Kata Christmas (Natal) yang
artinya Mass of Christ atau disingkat Christ-Mass, diartikan sebagai
hari untuk merayakan kelahiran “Yesus”. Perayaan yang diselenggarakan
oleh non-Kristen dan semua orang Kristen ini berasal dari ajaran Gereja
Kristen Katholik Roma. Tetapi, dari manakah mereka mendapatkan ajaran
itu?
Sebab Natal itu bukan ajaran Bibel (Alkitab), dan Yesus pun tidak
pernah memerintah para muridnya untuk menyelenggarakannya. Perayaan yang
masuk dalam ajaran Kristen Katholik Roma pada abad ke-4 ini berasal
dari upacara adat masyarakat penyembah berhala.
Karena perayaan
Natal yang diselenggarakan di seluruh dunia ini berasal dari Katholik
Roma, dan tidak memiliki dasar dari kitab suci, maka marilah kita
dengarkan penjelasan dari Katholik Roma dalam Catholic Encyclopedia,
edisi 1911, dengan judul : Christmas, Anda akan menemukan kalimat yang
berbunyi sebagai berikut :
“Christmas was not among the earliest
festivals of Church…the first evidence of the feast is from Egypt. Pagan
customs centering around the January calends gravitated to Christmas”.
Artinya
: “Natal bukanlah upacara Gereja yang pertama….melainkan ia diyakini
berasal dari Mesir. Perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah
berhala dan jatuh pada bulan December, kemudian dijadikan hari kelahiran
Yesus” [selesai].
Dalam Ensiklopedi itu pula, dengan judul Natal Day; Bapak Katholik pertama mengakui bahwa :
“In
the Scriptures, no one is recorded to have kept a feast or held a great
banquet on his birthday. It is only sinners (like Pharaoh and Herod)
who make great rejoicings over the day in which they were born into this
world”.
Artinya : “Di dalam kitab suci, tidak ada seorang pun
yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan perayaan untuk merayakan
hari kelahiran Yesus. Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Fir’aun
dan Herodes) yang berpesta-pora merayakan hari kelahirannya di dunia
ini” .
Encyclopedia Britanica yang terbit tahun 1946 menjelaskan sebagai berikut :
“Christmas
was not among the earliest festival of the church…. It was not
instituted by Christ or the apostles, or by Bible authority, it was
picked up afterward from paganism”.
Artinya : “Natal bukanlah
upacara gereja abad pertama. Hal ini tidak pernah diselenggarakan oleh
Yesus atau para muridnya, ataupun otoritas Bibel. Upacara ini diambil
oleh gereja dari kepercayaan penyembah berhala” .
Encyclopedia Americana terbitan tahun 1944 juga menyatakan berikut :
“Christmas….
It was, according to many authorities, not celebrated in the first
centuries of the Christian church, as the Christian usage in general was
to celebrate the death of remarkable persons rather than their birth…”
(The “Communion”, which is instituted by New Testament Bible authority,
is a memorial of the death of Christ). “…A feast was established in
memory of this event [Christ's birth] in the fourth century. In the
fifth century the Western Church ordered it to be celebrated forever on
the day of the old Roman feast of the birth of Sol, as no certain
knowledge of the da of Christ’s birth existed”.
Artinya :
“Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah
dirayakan oleh gereja Kristen. Pada umumnya, umat Kristen hanya
merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah
merayakan harikelahrian orang tersebut…”. (“Perjamuan Suci” yang tertera
dalam Kitab Perjanjian Baru, hanyalah untuk mengenang hari kematian
Yesus). “…Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus,
mulai diresmikan padaabad keempat Masehi. Dan pada abad kelima Masehi,
Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari
kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Romawi yang
merayakan hari Kelahiran Sol (Dewa Matahari). Sebab tidak seorang pun
yang mengetahui hari kelahiran Yesus”.
Sekarang perhatikan! Fakta
sejarah telah membeberkan kepada kita bahwa mulai lahirnya gereja
Kristen pertama sampai dua ratus atau tiga ratus tahun kemudian – jarak
waktu yang lebih lama dari umur negara Amerika Serikat – upacara Natal
tidak pernah dilakukan oleh umat Kristen.
Baru setelah abad keempat, perayaan ini mulai diselenggarakan oleh
orang-orang Kristen Barat, Kristen Roma, dan Gereja. Menjelang abad
kelima, Gereja Roma memerintahkan untuk merayakan sebagai hari raya umat
Kristen yang resmi.
Kata “Christmas” atau “Natal” tidak dapat ditemukan di mana pun di seluruh Alkitab. Kata “Christmas” atau “Natal” belum ditemukan hingga kira-kira seribu tahun setelah Yesus naik ke Surga.
Ensiklopedia Katholik menyatakan tentang hal ini:
“Kata untuk “Christmas” dalam Inggris Kuno akhir adalah “Cristes Maesse”, Massa Kristus, pertama kali disebutkan pada tahun 1038 M.”
YESUS TIDAK LAHIR PADA TANGGAL 25 DESEMBER
Yeshua haMashiach (Yesus
Kristus) tidak pernah dilahirkan pada 25 Desember. Kenyataannya karena
pada waktu itu terlampau dingin bagi para gembala untuk keluar bersama
kawanan domba mereka pada malam hari di Israel pada 25 Desember.
Sebagian besar sarjana Kristen paham akan hal ini.
Sungguh
sangat mustahil jika Yesus dilahirkan pada musim dingin . Sebab Injil
Lukas 2:11 menceritakan suasana di saat kelahiran Yesus sebagai berikut:
“Di
daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan
ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat
Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan
mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka : “Jangan
takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk
seluruh bangsa : Hari ini telah lahir bagimu Juru selamat, yaitu
Kristus, di kota Daud” .
Tidak mungkin para penggembala ternak
itu berada di padang Yudea pada bulan Desember. Biasanya, mereka melepas
ternak ke padang dan lereng-lereng gunung. Paling lambat tanggal 15
Oktober, ternak tersebut sudah dimasukkan ke kandangnya untuk
menghindari hujan dan hawa dingin yang menggigil. Bibel sendiri dalam
Perjanjian Lama, kitab Kidung Agung 2; dan Ezra 10:9,13 menjelaskan
bahwa bila musim dingin tiba, tidak mungkin para gembala dan ternaknya
berada di padang terbuka di malam hari.
Adam Clarke mengatakan :
“It
was an ancient custom among Jews of those days to send out their sheep
to the field and desert about Passover (early spring), and bring them
home at commencement of the first rain”[Adam Clarke Commentary, Vol. 5,
Page 370, New York].
Artinya : “Adalah kebiasaan lama bagi
orang-orang Yahudi untuk menggiring domba-domba mereka ke padang
menjelang Paskah (yang jatuh awal musim semi), dan membawanya pulang
pada permulaan hujan pertama” .
Adam Clarke melanjutkan :
“During
the time they were out, the shepherds watch them night and day. As….the
first rain began early in the month of Marchesvan, which answers to
part of our October and November (begins sometimes in October), we find
that the sheep were kept out in the open country during the whole
summer. And, as these shepherd had not yet brought home their flocks, it
is presumptive argument that October had not yet commenced, and that,
consequently, our Lord was not born on the 25th of December, when no
flock were out in the fields; nor could He have been born later than
September, as the flocks were still in the fields by night. On this very
ground, the Nativity in December should be given up. The feeding of the
flocks by night in the fields is a chronological fact… See the
quotations from the Talmudists in the Lightfoot“.
Artinya :
“Selama domba-domba berada di luar, para penggembala mengawasinya siang
dan malam. Bila…hujan pertama mulai turun pada bulan Marchesvan, atau
antara bulan Oktober dan Nopember, ternak-ternak itu mulai dimasukkan ke
kandangnya. Kita pun mengetahui bahwa domba-domba itu dilepas di padang
terbuka selama musim panas. Karena para penggembala belum membawa
pulang domba-dombanya, berarti bulan Oktober belum tiba. Dengan demikian
dapatlah diambil kesimpulan bahwa Yesus tidak lahir pada tanggal 25
Desember, ketika tidak ada domba yang berkeliaran di padang terbuka.
Juga tidak mungkin dia lahir setelah bulan September, karena di bulan
September inilah domba-domba masih berada di padang waktu malam. Dari
berbagai bukti yang ada, kemungkinan lahir di bulan Desember itu harus
disingkirkan. Memberi makan ternak di malan hari di padang gembalaan
adalah fakta sejarah….sebagaimana yang diungkapkan oleh Talmud dalam bab
“Ringan Kaki” .
Dalam ensiklopedi manapun atau juga dalam kitab
suci Kristen sendiri akan mengatakan kepada kita bahwa Yesus tidak lahir
pada tanggal 25 Desember. Catholic Encyclopdia sendiri secara tegas dan
terang-terangan mengakui fakta ini.
