah dijanjikan buat orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Bukankah Allah S.w.t telah mengkhabarkan kepada kita : “ Dan pimpinlah orang-orang yang bertaqwa (memenuhi kewajiban) ke dalam syurga berbondong-bondong, sehingga apabila mereka mendatanginya, dibukakan pintu-pintunya, dan penjaga-penjaganya berkata: Selamat sejahtera untuk kamu! Kamu telah melakukan yang baik, maka masuklah kamu ke dalamnya buat selama-lamanya.” (Az-Zumar:73)



Syurga yang mana Nabi Muhammad S.a.w penah bersabda: “ Berfirman Allah Ta’ala: Aku sediakan untuk hamba-hambaKu yang saleh sesuatu yang tiada pernah:

a.dilihat oleh mata.

b. didengar oleh telinga

c. tiada telintas di hati sesiapa pun.



Nikmat-nikmat di syurga:



Bayangkan, segala nikmat yang berlaku didunia ini, tiada bandingannya di Syurga, yang penuh dengan nikmat-nikmat yang hebat diantaranya:



1. Mereka ahli syurga: bersandar di atas permaidani yang sebelah dalamnya diperbuat dari sutera.

2. Ada gadis-gadis sopan santun, belum pernah disinggung oleh manusia dan jin, dan mereka itu bagaikan permata delima dan mutiara.

3. di syurga An-Naim: ada sofa yang bertatahkan emas dan batu permata.

4. Mereka tiada merasa pening kepala atau mabuk.

5. Bidadari-bidadari yang bemata bulat jelita.

6. Tiada matahari yang berhawa panas dan bulan yang berhawa dingin.

7. Air mata Salsabil.

8. Mereka memakai pakaian dari sutera halus.





Nikmat yang besar selepas masuk ke syurga:



Melihat Allah S.w.t



Syurga-syurga yang sediakan ini, ada lapan pintu, dan ianya berbeda dari satu yang lain dan antara satu darjat dengan darjat yang lain sama seperti antara langit dan bumi.Darjat yang paling tinggi ialah Syurga FIRDAUS yang mana diatas nya terletak Arasy Allah S.w.t dan orang-orang beriman tatkala itu dilimpahi begitu byk nikmat, sehingga ditanya pada mereka: Apakah ada sesuatu yang lain yang kamu mahukan Aku tambahkan? Mereka menjawab:

a. bukankah Engkau telah memasukkan kami syurga

b. dan menyelamatkan kami dari api neraka?

Kemudian Hijab pun terangkat. Maka pada ketika itu, tiada sesuatu yang diberikan kepada kamu lebih utama daripada nikmat melihat kepada Wajah Tuhan Azzawajalla.



semoga menjadi renungan kita bersama





تحذير حول السن انسان oleh Imam Habib Abdullah Haddad

Terjemahan: Von Edison Alouisci



LIMA ALAM YANG SUDAH DAN AKAN DILALUI

Oleh Von Edison alouisci

Dengan nama Allah yang maha Pengasih maha Penyayang

Segala puji bagi Allah S.W.T yang mana telah mencipta bumi dan langit, bumi itu pula berlapis, dan langit itu bertingkat walaupun kita tidak dapat lihat dengan mata kasar. Begitu juga dengan manusia yang hidupnya itu akan melalui alam-alam, yang bermula dengan penciptaan datuk moyang kita Nabi Adam A.s hingga ke alam barzakh sebelum kita ke alam yang abadi iaitu kekal di Syurga.

Berapa alam yang manusia akan lalui sebenarnya?


Alam yang pertama

1. Alam yang kita lalui di sulbi ayah.
2. Kemudian berpindah ke dalam Rahim ibu.


“Dan ketika Tuhan kamu menjadikan keturunan Adam dari punggungnya, dan Tuhan mengambil kesaksian dari mereka dengan berkata: Bukankah Aku ini Tuhan kamu? Mereka berkata: Bahkan! Kami menjadi saksi, bahwa kamu nanti di Hari Kiamat tiada dapat mengatakan, bahwa kami ini lalai dari perkara itu”(Surah Al-A’raaf ayat 172)

Jelaslah di ayat ini, yang mana Allah S.W.T telah menyatakan kisah Hari Mitsaaq (hari perjanjian) yang mana kita zuriat Nabi Adam A.s telah pun berjanji untuk mengakui keesaan dan ketuhanan Allah S.W.T

Alam yang manusia akan telah pun lalui di alam yang mana masanya sejak Allah Ta’ala mencipta Adam A.s dan membekalkan zuriat di tulang punggungnya yang penuh keberkatan.

Alam yang kedua

Alam yang kita menjalani hidup di dunia.
Ibnul Jawzi telah membahagikan peringkat-peringkat umur itu kepada lima kategori:

1. Masa kanak-kanak: iaitu dari peringkat umur bayi hingga seseorang itu mencapai umur lima belas tahun.

2. Masa muda: iaitu dari peringkat umur lima belas tahun (15), hingga umur tiga puluh lima tahun (35).

3. Masa dewasa: iaitu dari peringkat umur 35 tahun, hingga 50 tahun.

4. Masa tua: iaitu dari peringkat umur 50 tahun hingga umur 70tahun.

5. Masa tua Bangka, iaitu dari peringkat umur 70 tahun hinggalah ke akhir umur yang dikurniakan Tuhan.

Mengapakah para Ulama telah membahagikan umur-umur manusia hingga sedemikan peringkat? Apa yang kita sebagai manusia -lebih lebih lagi umat Islam dapat mempelajari dari pembahagian ini?

