Oleh Von
Edison Alouisci (Islam Sunii Madzab Syafi`i)
Banyak orang yang menyangka bahwa perbedaan antara
Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah(Ja’fariyah)
dianggap sekedar dalam masalah khilafiyah Furu’iyah, seperti perbedaan antara
NU dengan Muhammadiyah, antara Madzhab Syafi’i dengan Madzhab Maliki.
Karenanya dengan adanya ribut-ribut masalah Sunni
dengan Syiah, mereka berpendapat agar perbedaan pendapat tersebut tidak perlu
dibesar-besarkan. Oleh karena itu, disaat Muslimin bangun melawan serangan
Syiah, mereka menjadi penonton dan tidak ikut berkiprah.
Apa yang mereka harapkan tersebut, tidak lain
dikarenakan minimnya pengetahuan mereka mengenai aqidah Syiah Imamiyah Itsna
Asyariyah(Ja’fariyah). Sehingga apa yang mereka sampaikan hanya terbatas pada
apa yang mereka ketahui.
Semua itu dikarenakan kurangnya informasi pada mereka,
akan hakikat ajaran Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Disamping
kebiasaan berkomentar, sebelum memahami persoalan yang sebenarnya. Sedangkan
apa yang mereka kuasai, hanya bersumber dari tokoh-tokoh Syiah yang sering
berkata bahwa perbedaan Sunni dengan Syiah seperti perbedaan antara Madzhab
Maliki dengan Madzhab Syafi’i.
Padahal perbedaan antara Madzhab
Maliki dengan Madzhab Syafi’i, hanya dalam masalah Furu’iyah saja. Sedang
perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah
(Ja’fariyah), maka perbedaan-perbedaannya disamping dalam Furuu’ juga dalam
Ushuul.
Rukun Iman mereka berbeda dengan rukun Iman kita,
rukun Islamnya juga berbeda, begitu pula kitab-kitab hadistnya juga berbeda, bahkan
sesuai pengakuan sebagian besar ulama-ulama Syiah, bahwa Al-Qur’an mereka juga
berbeda dengan Al-Qur’an kita (Ahlussunnah). Apabila ada dari ulama mereka yang
pura-pura (taqiyah) mengatakan bahwa Al-Qur’annya sama, maka dalam menafsirkan
ayat-ayatnya sangat berbeda dan berlainan.
Sehingga tepatlah apabila ulama-ulama Ahlussunnah
Waljamaah mengatakan : Bahwa Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) adalah
satu agama tersendiri. Melihat pentingnya persoalan tersebut, maka di bawah ini
kami nukilkan sebagian dari perbedaan antara aqidah Ahlussunnah Waljamaah
dengan aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah).
1. Rukun Islam
Rukun Islam Ahlussunnah kita ada 5:
1. Syahadatain
2. As-Sholah
3. As-Shoum
4. Az-Zakah
5. Al-Haj
Rukun Islam Syiah juga ada 5 tapi berbeda:
1. As-Sholah
2. As-Shoum
3. Az-Zakah
4. Al-Haj
5. Al wilayah
2. Rukun Iman
Rukun Iman Ahlussunnah ada enam:
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat-malaikat Nya
3. Iman kepada Kitab-kitab Nya
4. Iman kepada Rasul Nya
5. Iman kepada Yaumil Akhir / hari
kiamat
6. Iman kepada Qadar, baik-buruknya
dari Allah.
Rukun Iman Syiah ada 5 :
1. At-Tauhid
2. An Nubuwwah
3. Al Imamah
4. Al Adlu
5. Al Ma’ad
3. Syahadat
3. Syahadat
.Ahlussunnah mempunyai Dua kalimat syahada, yakni:
“Asyhadu An La Ilaha Illallah wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah”.
Syiah mempunyai tiga kalimat syahadat, disamping
“Asyhadu an Laailaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah”, masih
ditambah dengan menyebut dua belas imam-imam mereka.
4. Imamah
Ahlussunnah meyakini bahwa para imam
tidak termasuk rukun iman. Adapun jumlah imam-imam Ahlussunnah tidak terbatas.
Selalu timbul imam-imam, sampai hari kiamat.Karenanya membatasi imam-imam hanya
dua belas (12) atau jumlah tertentu, tidak dibenarkan.
Syiah meyakini dua belas imam-imam mereka, dan
termasuk rukun iman. Karenanya orang-orang yang tidak beriman kepada dua belas
imam-imam mereka (seperti orang-orang Sunni), maka menurut ajaran Syiah
dianggap kafir dan akan masuk neraka.
5. Khulafaur Rasyidin
Ahlussunnah mengakui kepemimpinan
khulafaurrosyidin adalah sah. Mereka adalah: a) Abu Bakar, b) Umar, c) Utsman,
d) Ali radhiallahu anhum
Syiah tidak mengakui kepemimpinan
tiga Khalifah pertama (Abu Bakar, Umar, Utsman), karena dianggap telah merampas
kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (padahal Imam Ali sendiri membai’at dan
mengakui kekhalifahan mereka).
6. Kemaksuman Para Imam
Ahlussunnah berpendapat khalifah
(imam) adalah manusia biasa, yang tidak mempunyai sifat Ma’shum. Mereka dapat
saja berbuat salah, dosa dan lupa, karena sifat ma’shum, hanya dimiliki oleh
para Nabi. Sedangkan kalangan syiah meyakini bahwa 12 imam mereka mempunyai
sifat maksum dan bebas dari dosa.