Dalam Injil Lukas kita membaca bahwa ayah Yohanes Pembaptis adalah Zakharia, dan dia adalah seorang imam yang melayani di Bait Suci. Dia dari “kelompok Abia” (Lukas 1:5). Selagi melayani di Bait Suci, seorang malaikat menampakkan diri kepadanya dan memberitahukan bahwa istrinya akan memiliki seorang anak laki-laki, yang harus dinamai Yohanes. Sesudah itu, Zakharia menyelesaikan “hari-hari pelayanannya,” dan dia pulang ke rumahnya (ayat 23). “Dan setelah hari-hari itu, Elisabet, istrinya, mengandung.…” (ayat 24).
Nama-nama berbagai kelompok imam yang melayani di Bait Suci dituliskan dalam 1 Tawarikh 24:1-19. “Abia” atau “Abiyah” adalah kelompok ke-8. Menurut sejarawan Yahudi, Josephus, setiap kelompok imam ini melayani di Bait Suci selama satu minggu, kelompok pertama melayani pada minggu pertama bulan Nisan, pada musim semi (bandingkan 1 Tawarikh 27:1-2), dan setiap kelompok dalam urutannya sendiri-sendiri. Seluruh imam akan melayani bersama-sama selama perayaan tahunan (Paskah di musim semi, Pentakosta, dan kemudian Pondok Daun di musim gugur). Setelah enam bulan, urutan ini akan berulang kembali, sehingga masing-masing “kelompok” akan melayani dua minggu dalam setahun.
Karena itu, kelompok Abiyah akan melayani pada minggu ke-8. Minggu ke-8 dari 1 Nisan, diluar minggu Paskah, ketika semua imam melayani di Bait Suci, jatuh pada Iyar 27 sampai Sivan 5, tepat 1 hari sebelum Pentakosta, yang biasanya jatuh pada Sivan 6. Sesudah melayani satu minggu di Bait Suci, Zakharia harus tetap di Yerusalem satu minggu berikutnya, karena Perayaan Shavuot atau Pentakosta pada minggu itu. Karena itu, dia pulang ke rumah tak lama sesudah itu, dan kemudian istrinya mengandung. Ini terjadi kira-kira pertengahan bulan Juni. Jika kita tambahkan sembilan bulan kepada waktu ini, jangka waktu yang normal bagi seorang bayi untuk dikandung dalam rahim, Yohanes Pembaptis pastinya dilahirkan kira-kira pertengahan bulan Maret, di musim semi, segera sebelum Paskah.
Yeshua dikandung kira-kira enam bulan sesudah Yohanes (Lukas 1:24-31, perhatikan ayat 26).
Dalam bulan yang keenam Elohim menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret. Lukas 1:26 (TB)
Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Lukas 1:36 (TB)
Ini menunjukkan Yeshua haMashiach (Yesus Kristus) dikandung kira-kira pada pertengahan Desember. Ini akan membawa saat kelahirannya sembilan bulan, atau 271 hari kemudian, pada bulan September.
Berdasarkan informasi yang kita miliki dari Kitab Suci, nampaknya sangat mungkin bahwa Yeshua (Yesus) dilahirkan pada musim gugur, yang jatuh di sekitar bulan September-Oktober. Kira-kira antara perayaan Yom Teru’ah (Hari Raya Peniupan Sangkakala atau Rosh Ha’Shanah, yakni permulaan tahun baru Yahudi, 1 Tishri) sampai Hari Raya Sukkot atau Pondok Daun (15 Tishri).
Hari kelahiran Yeshua secara tepatnya
adalah pada tanggal 1 Tishri 3759, yang jatuh pada tanggal 11 September 3
SM, pada Perayaan Yom Teru’ah (Hari Raya Peniupan Sangkakala), yang
juga merupakan permulaan Tahun Baru Yahudi. Dia mulai dikandung pada
Erev 1 Chanukkah – Perayaan Terang, 24 Kislev 3758, yang jatuh pada
tanggal 13 Desember 4 SM.
Kebanyakan orang beranggapan bahwa hal itu selalu merupakan hari raya
Kristen dan itu adalah perayaan kelahiran Yeshua Ha-Mashiach, atau Yesus
Kristus. Tapi ternyata Yesus tidaklah dilahirkan pada 25 Desember.
Namun, banyak messias-messias palsu (anti-Kristus) atau dewa-dewa yang
dilahirkan pada hari itu. Kaum pagan (penyembah dewa-dewa) merayakan
festival yang melibatkan tokoh pahlawan supernatural yang mengunjungi
pohon cemara dan meletakkan hadiah-hadiah pada tanggal 25 Desember,
jauh-jauh hari sebelum Yesus dilahirkan. Dari akarnya yang mula-mula di
Babel, perayaan kelahiran atau “kelahiran kembali” dewa matahari pada 25
Desember dirayakan dengan berbagai nama di seluruh dunia kuno. Jika
Anda perhatikan, “winter solstice” (titik balik matahari musim dingin) terjadi beberapa hari sebelum 25 Desember setiap tahunnya. Winter solstice
adalah hari dalam setahun dimana siang harinya paling singkat. Dalam
dunia kuno, 25 Desember adalah hari dalam setiap tahun ketika hari mulai
menjadi lebih lama kembali. Karena itu, kaum pagan kuno menetapkan 25
Desember sebagai tanggal kelahiran atau “kelahiran kembali” matahari.
Ribuan tahun sebelum adanya “Santa Claus” atau “Sinterklas,” ada tokoh supernatural lain yang akan mengunjungi suatu pohon dan meletakkan hadiah-hadiah setiap tanggal 25 Desember.
Namanya adalah Nimrod. Dalam bahasa Ibrani, arti nama Nimrod adalah “pemberontakan.” Dia adalah Anti-Kristus pertama di dunia.
Perayaan 25 Desember berawal pada mulanya sekali di Babel kuno.
Dari mana “Christmas” atau Hari Natal berasal?
Kata “Christmas” atau “Natal” tidak dapat ditemukan di mana pun di seluruh Alkitab. Kata “Christmas” atau “Natal” belum ditemukan hingga kira-kira seribu tahun setelah Yesus naik ke Surga.
Ensiklopedia Katholik menyatakan tentang hal ini:
“Kata untuk “Christmas” dalam Inggris Kuno akhir adalah “Cristes Maesse”, Massa Kristus, pertama kali disebutkan pada tahun 1038 M.”
Namun sekali lagi Yeshua haMashiach (Yesus Kristus) tidak pernah dilahirkan pada 25 Desember. Kenyataannya karena pada waktu itu terlampau dingin bagi para gembala untuk keluar bersama kawanan domba mereka pada malam hari di Israel pada 25 Desember. Sebagian besar sarjana Kristen paham akan hal ini.
Lalu Siapa yang Dilahirkan pada 25 Desember?
Jika Yeshua haMashiach (Yesus Kristus) tidak dilahirkan pada 25 Desember, lalu siapa yang lahir pada hari itu? Dengan kata lain, hari kelahiran siapakah yang dirayakan seluruh “umat Kristen” pada 25 Desember, meskipun kita menyebutnya hari kelahiran “Kristus”? Atau, “Kristus” mana yang kita maksudkan?
Kata “Kristus” hanyalah terjemahan dari kata Yunani ‘Christos,’ yang artinya “yang diurapi” – itu berasal dari kata Ibrani “Mashiach,” yang dari padanya berasal kata Messias. Jadi “Messias” mana yang lahir pada 25 Desember? “Messias yang asli” atau “Messias palsu”?
Dalam buku History of Rome, oleh Michael Grant, tertulis sebagai berikut:
“Namun ada juga kepercayaan pagan lainnya selama masa yang sama ini, yang lebih kurang hampir menyaingi Kristus untuk mengendalikan dunia Barat. Ini adalah sekte Matahari, yang dihormati oleh jutaan penduduk Kekaisaran Romawi, dan kepercayaan itu pada suatu waktu menjadi penyembahan resmi…
“Di Romawi, keilahian Matahari muncul sejak awal, dan kemudian, berabad-abad kemudian, dalam kubah Pantheon Hadrian yang menakjubkan, bukaan jendela di bagian tengah, yang dikelilingi bintang, mewakili bulatan matahari… yang lama sebelumnya, Kaisar Aurelian mendirikan kuil besar Matahari yang Tak Terkalahkan sebagai pusat dan titik fokus keseluruhan sistem kepercayaan negara (274). Hari kelahiran dewa ini adalah 25 Desember, dan ini, yang diubah menjadi Hari Natal, adalah satu warisan yang dipinjam Kekristenan dari sektenya.” (hal. 391-392)
Dalam buku tulisan sejarawan Jack Finegan, Myth & Mystery: An Introduction to the Pagan Religions of the Biblical World. Finegan menuliskan:
“… Namun penyembahan dewa matahari terus meluas di seluruh kekaisaran, dan di bawah Aurelian (270-275 M) sekte ini dikembalikan pada kedudukannya yang tinggi. Dalam tahun 274 Aurelian menyatakan dewa – yang sekarang disebut Deus Sol Invictus – sebagai Dewa resmi Kekaisaran Romawi. Dia mendirikan kuil matahari yang indah sekali di Roma… dan menetapkan perayaan hari kelahiran matahari (naturalis solis invicti) pada 25 Desember, tanggal ini kemudian diterima menjadi winter solstice (hari titik balik matahari musim dingin, juga hari kelahiran dewa Mithra). Pada zaman Kaisar Konstantin, sekte Deus Sol Invictus masih berkedudukan tinggi, dan gambar dewa matahari ada di mata uang koin Konstantin… Pada waktu itu dengan tujuan untuk mengubah arti pentingnya, tanggal suci yang sudah ada, hari kelahiran Yesus, yang telah dirayakan di Timur pada 6 Januari… ditempatkan di Roma pada 25 Desember, pada tanggal perayaan kelahiran Sol Invictus. Tanggal ini muncul dalam sebuah daftar tanggal yang disusun sekitar 336 M dan dipublikasikan di kalender kota Roma, diperiksa oleh Filocalus, untuk tahun 354″ (Finegan, hal. 211-212).
