Showing posts with label SEJARAH RASULULLAH. Show all posts
Showing posts with label SEJARAH RASULULLAH. Show all posts

Wednesday, November 18, 2020

RATU ELIZABETH KETURUNAN RASULULLAH ??

 


Pada tahun 1986 penerbit silsilah terpercaya dari Inggris
bernama Burke’s Peerage menulis sebuah penemuan yang cukup mengejutkan:
Nabi Muhammad saw adalah leluhur Ratu Elizabeth II! Sontak penemuan ini
menimbulkan berbagai macam reaksi.

Penelitian ini jelas
bukan studi asal-asalan. Mereka jelas melacak silsilah kerajaan Inggris
dari berbagai macam sumber. “Memang jarang diketahui oleh masyarakat
Inggris,” tulis Harold B. Brooks-Baker kepada Margaret Thatcher
sebagaimana dikutip dari laman History, “bahwa darah Muhammad mengalir dalam tubuh Ratu Elizabeth.” Bahkan dilansir dari media The Economist hal ini sudah dikonfirmasi kepada Syekh Ali Goma mantan mufti Mesir.

Hal ini tentu akan membuat kita mengernyitkan dahi: benarkah?

Penemuan
ini dihasilkan setelah melacak leluhur Ratu Elizabeth hingga 43 orang
kakek dan nenek moyangnya. Nenek moyang ke-28 dari Ratu Elizabeth adalah
seorang wanita yang dikenal dengan nama Zaidah dari Sevilla.

Zaidah
sendiri, menurut silsilah yang dirilis, adalah putri dari al-Mu’tamid
bin Abbad, seorang raja terakhir Dinasti Abbad yang sempat berkuasa di
Andalus pada awal abad 11. Dinasti Abbad sendiri, menurut Burke’s
Peerage, adalah keturunan Nabi saw. Kakek tertinggi mereka, Na’im I
adalah putra dari Zahra. Zahra sendiri adalah putri dari Husayn
Al-Atsram bin Hasan bin Ali RA.

Ketika itu Dinasti
Abbad diserbu oleh Dinasti Muwahhidun (Almohad). Karena Dinasti Abbad
takluk, Zaidah kabur ke Kerajaan Castilla dan dinikahi oleh Alfonso VI
yang terpesona akan kecantikannya. Zaidah kemudian berganti nama menjadi
Isabella dan berpindah agama.

Dari pernikahan ini
mereka memiliki putra bernama Sancho Alfonsez yang nantinya akan
memberikan keturunan raja-raja Britania. Berikut silsilah lengkapnya:


                                                     Pohon silsilah ini dilansri Dailymail

Karena
tidak memiliki kapasitas untuk melacak silsilah dari Ratu Elizabeth
hingga Sancho Alfonsez, maka saya hanya akan mencoba melacak sosok
Zaidah ini. Benarkah dia keturunan Nabi SAW? Benarkah dia menikah dengan
Alfonso VI? Bahkan lebih jauh, benarkah dia ada?

Sebenarnya rujukan yang digunakan Burke’s Peerage kebanyakan menukil
dari buku sejarah Eropa zaman kegelapan yang secara kredibilitas masih
kalah kualitas ketimbang rujukan yang ditulis oleh sejarawan muslim. Hal
ini dikarenakan saat itu orang muslim sangat rajin menulis sejarah
mereka. Ada banyak sekali buku sejarah tentang Andalus (Spanyol) seperti
Nafhut Thib, Al-Ihathoh, Al-Bayanul Mughrib, dan lain-lain. Maka
referensi dari orang muslim lebih kredibel dalam hal ini ketimbang yang
lain.

Nah, mengenai sosok Zaidah ini, penelusuran saya atas turats islami tentang sejarah Maghrib menemukan bahwa tidak ada yang mencatat soal Zaidah kecuali hanya dua sumber. Keduanya adalah Al-Bayanul Mughrib dan Al-Mi’yarul Maghrib.