Krn di alam yang kedua inilah alam yang tidak kekal alam yang manusia diminta untuk beramal dan diuji, amalan kita di ambil kira dihisab, oleh itu, maka elok kita mengenal pasti peringkat mana yang harus kita mula mendidik dan anak-anak kita mula beramal. Bukan kah Nabi Muhammad S.A.W telah memesan umat Islam:

“Kedua kaki anak Adam itu akan tetap berdiri di hadapan Tuhannya pada Hari Kiamat, sehingga selesai ditanya tentang empat perkara”

1. Tentang umurnya, untuk apa dihabiskan.
2. Tentang masa mudanya, untuk apa dipergunakan.
3. Tentang hartanya, dari mana diperolehi dan untuk apa dibelanjakan.
4. Tentang ilmunya, apa yang sudah dibuat dengannya.


Alam yang ketiga

Di alam Barzakh, ketika kita di kubur.

Bermulanya dari masa manusia keluar dari dunia ini dengan menempuhi mati hinggalah ia dibangkitkan dari kubur.

Siksaan kubur

Siksaan Kubur adalah HAK yaitu benar, seperti Sabda  Rasulullah s.a.w pernah berpesan. Dan beliau telah mengkhabar pada umatnya, “Kebanyakan siksa kubur disebabkan tiada memelihara diri dari kencing.”

Nabi juga berpesan supaya kita memohon pada Allah Ta’ala supaya dihindarkan dari siksaan kubur. Alam yang Allah S.W.T telah nyatakan dalam firmannya:

“Dan di hadapan mereka terdapat Barzakh, hingga ke hari mereka dibangkitkan.”(Al-Mu’minun: 100)

Di alam ini, walau jasad musnah kecuali para wali-wali Allah S.W.T ditelan bumi dek zaman, tetapi roh manusia itu kekal di alam Barzakh. Di alam yang mana manusia lalui antara alam Dunia dan alam Akhirat di masa antara dua tiupan.

Alam yang keempat

Di Padang Mahsyar

Bermulanya daripada kebangkitan manusia dari kuburnya untuk menerima pengadilan Tuhan, sehinggalah kepada masuknya ahli syurga ke syurga, dan masuknya ahli neraka ke dalam neraka.

“ Dan ditiupkanlah pada sangkakala, maka mereka pun bangun dari kubur masing-masing, lalu datang kepada Tuhan mereka dengan berbondong-bondong.”(Yassin:51)

Mizan (Amalan ditimbang)

Di alam ini, umat manusia akan melalui saat genting, mereka akan menuju ke padang Mahsyar supaya amalan mereka dihitung oleh Allah S.W.T, bahkan amalan mereka akan di timbang, sebagaimana firman Allah Taa’la:

“ Dan neraca pada hari itu tepat, maka barangsiapa yang berat timbangannya (kebaikan), niscayalah mereka itu menjadi orang-orangyang beruntung. Dan barang siapa yang ringan timbangannya, niscayalah mereka itu adalah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka tiada mempercayai keterangan-keterangan Kami.” (Al-A’raf:8-9)

Di titian Shirath

Setelah itu manusia akan melalui Shirath (jembatan), yang mana ianya dipasang di atas muka jahannam, seperti diriwayatkan, Shirath itu lebih tajam dari pedang dan lebih halus dari rambut, tatkala itu manusia akan melaluinya menurut kadar amalan masing-masing.

a. Ada yang umpama kilat ketika melintasi titian Shirath. Ada yang umpama angin. Ada yang seperti burung atau kuda.
b. Begitu juga ada yang merangkak dan ada yang dijilat api, dan yang ada terjerumus ke gaung nereka.

Di telaga Nabi Muhammad S.a.w (Haudh)

Setelah terlepas dari titian Shirath, tatkala itu umat manusia yang beriman akan menghampiri Haudh (telaga) Rasulullah S.a.w dan sekali teguk saja segala haus dan dahaga akan hilang. –Supaya Allah mengurniakan pada kita seteguk dari cawan Rasulullah S.a.w- Air dari Haudh itu lebih putih dari susu, lebih manis dari madu.

Pesanan Rasulullah S.a.w

“Siapa yang melepaskan dari seorang Muslim satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia, niscaya Allah akan melepaskan daripadanya satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan Hari Kiamat. Siapa yang menutup rahsia (keburukan) seorang Muslim, niscaya Allah akan menutup rahsianya di dunia dan akhirat.”