Pada waktu Kekaisaran Romawi melegalkan agama Kristen pada abad ke-4, sebagian besar agama lain di dalam kekaisaran Romawi merayakan kelahiran dewa-dewa mereka pada 25 Desember.
Sebelumnya di dunia Romawi kuno, pada 25 Desember diadakan sebuah festival yang disebut Saturnalia yang merupakan perayaan terbesar dalam setahun. Saturnalia adalah festival dimana orang Romawi memperingati pentahbisan kuil dewa mereka, Saturnus. Hari raya ini dimulai pada 17 Desember dan akan berlangsung seminggu penuh hingga 23 Desember.
Saturnalia diperingati dengan saling memberi hadiah, perayaan, nyanyian, dan sangat banyak pelacuran. Para pendeta Saturnalia akan membawa rangkaian dahan pohon cemara berbentuk bundar dalam prosesi di seluruh kuil-kuil berhala Romawi.
Belakangan, orang Romawi juga menjalankan festival pada 25 Desember yang disebut Dies Natalis Solis Invicti, yang artinya “hari kelahiran matahari yang tak terkalahkan.” Pada dasarnya, itu adalah cara bagi kekaisaran untuk menyatukan seluruh hari kelahiran “Dewa Matahari” pada 25 Desember di seluruh kekaisaran Romawi menjadi satu hari raya.
Pada tahun 350 M, Paus Julius I menyatakan bahwa hari kelahiran Yesus akan dirayakan pada 25 Desember untuk seterusnya. Tanpa keraguan, Paus Julius sebenarnya sedang mencoba mempermudah kemungkinan orang pagan Romawi penyembah berhala untuk menjadi penganut agama Katholik.
Kekristenan mengambil alih hari kelahiran dewa matahari, sekte matahari, dan mengubahnya menjadi Hari Natal, hari “kelahiran” Yesus Kristus.
Namun, hari raya baru ini pada mulanya tidak terlalu dihiraukan orang Kristen. Penyebaran perayaan 25 Desember oleh orang Kristen belum terjadi hingga tahun 378. Nampaknya itu dihentikan lagi pada 381, dan kemudian dihidupkan lagi pada tahun 400. Namun kebenarannya adalah, bahwa 25 Desember dirayakan sebagai hari kelahiran dewa-dewa lain, lama sebelum itu dihubungkan dengan Yesus.
Ini terjadi empat abad setelah Messias Yeshua (Yesus Kristus) dilahirkan. Pada waktu inilah, Gereja beralih untuk memasukkan hari kelahiran dewa matahari ini ke dalam kalender “Kristen”, dan mengubah “hari kelahiran-Nya” menjadi hari kelahiran “Kristus” (Messias) itu sendiri. Apa yang nyata-nyata merupakan penyembahan berhala sekarang diubahkan menjadi sesuatu yang “Kristiani.” Setidaknya, bagi yang memperhatikan, itu nampak seperti “Kristen.” Sekarang itu disebut “Kristiani.” Namun kebenarannya, itu masih merupakan pagan.
NewSchaff
– Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge dalam artikelnya yang
berjudul “Christmas” menguraikan dengan jelas sebagai berikut :
“How
much the date of the festival depended upon the pagan Brumalia (Dec.
25) following the Saturnalia (Dec. 17-24), and celebrating the shortest
day of the year and ‘the new sun’…can not be accurately determined. The
pagan Saturnalia and Brumalia were too deeply entrenched in popular
custom to be set aside by Christian influence… The pagan festival with
its riot and marrymaking was so popular that Christians were glad of an
excuse to continue its celebration with little change in spirit and in
manner. Christian preachers of the West and the Near East protested
against the unseemly frivolity with which Christ’s birthday was
celebrated, while Christians of Mesopotamia accused their Western
brethren of idolatry and sun worship for adopting as Christian this
pagan festival“.
Artinya : “Sunguh banyak tanggal perayaan yang
terkait pada kepercayaan pagan/penyembah berhala Brumalia (25 Desember)
sebagai kelanjutan dari perayaan Saturnalia (17 – 24 Desember), dan
perayaan menjelang akhir tahun, serta perayaan menyambut kelahiran
matahari baru….tidak dapat ditentukan secara pasti (jumlahnya). Adat
kepercayaan pagan Brumalia dan Saturnalia sudah berurat berakar dan
populer tersebut dalam adat istiadat tersebut diambil oleh Kristen.
Perayaan ini dilestarikan oleh Kristen dengan sedikit mengubah jiwa dan
tata caranya. Para pendeta Kristen di Barat dan Timur Dekat menentang
perayaan kelahiran Yesus yang meniru agama berhala ini. Di samping itu,
Kristen Mesopotamia menuding Kristen Barat telah mengadopsi model
penyembahan terhadap dewa Matahari” .
Perlu diingat ! Menjelang
abad pertama sampai abad keempat Masehi, dunia dikuasai oleh imperium
Romawi yang paganis politeisme. Sejak agama Kristen masih kecil sampai
berkembang pesat, para pemeluknya dikejar-kejar dan disiksa oleh
penguasa Romawi. Setelah Konstantin naik tahta menjadi kaisar, kemudian
memeluk agama Kristen pada abad keempat Masehi, dan menempatkan agama
sejajar dengan agama kafir Roma, banyak rakyat yang berbondong-bondong
memeluk agama Kristen.
Tetapi karena mereka sudah terbiasa
merayakan hari kelahiran dewa-dewanya pada tanggal 25 Desember,
mengakibatkan adat tersebut sulit dihilangkan. Perayaan ini adalah
pesta-pora dengan penuh kemeriahan, dansangat disenangi oleh rakyat.
Mereka tidak ingin kehilangan hari kegembiraan seperti itu.
Oleh karena itu, meskipun sudah memeluk agama Kristen, mereka tetap melestarikan upacara adat itu. Di dalam artikel yang sama – New Schaff – Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge menjelaskan bagaimana kaisar Konstantin tetap merayakan hari “Sunday” sebagai hari kelahiran dewa matahari.
Dan bagaimana pengaruh kepercayaan kafir Manichaeisme yang menyamakan
Anak Tuhan (Yesus) identik dengan “Matahari”. Kemudian pada abad
keempat masehi, kepercayaan itu masuk dalam agama Kristen. Sehingga
perayaan hari kelahiran Sun-God (Dewa Matahari) yang jatuh pada tanggal
25 Desember, diresmikan menjadi hari kelahiran Son of God (Anak Tuhan –
yaitu Yesus).
Demikianlah asal-usul “Christmas” atau Natal yang
dilestarikan oleh dunia barat sampai sekarang. Walaupun namanya diubah
menjadi selain Sun-Day, Son of God, Christmas, dan Natal; pada
hakekatnya sama dengan merayakan hari kelahiran dewa matahari. Sebagai
contoh, kita bisa saja menamakan kelinci itu dengan nama singa, tetapi
bagaimanapun juga fisiknya tetap kelinci.
Marilah kita kembali membaca Encyclopedia of Brittanica yang mengatakan sebagai berikut :
“Certain
Latins, as early as 354, may have transferred the birthday from January
6th to December 25, which was then a Mithraic feast….. or birthday of
the unconquered Sun… The Syrians and Armenians, who clung to January
6th, accused the Romans of suns worship and idolatry, contending…that
the feast of December 25th, had been invented by disciples of
Cerinthus…”.
Artinya : “Kemungkinan besar bangsa Latin/Roma sejak
tahun 354 telah mengganti hari kelahiran dewa Matahari dari tanggal 6
Januari ke 25 Desember, yang merupakan dari kelahiran anak dewa Mitra
atau kelahiran dewa Matahari yang tidak terkalahkan.