Dua buku ini mengkonfirmasi keberadaan wanita ini. Dalam Al-Bayanul Mughrib jilid 3 halaman 41, Ibnu Adzari berkata:

وفي خلال ذلك وصل إليه ولد أذفونش شانجه من زوج المأمون التي كانت تنصرت بنحو سبعة ألاف فارس

“Di
tahun ini anak Alfonso pergi ke benteng Iqlisy, anak itu bernama Sancho
dan berasal dari istri al-Ma’mun yang masuk Kristen dengan mahar tujuh
ribu kuda.”


Ibn Adzari berpendapat bahwa Zaidah ibu dari Sancho ini bukanlah
istri dari al-Mu’tamid. Melainkan ia adalah istri al-Ma’mun putra
al-Mu’tamid. Maka berdasarkan penuturan Ibn Adzari sosok Zaidah bukanlah
keturunan Dinasti Abbad. Melainkan dia adalah menantu dari al-Mu’tamid.

Senada
dengan hal ini, al-Wansyarisyi, seorang ulama Malikiyyah, mencatat hal
yang sama dalam buku kumpulan fatwa ulama Maghrib, Andalus, dan Afrika
miliknya yang berjudul al-Mi’yarul Maghrib jilid 5 halaman 197 ketika menjelaskan bahaya kemurtadan jika tinggal di negara musuh:

كما عرض لكنة المعتمد بن عباد ومن لها من الأولاد

“Seperti halnya kemurtadan yang menimpa menantu Al-Mu’tamid bin Abbad dan keturunannya.”

Kedua
sumber ini menyepakati adanya seorang wanita yang berpindah agama dan
menikah dengan Raja Castilla, Alfonso VI. Kedua sumber ini juga sepakat
bahwa wanita itu adalah menantu Al-Mu’tamid. Maka bisa disimpulkan bahwa
Zaidah ini bukan keturunan Dinasi Abbad. Melainkan hanya menantunya.
Penuturan ini berbeda dengan hasil penulusuran Burke’s Peerage yang
menyebut bahwa Zaidah ini putri Al-Mu’tamid.

Namun, jika kita
mengandaikan bahwa Zaidah adalah putri Al-Mu’tamid, benarkah Zaidah ini
keturunan Nabi saw? Maka diperlukan pelacakan atas silsilah Bani Abbad.

Dalam Wafiyatul A’yan
jilid 5 halaman 21, Ibnu Khalikan sempat mencatat silsilah keluarga
Bani Abbad. Silsilah Bani Abbad yang dicatat Ibnu Khalikan sama dengan
yang dicatat Burke’s Peerage namun cuma sampai Na’im al-Lakhmi..

Namun apakah Na’im ini—kakek moyang Bani Abbad—benar putra Zahra
binti Husayn al-Atsram? Hal ini juga masih harus ditelisik lebih jauh
lagi karena Husayn al-Atsram putra Hasan bin Ali bin Abi Thalib adalah
sosok yang jarang dibicarakan sejarah. Kitab tarikh bahkan menyebutkan
bahwa dia tidak memiliki keturunan dan mati muda (mata sari’an).

Namun
saya menemukan bahwa Imam Ja’far Shodiq memiliki istri bernama Fathimah
yang menjadi putri Husayn al-Atsram. Itu berarti Husayn al-Atsram
memiliki keturunan. Namun tidak ada yang menyebutkan bahwa Husayn
al-Atsram memiliki putri bernama Zahra yang menjadi ibu Na’im al-Lakhmi.

Intinya,
penulis tidak menemukan kepastian tentang keturunan Husayn al-Atsram
yang bernama Zahra. Namun hal ini tidak berarti sosok Zahra tidak ada.

Pada
akhirnya, penisbatan Ratu Inggris sebagai keturunan Nabi saw ini
memiliki dua halangan. Halangan pertama ada di sosok Zaidah yang
ternyata menantu Bani Abbad, bukan keturunannya. Halangan kedua ada di
silsilah moyang Bani Abbad yang ternyata keturunan Kerajaan Lakhmid,
bukan keturunan Nabi saw. Wallahu a’lam.

sumber analisis :Kholili Kholil
Alumni Pesantren Lirboyo-Kediri. Saat ini mengajar di Pesantren Cangaan Pasuruan, Jawa Timur.