Dan marilah kita hayati kata mutiara dari Rasulullah S.a.w sebagai pedoman untuk kita tempuhi alam yang keempat ini, dan kita mengharapkan Syafaat dari Baginda S.a.w disaat itu sepertimana kita mengharapkan Syafaat serta Wasilah. Beliau setiap kali kita membaca Doa azan, “Wahai Tuhanku yang mempunyai seruan yang sempurna ini dan sembahyang yang akan didirikan ini, berikanlah dengan limpahan kurniaMu kepada Muhammad Wasilah(kedudukan yang paling tinggi dalam syurga) dan keutamaan serta limpahkanlah kepadanya Maqam yang terpuji yang Engkau telah janjikan baginya.”

Alam yang Kelima

Di negeri Abadi (Syurga dan Neraka)

Di alam ini, adalah masa kemasukan ahli neraka dan kemasukan ahli syurga ke syuga buat selama-lamanya yang tiada hujung dan penghabisannya.

Bukankah Nabi Muhammad S.a.w diutuskan untuk membawa rahmat untuk alam-alam, namun begitu ada yang telah mengingkari risalah yang diutuskan oleh Allah S.w.t. Maka balasan buat oleh yang telah mendustakan Nabi dan tidak beriman, maka balasan mereka seperti tertera dalam Al-Quran:

“ Maka Aku memperingatkan kamu akan api yang bernyala. Tiada masuk ke dalamnya melainkan orang yang jahat. Yang mendustakan (kebenaran) dan yang membelakangkan.”(Al-Lail: 14-16)

Telah Allah ciptakan neraka itu dengan mempunyai tujuh pintu. Sebagaimanayang tersebut di dalam Al-Quran:
“Neraka itu mempunyai tujuh pintu, tiap-tiap pintu daripadanya ada bahagian yang sudah ditentukan."

Nama-nama pintu dan tingkat neraka:

1. Jahannam
2. Saqar
3.Lazha
4.Huthamah
5. Sa’iir
6.Jahim
7. Hawiyah

Semua lapisan neraka yang tujuh itu telah siap dengan berbagai-bagai penyiksaan yang berat, hukuman yang dahsyat serta penghinaan yang terkeji. Kami memohon Allah Ta’ala, agar Dia melindungi kami sekalian dari siksaan api neraka dan melindungi datuk-nenek kita, kekasih-kekasih kita dan semua kaum Muslimin.

Syurga buat mukmin

Alam syurga yang mana telah dijanjikan buat orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Bukankah Allah S.w.t telah mengkhabarkan kepada kita : “ Dan pimpinlah orang-orang yang bertaqwa (memenuhi kewajiban) ke dalam syurga berbondong-bondong, sehingga apabila mereka mendatanginya, dibukakan pintu-pintunya, dan penjaga-penjaganya berkata: Selamat sejahtera untuk kamu! Kamu telah melakukan yang baik, maka masuklah kamu ke dalamnya buat selama-lamanya.” (Az-Zumar:73)

Syurga yang mana Nabi Muhammad S.a.w penah bersabda: “ Berfirman Allah Ta’ala: Aku sediakan untuk hamba-hambaKu yang saleh sesuatu yang tiada pernah:
a.dilihat oleh mata.
b. didengar oleh telinga
c. tiada telintas di hati sesiapa pun.

Nikmat-nikmat di syurga:

Bayangkan, segala nikmat yang berlaku didunia ini, tiada bandingannya di Syurga, yang penuh dengan nikmat-nikmat yang hebat diantaranya:

1. Mereka ahli syurga: bersandar di atas permaidani yang sebelah dalamnya diperbuat dari sutera.
2. Ada gadis-gadis sopan santun, belum pernah disinggung oleh manusia dan jin, dan mereka itu bagaikan permata delima dan mutiara.
3. di syurga An-Naim: ada sofa yang bertatahkan emas dan batu permata.
4. Mereka tiada merasa pening kepala atau mabuk.
5. Bidadari-bidadari yang bemata bulat jelita.
6. Tiada matahari yang berhawa panas dan bulan yang berhawa dingin.
7. Air mata Salsabil.
8. Mereka memakai pakaian dari sutera halus.


Nikmat yang besar selepas masuk ke syurga:

Melihat Allah S.w.t

Syurga-syurga yang sediakan ini, ada lapan pintu, dan ianya berbeda dari satu yang lain dan antara satu darjat dengan darjat yang lain sama seperti antara langit dan bumi.Darjat yang paling tinggi ialah Syurga FIRDAUS yang mana diatas nya terletak Arasy Allah S.w.t dan orang-orang beriman tatkala itu dilimpahi begitu byk nikmat, sehingga ditanya pada mereka: Apakah ada sesuatu yang lain yang kamu mahukan Aku tambahkan? Mereka menjawab:
a. bukankah Engkau telah memasukkan kami syurga
b. dan menyelamatkan kami dari api neraka?
Kemudian Hijab pun terangkat. Maka pada ketika itu, tiada sesuatu yang diberikan kepada kamu lebih utama daripada nikmat melihat kepada Wajah Tuhan Azzawajalla.

semoga menjadi renungan kita bersama


تحذير حول السن انسان oleh Imam Habib Abdullah Haddad
Terjemahan: Von Edison Alouisci

 
Design by Blogger Themes | Bloggerized by Admin | free samples without surveys