Tindakan ini mengakibatkan orang-orang Kristen Syiria dan Armenia
marah-marah. Karena sudah terbiasa merayakan hari kelahiran Yesus pada
tanggal 6 Januari, mereka mengecam bahwa perayaan tanggal 25 Desember
itu adalah hari kelahiran Dewa Matahari yang dipercayai oleh bangsa
Romawi. Penyusupan ajaran ini ke dalam agama Kristen, dilakukan oleh
Cerinthus” .
Banyak orang sudah lama mengakui bahwa Natal
bersumber dari kekafiran, bukan dari Alkitab. Karena itu, Natal dilarang
di Inggris dan di beberapa koloni Amerika pada abad ke-17.
Bahkan siapa pun yang tinggal di rumah dan tidak bekerja pada hari Natal harus membayar denda. Tetapi, tidak lama kemudian kebiasaan umum itu menjadi populer lagi, dan beberapa kebiasaan lain ditambahkan. Natal sekali lagi menjadi hari raya yang penting, bahkan sampai sekarang di banyak negeri.
Tetapi, karena Natal ada hubungannya dengan agama palsu, orang yang ingin menyenangkan Allah tidak merayakannya, juga hari raya lain mana pun yang bersumber dari ibadat orang kafir.Saksi-saksi Yehuwa yang orkris sering katakan "sesat!" juga tidak mau natal karena tidak sesuai ajaran Alkitab.Dewa-dewa Matahari Kuno yang “Lahir” Pada 25 Desember
Mithra
Penyembahan dewa Mithra dari Indo-Persia bermula berabad-abad sebelum masehi. Dewa ini juga disebut “Mitra” dalam agama Veda India. Di Persia, disebut dengan nama Mithra atau Mihr. Dia dianggap “dewa baik” yang memberikan kesehatan, kekayaan dan makanan.
Mithra adalah cahaya dan kekuatan di belakang matahari. Di Babel, Mithra disebut Shamash, dewa matahari, dan dia juga disebut Bel, dewa matahari versi Mesopotamia dan Kanaan/Phoenicia. Disebut juga Marduk, dewa yang mewakili planet Jupiter dan matahari. Mithra juga disebut dengan nama Apollo (Yunani).
Oleh orang Romawi, Mithra disebut “Matahari ilahi, Matahari yang tak terkalahkan.” Dia dikatakan “Kuat perkasa, penguasa perkasa, raja terbesar dari dewa-dewa! Ya Matahari, penguasa langit dan bumi, dewa segala dewa.” Mithra juga dijuluki “mediator” atau “perantara” antara surga dan bumi.
Mithra digambarkan sebagai “jalan,” “kebenaran,” “terang,” “hidup,” “firman,” “anak Allah,” “gembala yang baik.” Mithra sering diwakili sedang memanggul seekor anak domba di bahunya.
Mithra atau Mitra, disembah sebagai Itu (Mitra-Mitu-Itu) di setiap rumah orang Hindu di India. Itu dianggap sebagai dewa tumbuh-tumbuhan. Mithra atau Mitra (dewa matahari) dipercayai sebagai mediator antara Tuhan dan manusia, antara surga dan bumi. Dikatakan bahwa Mithra atau “matahari” dilahirkan di sebuah gua pada 25 Desember. Dipercaya juga bahwa Mithra atau dewa matahari dilahirkan oleh seorang perawan. Dia melintasi langit, dan memiliki 12 satelit, yang dianggap murid-murid Matahari. Festival terbesar Matahari dirayakan pada Winter Solstice dan Vernal Equinox – Hari Natal dan Easter. Simbolnya adalah anak domba.
Menurut mitologi Persia, Mithra dilahirkan pada 25 Desember, oleh perawan bernama Anahita, yang dijuluki “ibu dewa.” Anahita juga dikenal sebagai “Anaitis” – arti namanya “murni” atau “tidak bercela,” yang pada zaman kuno disamakan dengan dewi perawan Artemis.
Beberapa atribut Mithra:
- Bayi ini dibungkus kain pembalut, ditempatkan dalam palungan dan dikunjungi para gembala.
- Dia dianggap guru besar dan tuan yang berkelana.
- Dia punya 12 kawan atau “murid.”
- Dia melakukan mujizat-mujizat.
- Sebagai “lembu besar Matahari,” Mithra mengorbankan dirinya sendiri demi kedamaian dunia.
- Mithra naik ke surga dengan kereta mataharinya.
- Mithra dipandang sebagai gembala yang baik, “jalan, kebenaran dan terang,” pembebas, penyelamat, dan messias.
- Mithra maha tahu, dia “mendengar segalanya, melihat segalanya, tahu segalanya. Tidak ada yang dapat menipunya.”
- Dia diidentifikasi dengan singa dan anak domba.
- Hari sucinya adalah Minggu (Sunday=hari matahari).
- Kepercayaannya memiliki ritual ekaristi, atau perjamuan.
- Mithra “menaruh tandanya di dahi prajurit-prajuritnya.”
- Mithraisme menekankan pembaptisan.
25 Desember sebenarnya adalah hari kelahiran Mithra, dewa matahari.
Dalam Catholic Encyclopedia, disebutkan mengenai Mithraisme:
25 Desember dirayakan sebagai hari kelahiran Mithra, natalis invicti, kelahiran matahari musim dingin, tak terkalahkan oleh musim.
Kutipan dari Encyclopedia Encarta:
“Mithraisme mirip dengan Kekristenan dalam berbagai aspek, contohnya, dalam hal merendahkan diri dan kasih persaudaraan, pembaptisan, ritual persekutuan, penggunaan air suci, pemujaan para gembala pada saat kelahiran Mithra, pengadopsian hari Minggu dan tanggal 25 Desember (hari ulang tahun Mithra) sebagai hari suci, dan kepercayaan akan kekekalan jiwa, penghakiman terakhir, dan kebangkitan. Mithraisme berbeda dari Kekristenan dalam hal pengecualian kaum perempuan dari upacara-upacaranya dan kesediaannya untuk berkompromi dengan politheisme. Namun kesamaannya, memungkinkan pengikutnya mudah berpindah kepada doktrin Kristen” (“Mithraism,” Microsoft (R) Encarta. Copyright (c) 1994 Microsoft Corporation. Copyright (c) 1994 Funk & Wagnall’s Corporation).
Horus
Horus, dari Mesir, dilahirkan oleh seorang perawan, Isis, pada winter solstice 25 Desember. Pada teks di Kuil Abydos dari Seti I, Isis menyatakan, “Akulah perawan besar.”
Ibunya, Isis, melahirkan dia di rawa-rawa, dia diperingatkan oleh dewa Thoth, untuk melarikan diri dan menyembunyikan anak itu dari Seth yang jahat. Seth telah membunuh ayah Horus, yang bernama Osiris, dan berusaha membunuh Horus juga. Isis dapat menjaga Horus tetap tersembunyi dari Seth, hingga Horus bertumbuh dewasa. Horus berusaha membalaskan kematian ayahnya, dan bertarung melawan Seth, dan mengalahkan dia.
Dalam banyak kasus dewa-dewa di berbagai belahan dunia, beberapa dewa (dan dewi) Mesir memiliki atribut “Matahari”, menjadikan mereka dewa-dewa Matahari, termasuk di antaranya Ra atau Re, Osiris dan Horus. Horus, anak laki-laki Isis, pada mulanya juga diidentifikasi sebagai Ra, dewa matahari Mesir, demikian juga dengan Mithra.
Sejarawan Yunani, Herodotus, menyamakan Osiris dengan Dionysus (Yunani) dan Horus dengan Apollo (dewa matahari Yunani). “Di Mesir, Apollo adalah Horus, Demeter adalah Isis, Artemis adalah Bubastis.”
Dalam tulisan Mesir kuno seperti teks piramid, Horus disebut “Penguasa Langit,” bersamaan dengan julukan matahari lainnya seperti “Dia yang wajahnya terlihat,” “Dia yang rambutnya terbelah.” Dalam teks piramid Sp. 326, Horus disebut “Penguasa sinar matahari.”
Hari kelahiran Horus diperingati setiap tahunnya pada tanggal 25 Desember di kuil-kuil. Sejarawan Macrobius (395–423 M) mengatakan:
“Sebuah patung Horus sebagai bayi diletakkan di sebuah palungan, di tempat yang ditata seperti kandang, dan patung Isis diletakkan di sampingnya. Horus, disimbolkan sebagai juru selamat umat manusia. Dialah pembalas terhadap kuasa kegelapan, dia adalah terang dunia.”
“… pada saat winter solstice, matahari nampak seperti anak kecil, seperti itu sehingga orang Mesir membawanya keluar dari kuil pada hari yang ditetapkan, karena hari itu adalah yang terpendek dan dewa terlihat seperti bayi kecil.”
“Kira-kira pada waktu winter solstice (25 Desember), Isis melahirkan Harpocrates (Horus kanak-kanak), tidak sempurna dan premature.”
Plutarch, sejarawan Yunani abad pertama.