RATU ELIZABETH KETURUNAN RASULULLAH ??

 


Pada tahun 1986 penerbit silsilah terpercaya dari Inggris bernama Burke’s Peerage menulis sebuah penemuan yang cukup mengejutkan: Nabi Muhammad saw adalah leluhur Ratu Elizabeth II! Sontak penemuan ini menimbulkan berbagai macam reaksi.

Penelitian ini jelas bukan studi asal-asalan. Mereka jelas melacak silsilah kerajaan Inggris dari berbagai macam sumber. “Memang jarang diketahui oleh masyarakat Inggris,” tulis Harold B. Brooks-Baker kepada Margaret Thatcher sebagaimana dikutip dari laman History, “bahwa darah Muhammad mengalir dalam tubuh Ratu Elizabeth.” Bahkan dilansir dari media The Economist hal ini sudah dikonfirmasi kepada Syekh Ali Goma mantan mufti Mesir.

Hal ini tentu akan membuat kita mengernyitkan dahi: benarkah?

Penemuan ini dihasilkan setelah melacak leluhur Ratu Elizabeth hingga 43 orang kakek dan nenek moyangnya. Nenek moyang ke-28 dari Ratu Elizabeth adalah seorang wanita yang dikenal dengan nama Zaidah dari Sevilla.

Zaidah sendiri, menurut silsilah yang dirilis, adalah putri dari al-Mu’tamid bin Abbad, seorang raja terakhir Dinasti Abbad yang sempat berkuasa di Andalus pada awal abad 11. Dinasti Abbad sendiri, menurut Burke’s Peerage, adalah keturunan Nabi saw. Kakek tertinggi mereka, Na’im I adalah putra dari Zahra. Zahra sendiri adalah putri dari Husayn Al-Atsram bin Hasan bin Ali RA.

Ketika itu Dinasti Abbad diserbu oleh Dinasti Muwahhidun (Almohad). Karena Dinasti Abbad takluk, Zaidah kabur ke Kerajaan Castilla dan dinikahi oleh Alfonso VI yang terpesona akan kecantikannya. Zaidah kemudian berganti nama menjadi Isabella dan berpindah agama.

Dari pernikahan ini mereka memiliki putra bernama Sancho Alfonsez yang nantinya akan memberikan keturunan raja-raja Britania. Berikut silsilah lengkapnya:


                                                     Pohon silsilah ini dilansri Dailymail

Karena tidak memiliki kapasitas untuk melacak silsilah dari Ratu Elizabeth hingga Sancho Alfonsez, maka saya hanya akan mencoba melacak sosok Zaidah ini. Benarkah dia keturunan Nabi SAW? Benarkah dia menikah dengan Alfonso VI? Bahkan lebih jauh, benarkah dia ada?

Sebenarnya rujukan yang digunakan Burke’s Peerage kebanyakan menukil dari buku sejarah Eropa zaman kegelapan yang secara kredibilitas masih kalah kualitas ketimbang rujukan yang ditulis oleh sejarawan muslim. Hal ini dikarenakan saat itu orang muslim sangat rajin menulis sejarah mereka. Ada banyak sekali buku sejarah tentang Andalus (Spanyol) seperti Nafhut Thib, Al-Ihathoh, Al-Bayanul Mughrib, dan lain-lain. Maka referensi dari orang muslim lebih kredibel dalam hal ini ketimbang yang lain.

Nah, mengenai sosok Zaidah ini, penelusuran saya atas turats islami tentang sejarah Maghrib menemukan bahwa tidak ada yang mencatat soal Zaidah kecuali hanya dua sumber. Keduanya adalah Al-Bayanul Mughrib dan Al-Mi’yarul Maghrib.