7. Para Sahabat
Ahlussunnah melarang mencaci-maki
para sahabat. Sedangkan Syiah mengangggap bahwa mencaci-maki para sahabat tidak
apa-apa, bahkan berkeyakinan, bahwa para sahabat setelah Rasulullah SAW wafat,
mereka menjadi murtad dan tinggal beberapa orang saja. Alasannya karena para
sahabat membai’at Sayyidina Abu Bakar sebagai Khalifah.
8. Sayyidah Aisyah
Sayyidah Aisyah istri Rasulullah
sangat dihormati dan dicintai oleh Ahlussunnah. Beliau adalah termasuk
ummahatul Mu’minin. Syiah melaknat dan mencaci maki Sayyidah Aisyah,
memfitnah bahkan mengkafirkan beliau.
9. Kitab-kitab hadits
Kitab-kitab hadits yang dipakai
sandaran dan rujukan Ahlussunnah adalah Kutubussittah : Shahih Bukhari, Shahih
Muslim, Sunan Abi Dawud, Sunan At-Tirmidz, Sunan Ibnu Majah dan Sunan An-Nasa’i.
(kitab-kitab tersebut beredar dimana-mana dan dibaca oleh kaum Muslimin
sedunia).
Kitab-kitab hadits Syiah hanya ada
empat : a) Al Kaafi, b) Al Istibshor, c) Man Laa Yah Dhuruhu Al Faqih, dan d)
Att Tahdziib. (Kitab-kitab tersebut tidak beredar, sebab kebohongannya takut
diketahui oleh pengikut-pengikut Syiah).
10. Al-Quran
Menurut Ahlussunnah Al-Qur’an tetap
orisinil dan tidak pernah berubah atau diubah. Sedangkan syiah menganggap bahwa
Al-Quran yang ada sekarang ini tidak orisinil. Sudah dirubah oleh para sahabat
(dikurangi dan ditambah).
11. Surga
Surga diperuntukkan bagi orang-orang
yang taat kepada Allah dan Rasul Nya. dan Neraka diperuntukkan bagi orang-orang
yang tidak taat kepada Allah dan Rasul Nya. Menurut Syiah, surga hanya
diperuntukkan bagi orang-orang yang cinta kepada Imam Ali, walaupun orang
tersebut tidak taat kepada Rasulullah. Dan neraka diperuntukkan bagi
orang-orang yang memusuhi Imam Ali, walaupun orang tersebut taat kepada
Rasulullah.
12. Raj’ah
Aqidah raj’ah tidak ada dalam ajaran
Ahlussunnah. Raj’ah ialah besok di akhir zaman sebelum kiamat, manusia akan
hidup kembali. Dimana saat itu Ahlul Bait akan balas dendam kepada
musuh-musuhnya.
Raj’ah adalah salah satu aqidah
Syiah, dimana diceritakan bahwa nanti diakhir zaman, Imam Mahdi akan keluar
dari persembunyiannya. Kemudian dia pergi ke Madinah untuk membangunkan
Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah serta Ahlul Bait yang lain. Setelah mereka
semuanya bai’at kepadanya, diapun selanjutnya membangunkan Abu Bakar, Umar,
Aisyah. Kemudian ketiga orang tersebut disiksa dan disalib, sampai mati
seterusnya diulang-ulang sampai ribuan kali, sebagai balasan atas
perbuatan jahat mereka kepada Ahlul Bait.
Orang Syiah mempunyai Imam Mahdi
sendiri, yang berlainan dengan Imam Mahdi yang diyakini oleh Ahlussunnah, yang
akan membawa keadilan dan kedamaian.
13. Mut’ah
Mut’ah (kawin kontrak), sama dengan perbuatan zina dan
hukumnya haram. Sementara Syiah sangat dianjurkan mut’ah dan hukumnya halal.
Halalnya Mut’ah ini dipakai oleh golongan Syiah untuk mempengaruhi para pemuda
agar masuk Syiah. Padahal haramnya Mut’ah juga berlaku di zaman Khalifah Ali
bin Abi Thalib.
14. Khamr
Khamer (arak) najis menurut Ahlussunnah. Menurut
Syiah, khamer itu suci.
15. Air Bekas
Istinjak
Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap tidak
suci, menurut ahlussunnah (sesuai dengan perincian yang ada). Menurut Syiah air
yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap suci dan mensucikan.
16. Sendekap
Diwaktu shalat meletakkan tangan
kanan diatas tangan kiri hukumnya sunnah. Menurut Syiah meletakkan tangan kanan
diatas tangan kiri sewaktu shalat dapat membatalkan shalat. (jadi shalatnya
bangsa Indonesia yang diajarkan Wali Songo oleh orang-orang Syiah dihukum tidak
sah dan batal, sebab meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri).
17. Amin Sesudah
Fatihah
Mengucapkan Amin diakhir surat
Al-Fatihah dalam shalat adalah sunnah. Menurut Syiah mengucapkan Amin diakhir
surat Al-Fatihah dalam shalat dianggap tidak sah dan batal shalatnya. (Jadi
shalatnya Muslimin di seluruh dunia dianggap tidak sah, karena mengucapkan Amin
dalam shalatnya).
Demikian
telah kami nukilkan beberapa perbedaan antara aqidah Ahlussunnah Waljamaah dan
aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Harapan kami semoga pembaca
dapat memahami benar-benar perbedaan-perbedaan tersebut. Selanjutnya pembaca
yang mengambil keputusan (sikap).
CONTACT