Attis dari Phyrgia
Dalam banyak tulisan mistis kuno, dewa Romawi-Phrygo kuno, Attis, digambarkan dilahirkan oleh ibunya yang masih perawan pada 25 Desember, yang akhirnya dibunuh dan dibangkitkan sesudahnya.
Beberapa atribut Attis:
- Attis dilahirkan pada 25 Desember oleh Perawan Nana.
- Dia seorang gembala.
- Dia dianggap “putra tunggal yang dilahirkan,” “firman” dan penyelamat yang dibunuh demi keselamatan umat manusia.
- Sektenya memiliki tradisi makan kurban, yang menganggap tubuhnya sebagai roti yang dimakan oleh para penyembahnya.
- Imam-imamnya adalah sida-sida kerajaan surga.
- Attis memiliki atribut sebagai anak Allah dan Bapa.
- Pada “Jumat Hitam,” dia mati pada sebatang pohon, dan darah sucinya tercurah turun untuk membebaskan bumi. Menurut mitos, dia mati karena dibunuh babi liar atau mengebiri dirinya sendiri.
- Dia turun ke dunia orang mati.
- Setelah tiga hari, Attis dibangkitkan pada 25 Maret sebagai “Dewa yang maha tinggi.”
Penderitaan Attis diperingati pada 25 Maret, tepat sembilan bulan sebelum festival kelahirannya, pada 25 Desember. Waktu kematiannya juga adalah waktu ketika dia mulai dikandung. Setiap tahun dia lahir pada winter solstice, dan setiap tahun ketika hari-hari menjadi pendek, dia mati.
Dionysus putra Zeus
Dewa anggur Yunani, Dionysus atau Bacchus, juga disebut Iacchus, digambarkan lahir dari seorang perawan pada 25 Desember. Melakukan mujizat seperti mengubah air menjadi anggur, dan muncul dengan dikelilingi 12 manusia. Menyandang julukan “bapa” dan “penyelamat”. Mati, bangkit setelah tiga hari, dan naik ke surga. Menurut tradisi umum, Dionysus merupakan putra dewa Zeus dan perempuan manusia, Semele. Dalam versi Kreta untuk cerita yang sama, Dionysus adalah putra Zeus dengan Persephone, anak perempuan Demeter, yang juga disebut Kore, yang dianggap “dewi perawan.” Dalam mitos umum mengenai kelahiran Dionysus/Bacchus, Semele secara misterius dihamili oleh salah satu petir dewa Zeus – suatu kehamilan perawan yang ajaib. Dionysus merupakan simbol matahari.
Dionysus dipercayai memiliki beberapa atribut yang “sama” dengan karakter Kristus (Messias) dan tradisi Kristen:
- Dionysus lahir dari seorang perawan pada 25 Desember atau Winter Solstice (titik balik matahari musim dingin).
- Dia adalah putra “bapa” di surga.
- Sebagai Anak Suci, Bacchus ditempatkan dalam sebuah ranjang/palungan/ayunan “di antara binatang-binatang.”
- Dionysus adalah seorang pengajar yang berkeliling sambil melakukan mujizat-mujizat.
- Dia adalah dewa anggur, dan mengubah air menjadi anggur.
- Dionysus menunggang seekor keledai pada “perarakan kemenangan.”
- Dia seorang raja suci yang dibunuh dan dimakan dalam ritual ekaristi untuk kesuburan dan penyucian.
- Dewa ini pergi ke dunia orang mati untuk menyelamatkan kekasihnya, bangkit dari tanah setelah mati tiga hari.
- Dionysus bangkit dari kematian pada 25 Maret dan naik ke surga.
- Bacchus dijuluki “Bapa,” “Pembebas” dan “Penyelamat.”
- Dionysus dianggap “Putra Tunggal yang dilahirkan,” “Raja segala raja,” “Dewa segala dewa,” “Penanggung dosa,” “Pembebas,” “Yang diurapi” (messias), dan “Alfa Omega.”
- Dia diidentifikasi dengan kambing jantan atau anak domba.
- Julukan pengurbanannya “Orang muda di pohon” menunjukkan dia digantung pada pohon atau disalibkan.
Gelar “Raja segala raja” dan julukan lainnya mungkin menggambarkan hubungan Dionysus dengan Osiris. Dionysus, Bacchus, Zagreus, dalam mitologi Sumeria-Babilonia kuno, juga disebut Dumuzi-absu, atau Tammuz.
Hercules
Hercules, anak dewa Zeus, ditakdirkan dari lahir untuk menduduki tahta Argos. Hera, istri Zeus yang cemburu menginginkan tahta itu bagi yang lainnya dan berusaha menunda kelahiran Hercules, dan akhirnya berusaha membunuh Hercules selagi di tempat tidurnya, dengan mengirim dua ekor ular untuk melilit dia. Hercules membunuh ular-ular itu, meskipun dia belum berusia satu tahun. Selanjutnya, dia dikirim ke pinggiran negeri dimana dia menjadi seorang gembala.
Herkules mengadakan perjalanan turun ke Hades dan kembali dari situ bersama Theseus dan Peirithous. Tubuh Hercules tidak dapat ditemukan dan dia dianggap dibawa oleh dewa-dewa. Ketika rombongan Iolaus datang untuk mencari dan mengumpulkan tulang-tulang Hercules, dia tidak dapat menemukan satu pun, sehingga mereka menduga, sesuai dengan kata-kata ramalan, dia berpindah dari antara manusia ke dalam kumpulan dewa-dewa.
Jupiter
Jupiter atau Yupiter dianggap “Raja segala dewa” dan dewa surga dan halilintar dalam mitologi Romawi. Dia dianggap sama dengan Zeus dalam mitologi Yunani.
Osiris
Selama dinasti kerajaan Mesir ke-18 dan 19 (1300 SM), Osiris juga dijuluki “raja kekekalan, penguasa segala keabadian, yang melintasi jutaan tahun dalam umur hidupnya, pangeran dewa-dewa dan manusia, dewa segala dewa, raja segala raja, tuan segala tuan, pangeran segala pangeran, pemerintah dunia yang ada selamanya.”
Osiris secara tradisional digambarkan sebagai pria berjenggot yang kakinya dimumifikasi. Ia sering terlihat memakai mahkota runcing dengan bulu burung unta dan membawa tongkat lengkung dan cambuk. Tongkat lengkung diperkirakan menggambarkan Osiris sebagai dewa gembala, tetapi simbolisme cambuk juga lebih tidak jelas. Dia biasanya digambarkan sebagai firaun dengan kulit warna hijau – warna kelahiran kembali – atau hitam, menunjukkan kesuburan dataran tepi Sungai Nil.
Osiris dianggap sebagai anak sulung dari dewa Bumi Geb, dia penguasa orang-orang mati dan pemberi kehidupan dengan menumbuhkan tanaman dan banjir yang menyuburkan sungai Nil. Melalui pengharapan kelahiran baru setelah kematian, Osiris dikaitkan dengan siklus alam, namun ia dipuja sebagai Dewa Orang-orang Mati sampai penindasan agama Mesir pada waktu munculnya Kekristenan di Kekaisaran Romawi.
Dia juga digambarkan sebagai: ‘dia yang selalu ramah dan awet muda’ dan ‘dewa ilmu pengetahuan’. Firaun dan orang-orang kaya Mesir kuno lainnya terhubung dengan Osiris dalam kematian jika mereka membayar ritual untuk asimilasi, yang berarti mereka dapat bangkit dari antara orang mati bersama Osiris dan memperoleh hidup yang kekal.
Salah satu versi dari mitos Osiris mengatakan bahwa saudaranya, Seth, bersama dengan Ratu Ethiopia, bersekongkol dengan 72 orang kaki tangannya untuk merencanakan pembunuhan Osiris. Seth menipu Osiris dengan memasukkannya ke dalam peti sarkofagus, yang kemudian disegel dan dibuang ke sungai Nil. Tapi istri Osiris, Isis, mencari jenazahnya sampai ia menemukannya tertambat pada batang pohon asam, yang menopang atap istana. Dia berhasil mengangkat peti mati dan itu membukanya, tapi Osiris sudah mati. Dia menggunakan mantera untuk membangkitkan Osiris kembali ke kehidupan supaya bisa menghamilinya, tapi setelah itu ia meninggal lagi dan Isis menyembunyikan tubuhnya di padang pasir. Beberapa bulan kemudian, Isis yang secara ‘supernatural’ menjadi hamil, akhirnya melahirkan Horus, dewa pelindung Nekhen di Mesir Atas yang sering digambarkan sebagai burung elang, seperti dengan kepala elang itu. Kemudian, saat berburu di padang gurun, Seth menemukan tubuh Osiris dan merobeknya menjadi 14 potong, mencerai-beraikannya ke seluruh negeri.
Isis mengumpulkan semua bagian tubuhnya kembali – kecuali (maaf) penisnya, yang dimakan ikan lele – dan menyatukannya dengan kain perban untuk dimakamkan secara layak. Para dewa terkesan dengan pengabdian Isis dan membangkitkan Osiris sebagai dewa penguasa dunia orang mati.