Dua buku ini mengkonfirmasi keberadaan wanita ini. Dalam Al-Bayanul Mughrib jilid 3 halaman 41, Ibnu Adzari berkata:

وفي خلال ذلك وصل إليه ولد أذفونش شانجه من زوج المأمون التي كانت تنصرت بنحو سبعة ألاف فارس

“Di tahun ini anak Alfonso pergi ke benteng Iqlisy, anak itu bernama Sancho dan berasal dari istri al-Ma’mun yang masuk Kristen dengan mahar tujuh ribu kuda.”


Ibn Adzari berpendapat bahwa Zaidah ibu dari Sancho ini bukanlah istri dari al-Mu’tamid. Melainkan ia adalah istri al-Ma’mun putra al-Mu’tamid. Maka berdasarkan penuturan Ibn Adzari sosok Zaidah bukanlah keturunan Dinasti Abbad. Melainkan dia adalah menantu dari al-Mu’tamid.

Senada dengan hal ini, al-Wansyarisyi, seorang ulama Malikiyyah, mencatat hal yang sama dalam buku kumpulan fatwa ulama Maghrib, Andalus, dan Afrika miliknya yang berjudul al-Mi’yarul Maghrib jilid 5 halaman 197 ketika menjelaskan bahaya kemurtadan jika tinggal di negara musuh:

كما عرض لكنة المعتمد بن عباد ومن لها من الأولاد

“Seperti halnya kemurtadan yang menimpa menantu Al-Mu’tamid bin Abbad dan keturunannya.”

Kedua sumber ini menyepakati adanya seorang wanita yang berpindah agama dan menikah dengan Raja Castilla, Alfonso VI. Kedua sumber ini juga sepakat bahwa wanita itu adalah menantu Al-Mu’tamid. Maka bisa disimpulkan bahwa Zaidah ini bukan keturunan Dinasi Abbad. Melainkan hanya menantunya. Penuturan ini berbeda dengan hasil penulusuran Burke’s Peerage yang menyebut bahwa Zaidah ini putri Al-Mu’tamid.

Namun, jika kita mengandaikan bahwa Zaidah adalah putri Al-Mu’tamid, benarkah Zaidah ini keturunan Nabi saw? Maka diperlukan pelacakan atas silsilah Bani Abbad.

Dalam Wafiyatul A’yan jilid 5 halaman 21, Ibnu Khalikan sempat mencatat silsilah keluarga Bani Abbad. Silsilah Bani Abbad yang dicatat Ibnu Khalikan sama dengan yang dicatat Burke’s Peerage namun cuma sampai Na’im al-Lakhmi..

Namun apakah Na’im ini—kakek moyang Bani Abbad—benar putra Zahra binti Husayn al-Atsram? Hal ini juga masih harus ditelisik lebih jauh lagi karena Husayn al-Atsram putra Hasan bin Ali bin Abi Thalib adalah sosok yang jarang dibicarakan sejarah. Kitab tarikh bahkan menyebutkan bahwa dia tidak memiliki keturunan dan mati muda (mata sari’an).

Namun saya menemukan bahwa Imam Ja’far Shodiq memiliki istri bernama Fathimah yang menjadi putri Husayn al-Atsram. Itu berarti Husayn al-Atsram memiliki keturunan. Namun tidak ada yang menyebutkan bahwa Husayn al-Atsram memiliki putri bernama Zahra yang menjadi ibu Na’im al-Lakhmi.

Intinya, penulis tidak menemukan kepastian tentang keturunan Husayn al-Atsram yang bernama Zahra. Namun hal ini tidak berarti sosok Zahra tidak ada.

Pada akhirnya, penisbatan Ratu Inggris sebagai keturunan Nabi saw ini memiliki dua halangan. Halangan pertama ada di sosok Zaidah yang ternyata menantu Bani Abbad, bukan keturunannya. Halangan kedua ada di silsilah moyang Bani Abbad yang ternyata keturunan Kerajaan Lakhmid, bukan keturunan Nabi saw. Wallahu a’lam.

sumber analisis :Kholili Kholil
Alumni Pesantren Lirboyo-Kediri. Saat ini mengajar di Pesantren Cangaan Pasuruan, Jawa Timur.