Sol Invictus
Sol Invictus, “Matahari yang tak terkalahkan”, adalah dewa matahari resmi Kekaisaran Romawi dan menjadi pelindung para prajurit Romawi. Hari kelahirannya dirayakan pada 25 Desember pada perayaan Dies Natalis Solis Invicti, Hari kelahiran Matahari yang Tak Terkalahkan.
Adonis
Dalam mitologi Yunani, Adonis adalah dewa kecantikan dan hasrat. Awalnya, dia adalah dewa yang disembah di wilayah Phoenicia (Lebanon modern), namun belakangan diadopsi oleh orang-orang Yunani. Menurut kepercayaan, dia adalah putra Theias, raja Syria, dengan Myrrha (atau Smyrna), putrinya sendiri. Menurut mitologi, Myrrha jatuh cinta kepada ayahnya dan memperdayakan dia sehingga berhubungan seks dengannya, sehingga Adonis dikandung. Ketika Theias mendapati bahwa putrinya telah tidur dengan dia, dia berusaha mencarinya untuk membunuhnya. Myrrha memohon kepada dewa-dewa untuk mengubah bentuknya, dan akhirnya dia diubah menjadi pohon myrrh (mur, kemenyan). Dalam bentuk pohon, dia melahirkan Adonis, yang kepadanya dewi Aphrodite jatuh cinta. Dia melindunginya dan menugaskan Persephone untuk membesarkan dia. Namun belakangan, Persephone menolak untuk mengembalikan Adonis kepada Aphrodite. Ini menimbulkan pertengkaran yang akhirnya diselesaikan oleh Zeus. Sebagai akibatnya, Adonis harus tinggal selama sepertiga tahun bersama masing-masing dewi, dan sepertiga tahun dengan siapa pun yang dia inginkan. Adonis memilih meluangkan waktu dua pertiga tahun bersama Aphrodite.
Adonis mati ketika dia diserang seekor babi liar yang dikirim Artemis, yang iri hati dengan kemampuannya berburu. Versi mitologi yang lain menyebutkan bahwa babi hutan liar ini dikirim oleh Ares, karena dia mencintai Aphrodite. Ketika Adonis mati, Aphrodite menuangkan nektar ke atas darahnya, dan bunga berbentuk bintang tumbuh di atasnya.
Helios
Helios adalah personifikasi Matahari dalam mitologi Yunani. Dia adalah putra Titan (Raksasa) Hyperion dan Titan perempuan, Theia, yang juga dikenal sebagai Euryphaessa dan saudara dewi Selene, bulan, dan Eos, fajar.
Helios digambarkan sebagai Titan (raksasa) yang rupawan bermahkotakan lingkaran cahaya matahari, yang mengendarai kereta matahari melintasi langit setiap hari ke bumi – mengelilingi Oceanus dan melalui dunia lautan kembali ke timur pada waktu malam. Helios dikatakan mengendarai kereta emas yang ditarik oleh kuda-kuda berapi, Pyrois, Aeos, Aethon, dan Phlegon.
Helios pada akhirnya dikenal juga sebagai dewa terang, Apollo. Namun, mereka juga dipandang sebagai dua dewa/titan yang berbeda, Helios adalah Titan (raksasa), sedangkan Apollo adalah seorang Olympian. Dalam mitologi Romawi, Helios disebut Sol, yakni Sol Invictus.
Bacchus
Bacchus adalah dewa Romawi untuk pertanian dan anggur, merupakan nama lain dari dewa Yunani Dionysus. Dia adalah dewa terakhir yang bergabung dengan 12 dewa Olympian. Tanaman-tanamannya adalah anggur dan tumbuhan ivy membelit. Dia sering membawa tongkat yang berujung buah pinus (pine cone). Para pengikutnya adalah makhluk kambing iblis Satyr dan Maenad, perempuan-perempuan gila/liar yang menari-nari dengan enerjik selama perayaan-perayaannya.
Bacchus adalah putra dewa Yupiter (nama Yunani dewa Zeus) dan Semele, seorang perempuan manusia yang oleh Juno (nama Yunani dewi Hera) diperdayai sehingga meminta kepada Yupiter supaya memperlihatkan dirinya yang sesungguhnya. Karena dia hanyalah seorang perempuan mortal, dia terbakar ketika melihat Yupiter dalam bentuk tubuhnya yang ilahi. Sehingga Yupiter menjahit bayi Bacchus ke pahanya, dan melahirkan dia sembilan bulan kemudian. Sebagai seorang anak, Bacchus dididik oleh Silenus, yang begitu mencintai anggur dan seringkali harus dibawa di punggung keledai. Sebelum dia menempati posisinya di Olympus, Bacchus mengembara ke seluruh dunia selama bertahun-tahun, pergi sampai ke India untuk mengajar orang-orang bagaimana cara menanam anggur.
Apollo
- Apollo adalah putra dewa Zeus dan Titan (raksasa) perempuan, Leto. Dia dilahirkan di pulau Delos.
- Dia dan saudari kembarnya, Artemis, keduanya dewa Olympian, mewarisi keahlian memanah.
- Nama aslinya, Phoebus, yang artinya “terang” atau “murni” dan berhubungan dengan neneknya, Titan (raksasa) Phoebe.
- Apollo adalah penyihir yang ahli, dikenal menyukakan Olympus dengan lagu-lagu yang dimainkan dari lira emasnya. Liranya, alat musik berdawai sejenis harpa kecil, dibuat oleh Hermes.
- Sembilan ‘Muse’ menyertai dia; mereka adalah dewa-dewi yang menginspirasi seni dan musik.
- Apollo mengajar manusia ilmu pengobatan, sehingga dia sering disebut sang “Penyembuh.”
- Apollo disebut Dewa Terang dan Dewa Kebenaran.
- Apollo bertindak sebagai perantara antara dewa-dewa dengan manusia.
- Karena kesetiaan dan integritasnya, dia dianugerahkan karunia nubuat dan meramal.
- Apollo melindungi Oracle di Delphi terhadap Hercules, yang marah kepada para pendeta wanita yang menolak meramalnya.
- Apollo membunuh seekor ular naga bernama Python dalam suatu pertandingan, dengan anak panah tunggal.
- Menurut Illiad Homer, Apollo memainkan peranan penting dalam Perang Troya. Dia meracuni perkemahan Yunani dengan wabah dan membantu Paris membunuh Achilles.
- Ironisnya, Apollo jug seorang “Pemurni”, yang dapat mentahirkan mereka yang ternoda oleh darah kerabatnya.
- Dolphin dan angsa adalah binatang-binatang keramat baginya.
- Pohon salam, yang digunakan di Yunani sebagai simbol status, adalah pohon Apollo.
- Apollo secara tidak sengaja membunuh rekan terdekatnya, Hyacinthus, dalam pertandingan melempar.
- Apollo berjasa membunuh para Cyclops sebagai pembalasan karena mempersenjatai Zeus dengan halilintar.
- Dia punya banyak kisah selingkuh baik dengan dewi-dewi maupun wanita-wanita mortal. Yang paling terkenal dari wanita-wanita ini bernama Hecuba, yang kawin dengan Raja Troya. Perselingkuhan Apollo dengan Hecuba menghasilkan putra bernama Troilus.
- Cinta Apollo ditolak oleh Cassandra, wanita mortal, sehingga dia dikutuk dengan membuat ramalan-ramalannya tidak dipercayai.
- Putra Apollo yang paling terkenal adalah Asclepius, meskipun dia punya banyak anak-anak keturunan yang lain.
- Dalam Kitab Wahyu, Apollo adalah Binatang yang keluar dari dalam jurang maut.
Wahyu 9:11 (ILT) Dan mereka mempunyai raja atas mereka, yaitu malaikat Abyssos, nama Ibrani baginya Abaddon, dan dalam bahasa Yunani dia mempunyai nama Apollyon (artinya Penghancur).
Tammuz
Dalam Alkitab, dewa Tammuz disebutkan dalam Yehezkiel 8:14 (ILT) Dan Dia membawaku ke gerbang bait YAHWEH yang menghadap ke sebelah utara. Dan tampaklah wanita-wanita yang sedang duduk meratapi Tammuz (Ibrani: Tammuz; “tunas kehidupan”, dewa Sumeria-Babylonia untuk makanan dan tanaman).
Tammuz, anak laki-laki Nimrod dengan istrinya (ibunya sendiri), Semiramis, diidentifikasikan sebagai Dewa Matahari Babel dan disembah pada Winter Solstice. Sementara hari-hari menjadi semakin singkat sepanjang musim salju, durasi siang hari menjadi paling singkat pada saat winter solstice, titik balik matahari musim dingin, kira-kira tanggal 22-23 Desember. Tammuz dianggap mati selama winter solstice ini, dan diperingati dengan membakar sebatang kayu di perapian. Bahasa Kasdim untuk bayi adalah “yule”, dan menjadi asal usul istilah “balok kayu yule” (Yule log). Kelahiran kembali Tammuz dirayakan dengan mengganti balok kayu tadi dengan memotong sebatang pohon dan menghiasnya pada keesokan harinya. (Baca Yeremia 10)
Agama pagan terbesar yang menyebarkan penyembahan matahari di dunia Yunani dan Romawi pada 25 Desember adalah sekte Mithraisme. Mereka menyebutnya “Kelahiran Matahari.” Mithra, dewa matahari, dianggap lahir pada waktu itu, demikian juga Osiris, Horus, Tammuz, Hercules, Bacchus, Adonis, Jupiter – semuanya adalah Messias pagan. Fakta ini mengindikasikan bahwa semua dewa-dewa matahari pagan dan jejak keilahian mereka memiliki akar pada dewa matahari Babel kuno – Nimrod.
Hari Kelahiran Anti-Kristus
Namun, bagaimana messias-messias palsu ini bisa memiliki “atribut-atribut” yang “sama” dengan Yeshua (Yesus), sang Messias (Kristus) yang sesungguhnya?
Satan telah mengetahui bahwa Messias yang sebenarnya (Yeshua) akan datang ke dalam dunia. Itu sebabnya dia mengerahkan segenap kemampuannya untuk membangkitkan “orang-orang terbaiknya” untuk mendahului dan mengambil posisi sebagai “Messias.” Hal ini sudah dilakukannya sejak zaman dahulu, dan itu akan terus dilakukannya sampai kepada saat yang terakhir, dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan juga.
Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga. Matius 24:24 (TB)
Perhatikan baik-baik apa yang dikatakan Yeshua (Yesus) kepada kita,
“Siapa pun yang datang sebelum Aku, mereka adalah para pencuri dan perampok, sebaliknya domba-domba itu tidak mendengarkan mereka.” Yohanes 10:8 (ILT)
Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Yohanes 10:10 (TB)
Rasul Yohanes juga memperingatkan tentang hal ini,
“Hai anak-anak kecil, inilah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar bahwa seorang Antikristus sedang datang, sekarang bahkan banyak antikristus (anti-messias) telah muncul, dari itu kita tahu bahwa ini adalah waktu yang terakhir.” 1Yohanes 2:18 (ILT)
Sebelum Messias Yeshua (Yesus Kristus) dilahirkan, sudah ada “banyak anti-Messias” atau “antikristus” yang telah datang dan pergi.
Apa arti kata “anti” dalam bahasa aslinya?
G473 – anti: artinya lawan, yaitu pengganti, menggantikan posisi, menggantikan tempat, menunjukkan kontras, lawannya.
Dengan kata lain, antikristus (anti-messias) juga memiliki arti: messias palsu, yang menggantikan posisi Messias yang sebenarnya. Mereka adalah para pencuri dan perampok jiwa-jiwa, yang datang hanya untuk menyesatkan dan membinasakan jiwa-jiwa siapa pun yang dapat dibawanya, bahkan sekiranya mungkin, orang-orang pilihan juga.
Hari Natal 25 Desember adalah hari kelahiran antikristus-antikristus ini.
Pohon Natal
Menurut tradisi Babel kuno, Semiramis (yang akhirnya dikenal sebagai dewi Astarte/Asherah/Ashtoreth/Asytoret/Isis/Ishtar/Easter dalam agama pagan lainnya) menyatakan bahwa setelah kematian putranya/suaminya, Nimrod (ya, Semiramis kawin dengan putranya sendiri, Nimrod), sebuah pohon cemara tumbuh besar dalam semalam dari tunggul pohon yang telah mati. Tunggul yang mati ini menggambarkan Nimrod yang mati, dan pohon cemara yang bertumbuh ini menggambarkan Nimrod yang bangkit kembali. Semiramis berkata bahwa Nimrod akan mengunjungi pohon cemara itu dan meletakkan hadiah-hadiah setiap tahun pada perayaan kelahirannya, yang akan terjadi pada 25 Desember.
Dalam Bibletools.org, Mike Ford menggambarkan tradisi pagan kuno mengenai Nimrod seperti ini:
Setelah kematian Nimrod (kurang lebih 2167 SM), Semiramis menyebarkan kepercayaan bahwa dia menjadi seorang dewa. Semiramis menyatakan bahwa dia melihat sebatang pohon cemara bertunas dan bertumbuh besar dari akar tunggul pohon yang sudah mati, menggambarkan bertunasnya kehidupan kembali Nimrod. Pada hari ulang tahun kelahirannya, dia berkata, Nimrod akan mengunjungi pohon cemara itu dan menaruh hadiah-hadiah di bawahnya.
John Punkett menggambarkan mitos pagan kuno mengenai 25 Desember sebagai berikut:
Dari banyak tulisan kuno, banyak hal dapat dipelajari dari orang ini (Nimrod), yang memulai kemurtadan besar yang terorganisasi secara mendunia dari Elohim yang mendominasi dunia hingga sekarang. Nimrod sangatlah jahat, dikatakan bahwa dia kawin dengan ibunya sendiri, yang bernama Semiramis. Setelah Nimrod mati sebelum waktunya, ibu/istrinya, Semiramis, menyebarluaskan ajaran jahat mengenai Nimrod yang dikatakannya selamat dan menjadi makhluk roh. Dia menyatakan sebatang pohon cemara yang bertunas dan bertumbuh besar dalam semalam dari tunggul pohon yang mati, yang menjadi simbol bertunasnya kehidupan kembali Nimrod yang sudah mati. Pada setiap ulang tahun kelahirannya, dia menyatakan, Nimrod akan mengunjungi pohon cemara dan menaruh hadiah-hadiah di atasnya. 25 Desember adalah hari kelahiran Nimrod. Inilah asal usul sebenarnya dari pohon Natal.
Dari dongeng asli yang disebarluaskan oleh Semiramis (“Ratu Surga”) datanglah tradisi pagan untuk pergi ke hutan “suci” dan menaruh hadiah-hadiah bagi Nimrod (yang belakangan disembah sebagai “Baal”) di pohon cemara.
Berikut ini menggambarkan apa yang dipercayai orang Babel mengenai asal-usul pohon Natal:
“Dongeng Babel kuno mengatakan sebuah pohon cemara bertunas dari tunggul pohon yang sudah mati. Tunggul yang mati ini menggambarkan Nimrod yang mati, dan pohon cemara yang bertumbuh ini menggambarkan Nimrod yang hidup kembali di dalam Tammuz. Di antara orang-orang Druid, pohon oak dianggap keramat, di antara orang-orang Mesir itu adalah pohon palem, dan bagi orang Romawi adalah pohon cemara, yang dihiasi dengan buah-buahan beri merah selama perayaan Saturnalia.” (Walsh, Curiosities of Popular Customs, hlm. 242).
Berikut kutipan dari Encyclopeda Britannica tentang “Christmas” (Natal):
“Di dunia Romawi, Saturnalia (17 Desember) adalah saat bersukaria dan saling tukar menukar hadiah. 25 Desember juga dianggap sebagai hari kelahiran dewa misterius Iran, Mithra, sang Surya Kebenaran. Pada Tahun Baru Romawi (1 Januari), rumah-rumah dihiasi hijau-hijauan dan pelita-pelita, dan hadiah-hadiah diberikan kepada anak-anak dan fakir miskin. Kebudayaan ini, juga ditambah lagi dengan ritual Jerman dan ritual Yule dari Celtic, ketika suku Teutonic memasuki Galia, Inggris dan Eropa tengah. Makanan dan berkumpul bersama-sama, balok kayu Yule dan kue-kue Yule, hijau-hijauan dan pohon cemara, hadiah-hadiah dan ucapan selamat semuanya menjadi hal-hal yang dilakukan dalam memperingati musim perayaan ini. Nyala api dan cahaya, simbol kehangatan dan umur panjang, selalu dihubungkan dengan festival musim dingin, baik oleh kaum pagan maupun Kristen” (Encyclopedia Britannica, 15th ed., vol. II, p. 903).
Penyembahan pada pohon adalah hal umum di kalangan orang-orang pagan kuno. Menurut Festivals, Holy Days, dan Saints’ Days:
“Pohon Natal… merangkum ide penyembahan pohon… ornamen berkilauan berbentuk bola-bola merupakan simbol matahari… seluruh festival Winter Solstice telah diadopsi ke dalam Hari Natal… penggunaan holly dan mistletoe pada upacara Druid; pohon Natal untuk memberikan penghormatan kepada pohon cemara keramat Odin…” (hal 236). (Note: holly, sejenis tumbuhan hijau dengan daun-daun runcing dan memiliki buah berbentuk gugusan berwarna merah. Dewa Odin adalah dewa kuno bangsa Eropa, ayah dewa Thor).