Friday, January 25, 2013

RASULULLAH DALAM KITAB KITAB SUCI



















1.Rasulullah  dalam Kitab Suci Agama farsi



  Agama Parsi adalah salah
satu agama yang tertua didunia, setua atau mungkin lebih tua dari agama
Hindu. Ada dua kumpulan Kitab Suci yaitu Dasatir dan Zand Avestra,
yang mungkin bisa disebut sebagai Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
bagi agama Parisi. Di Dasatir, no. 14, dihubungkan dengan nama Sasanll,
bukan hanya sebuah pembenaran terhadap Doktrin dan Ajaran Islam,
melainkan penjelasan atas kenabian dan kedatangan Muhammad saw. Masalah
kenabian ini dinyatakan dalam susunan kalimat yang paling jelas dan
didahului oleh pemandangan tentang kebejatan dan keruntuhan moral di
Persia.


        Masalah kenabian
Muhammad saw. ini tercantum dalam sebuah buku yang tetap buku yang
tetap berada dalam penjagaan yang ketat di Paris, dan kata-katanya tidak
dapat dijabarkan dalam dua interpretesi. Orang yang akan datang adalah
seorang Arab. Orang-orang Persia akan bergabung dengannya dalam iman.


Candi-candi
dewa api akan dihancurkan. Pujaan akan berganti. Orang-orang akan
bersembahyang dengan menghadap Ka’bah. Dapatkah masalah kenabian yang
sudah dinyatakan tersebut menyangkut orang lain Muhammad saw.


           
Orang-orang Islam yang memiliki sedikit pengetahuan atau tidak sama
sekali agama lain mungkin akan tercengang setelah menemukan bahwa Nabi
Muhammad saw. telah dinyatakan kedatangannya dalam Kitab Suci ajaran
Hindu, Parsi, dan budha, sekalipun kenyataan menunjukkan bahwa para
pengikutnya menyembah lembu, matahari, api, alam dan tempat-tempat
pemujaan. Tetapi orang-orang Muslim harus ingat bahwa didalam Kitab Suci
Al-Qur’an, Allah telah berfirman bahwa setiap bangsa memiliki Nabi
masing-masing. Oleh karena itu makanya, Kitab Suci mereka yang asli
merupakan wujud inspirasi dari Tuhan. Saya berikan disini tiga ayat
Kitab Suci Al Qur’an yang menyatakan dalam hal ini.


         
Artinya : dan tidak ada, sesuatu umat pun melainkan telah ada Dalam
kalangannya dahulu seorang Rasul pemberi ingatan dan amaran.


(Al Qur’an Surat Faathir ayat 24)


          Artinya : Tiap-tiap satu umat ada seorang Rasul


(Al Quran Surat Yunus : 47)


         
Artinya : dan (Kami telah mengutuskan) beberapa orang Rasul Yang telah
Kami ceritakan kepadamu dahulu sebelum ini, dan Rasul-rasul Yang tidak
Kami ceritakan hal mereka kepadamu.


(Al Qur’an Surat An Nisa’ ayat 164)


          
Menurut sebuah hadits, Nabi Muhammad saw. pernah berkata bahwa ada Nabi
sejumlah 124.000 (seratus dua puluh empat ribu) orang yang telah diutus
sebelum beliau, dan seorang Mulism menghargai mereka sama tinggi dan
tidak membedakan satupun diantara mereka (walaupun demikian jumlah Nabi
yang pasti tidak diketahui).


         
Jadi, sebaliknya, Nabi Muhammad saw. mengatakan bahwa keimanan dari
seluruh Nabi-Nabi dari berbagai bangsa didunia ini merupakan bagian dari
keimanan Islam, sehingga kitab-kitab Suci yang diturunkan kepada
Nabi-nabi sebelumnya ditemukan secara gamblang tentang akan datangnya
Nabi terakhir, Muhammad saw.


       
Saling membenarkan dan menguatkan ini merupakan bukti besar atas
kebesaran Tuhan dan tindakan Yang Maha Kuasa atas kehidupan manusia,
mempertebal keimanan pada agamanya secara umum, terutama agama Islam.