Dalam bukunya Christmas Folklore, Collins menuliskan:
“Banyak tumbuh-tumbuhan yang dipakai pada Natal merupakan simbol kesuburan. Khususnya setiap pohon cemara, dengan kemampuannya bertahan pada bulan-bulan yang tandus, namun yang paling menarik adalah holly, ivy, dan mistletoe. Holly dengan daun-daunnya yang runcing, bunga-bunga putih, dan buah beri merah, melambangkan hasrat seksual laki-laki. Faktanya, dalam lagu-lagu Inggris… holly adalah pria dan ivy adalah wanita. Penggunakan tumbuh-tumbuhan ini sangat mungkin “dipinjam” oleh orang “Kristen” di antara budaya-budaya lain dari Saturnalia Romawi.”
Ivy, pasangan holly, dalam ritual Yunani kuno mengambil nama dari seorang gadis yang menari-nari dan sangat bergembira di hadapan Dionysus sampai-sampai dia jatuh mati di kakinya. Dewa pagan, Dionysus, tergerak oleh tariannya, mengubah dia menjadi ivy supaya bisa membelit apa pun yang ada di dekatnya. Dionysus, adalah versi Yunani dari dewa anggur dan kesukariaan, merupakan nama lain dari Bacchus, Tammuz, atau Nimrod.
Mistletoe, sejak zaman dahulu, dipandang misterius dan keramat, simbol dari matahari, pemberi kehidupan, pembangkit nafsu, dan pelindung terhadap penyakit dan racun. Tanaman ini secara khusus dianggap keramat oleh kaum Druid Celtic yang mempersembahkannya dalam doa kepada dewa-dewa. Mistletoe dianggap oleh kaum pagan sebagai “ranting emas.” Dua hari raya besar ketika kaum pagan mengumpulkan mistletoe adalah pada hari pertengahan musim panas, Summer Solstice (titik balik matahari musim panas), dan 25 Desember, Winter Solstice. Itu dianggap memiliki kuasa menunjukkan harta karun di bumi, dan dibentuk menjadi “tongkat sihir.”
Dalam buku “The Two Babylons”, Hislop menggambarkan beberapa tradisi kuno di sekitar pohon Natal pada halaman 97…
“Pohon Natal, yang sekarang begitu umum di antara kita, juga sama umumnya di zaman Romawi dan Mesir kuno. Di Mesir, yang dipakai adalah pohon palem, di Roma digunakan pohon cemara. Pohon palem menunjukkan dewa messias mereka, Baal-Tamar. Pohon cemara menunjukkan dia sebagai Baal-Berith. Ibu dari Adonis, dewa matahari dan perantara ilahi yang besar, dikatakan berubah secara mistis menjadi sebatang pohon. Dan dalam keadaan itulah dia melahirkan anak laki-laki ilahinya. Jika ibunya adalah sebatang pohon, anak laki-lakinya dikenali sebagai ‘manusia yang berasal dari cabang’ (tunas). Dan inilah keseluruhan cerita tentang meletakkan batang kayu Yule ke dalam api di malam Natal, dan kemunculan pohon Natal pada keesokan harinya.”
Menurut tradisi Babel kuno, festival musim semi Ishtar (Easter) adalah waktu ketika “Ratu Surga” dipercayai menjadi hamil. Sembilan bulan kemudian dewa matahari akan “lahir” atau “dilahirkan kembali”.
Bagi orang Babel kuno, pohon-pohon perayaan ini disembah sebagai “Ratu Surga”, dan hadiah-hadiah dibawa ke “kerumunan” pepohonan yang ditumbuhkan untuk menghormatinya dan diletakkan di bawahnya sebagai persembahan-persembahan.
Orang Babel juga menggunakan karangan bunga atau daun berbentuk bundar untuk mewakili kelahiran matahari, karena benda itu menggambarkan “rahim” dari ibu Bumi.
Ketika Gereja Roma Katholik memutuskan untuk menjadikan 25 Desember sebagai “Hari Raya Kristen” pada abad ke-4, mereka mengadopsi hari raya penyembahan berhala yang sudah lama ada dan tetap mempertahankan tradisi penyembahan berhala yang sama.
Kristen Merayakan Natal ?
Orang-orang Kristen mula-mula, sepenuhnya menolak tradisi-tradisi ini. Pada abad ke-3, Tertullian menulis sebagai berikut tentang perayaan-perayaan pagan ini:
“Pada hari kesukaanmu, kami (orang Kristen) tidak menutupi pintu rumah kami dengan karangan bunga dan daun, tidak juga menghiasinya dengan lampu-lampu. Pada panggilan untuk perayaan umum, kamu menganggapnya layak untuk menghiasi rumahmu seperti rumah pelacuran yang baru. Kami dituduh melanggar tradisi karena kami tidak merayakan hari raya itu bersama-sama kamu…”
Dalam Kitab Yeremia, Elohim memberikan peringatan: Yeremia 10:1-4 (ILT)
- Dengarlah firman yang telah YAHWEH sampaikan kepadamu, hai keluarga Israel.
- Beginilah YAHWEH berfirman, “Janganlah kamu mempelajari kelakuan bangsa-bangsa, dan janganlah gentar akan tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa digentarkan olehnya.
- Sebab, kebiasaan bangsa-bangsa adalah kesia-siaan, karena seseorang telah memotong dengan kapak sebatang pohon dari hutan, sebagai karya pahatan tangan.
- Mereka menghiasinya dengan perak dan emas, mereka menguatkannya dengan paku dan palu sehingga dia tidak goyah.
Ada banyak orang Kristen yang bertanya-tanya ketika membaca Kitab Wahyu, apa yang dimaksud dengan Misteri Babylon atau Rahasia Babel di zaman modern ini? Ini adalah sebagian gereja modern, yang berisi campuran antara ajaran-ajaran yang benar dari Alkitab, ditambah hari-hari raya Kristen paling sakral yang merupakan tradisi-tradisi Pagan penyembahan Ba’al kuno. Seluruh tradisi-tradisi Pagan kuno ini adalah bagian dari perayaan kelahiran kembali matahari pada tanggal 25 Desember. Tidak satu pun hal-hal ini berasal dari YHWH Elohim.
Kaum Puritan di Amerika Serikat melarang perayaan Natal karena mereka tahu kebenarannya dan mengajarkan apa dibahas di sini, bahwa Hari Natal tidak ada hubungannya sama sekali dengan Messias, atau peristiwa konsepsi maupun hari kelahiran Yeshua haMashiach (Yesus Kristus).
Dalih pertama yang biasanya diucapkan orang-orang adalah, “Ya, tapi kan kita bisa berbuat baik pada hari itu?” Ya, kita bisa berbuat “baik” pada hari kapan pun di dalam setahun. Kenapa kita harus memberikan hadiah-hadiah dan memasang pohon hijau di dalam rumah kita dan di dalam gereja (Rumah Tuhan) untuk menyambut Hari Natal tanggal 25 Desember? Apakah karena semua orang melakukan hal-hal itu?
Dalih kedua, hamba-hamba Elohim akan berkata bahwa mereka berkhotbah tentang Injil Keselamatan pada hari itu dan banyak orang yang diselamatkan. Ya, itu memang terjadi; tapi bukankah hanya Firman Elohim, dan bukan perangkap-perangkap “kemegahan” dan “kemeriahan” hari raya Pagan yang menjerat jiwa-jiwa itu, yang dapat menyelamatkan orang-orang? Itu pun dapat terjadi pada hari mana pun dalam setahun. Dan bukankah seharusnya kita memberitakan kebenaran tentang kelahiran Messias Yeshua?
Alasan yang senada digunakan Harun ketika dia dan selebihnya dari kaum Israel menyembah anak lembu emas ketika Musa ada di atas gunung Sinai untuk menerima Hukum Torah. Harun berkata bahwa penyembahan anak lembu emas ini dilakukan sebagai Hari Perayaan bagi YHWH:
Dan Harun melihat, dan dia mendirikan sebuah mezbah di depannya. Dan Harun pun berseru dan berkata, “Esok pagi, Hari Raya bagi YAHWEH!” Dan keesokan harinya, bangunlah mereka pagi-pagi sekali, lalu mengangkat persembahan bakaran dan membawa persembahan pendamaian. Dan umat pun duduklah untuk makan dan minum, kemudian bangkitlah mereka dan bersukaria. Keluaran 32:5-6 (ILT)
Namun kita tahu akhir ceritanya, apakah YHWH berkenan kepada perayaan mereka.
Faktanya adalah bahwa selama ribuan tahun, orang-orang percaya – umat Elohim – dilahirkan di dalam tradisi-tradisi ini, sehingga menerima seluruh adat-istiadat kuno ini sebagai suatu “kebenaran.”
Namun semakin kita mempelajari kebenaran sesungguhnya tentang asal-usul tradisi-tradisi ini, semakin kita mengerti bahwa pada dasarnya umat kristen semua harus bertobat karena memelihara hari-hari raya Pagan ini.Notte Von Edison Alouisci dilisensikan dengan CC BY-NC-ND 4.0© 2 oleh Von Edison Alouisci
0 Comments:
Post a Comment