 2.Rasulullah  dalam Kitab Suci Agama Hindu




             Di dalam Kitab Suci Agama
Hindu, banyak juga ditemukan secara jelas tentang masalah kenabian
Muhammad saw. Beberapa diantaranya tercantum dalam Puranas. Yang
tercantum dalam Bhavishya Purana adalah yang paling jelas daripada yang
lainnya. Lima kata dari kiri ke kanan adalah sebuah nama dari Nabi
Muhammad saw. Hal itu dinyatakan sebagai seorang Nabi dari sebuah
wilayah, yang namanya Marusthanivasnan, yaitu daerah padang pasir di
semenanjung Arab. Arya Samay, sebuah sekter dalam agama Hindu, telah
mencoba untuk tidak meragukan lagi tentang kebenaran dari sang Purana
ini. Alasannya ialah bahwa yang disebutkan itu tidak lain dan tidak
bukan adalah seorang Nabi. Menurut Sanatanist Pandits, kumpulan naskah
Hindu, tidak diragukan lagi sebagai yang benar-benar autentik.


Pernyataan tentang kenabian tersebut adalah sebagai berikut :


          
Terjemahannya : Lalu seorang yang buta huruf dengan nama kehormatan
Guru, yang bernama Muhammad, setia sekali terhadap pengikutnya. Raja
(Bhoja dalam sebuah pemandangan), kepada siapa Dewa Besar, penduduk
Arab, mensucikan diri dengan air Gangga, dan dengan lima hal dari
gembala lebu menyampakan sandal kayu dan berdoa untuknya. Oh, penduduk
Arabia dan Tuhan dari yang suci, kepada siapa aku memuja. Oh, kepada
siapa yang telah menemukan banyak jalan dan cara untuk menghancurkan
syaitan di muka bumi ini.oh, yang benar-benar buta huruf dari kumpulan
orang yang buta huruf. Oh, orang yang tidak berdosa, semangat keimanan
dan yang sempurna kebaikannya, yang menjadi pujaanku. Terimalah aku pada
telapak kakimu.


 (Bhavishya Purana Parv 3, Khand 3, Adhya 3, Shalok 5-8) satu lagi lainnya :


          
Terjemahan : Oh, orang-orang, dengarkan ini baik-baik. Orang yang
terpuhi (Muhammad) akan datang diantara kamu. Kita letakkan para
pendatang ditempat penampungan dari enampuluh ribu dan sembilan puluh
musuh yang bertekuk lutut bersama duapuluh unta yang menempatkan
posisinya menyentuh surga dan sedikit dibawahnya. Dia memberi Mamah
Rishi ratusan keping emas, puluhan bola putar, tiga ratus kuda Arab, dan
sepuluh ribu lembu.


(Atharva Veda, Kanda 20, Sukta 127, Mantra 1-3)









  3.Rasulullah  Menurut Kitab Suci Agama Budha




           Saya ingin mengingatkan
para pembaca bahwa Kitab Suci, Agama Budha telah ditulis lebih dari satu
macam bahasa, sehingga saya telah memilih intisari terjemahan dari
sumber Sri Langka.


“Ananda berkata kepada Yang Dimuliakan : “Siapakah yang akan memberi pelajaran kepada kami jika tuan sudah pergi?”


         
Yang dimuliakan menjawab : Aku ini bukanlah satu-satunya Budha yang
datang ke dunia, juga bukanlah aku yang terakhir, Nanti pada saatnya
akan datang Budha yang lain ke dunia ini, yang suci, yang unggul dan
cemerlang, yang menampakkan kebijaksanaan dalam tingkah lakunya, yang
memberikan harapan yang tahu tentang alam, seorang yang tiada
bandingannya dalam memimpin, seorang yanh memberikan harapan, yang tahu
tentang alam, seorang yang tiada bandingannya dalam memimpin, Dia akan
menyelamatkan kamu kepadamu, Dia akan berkhutbah tentang agamanya, yang
mulia dalam tujuannya. Dia akan menyatakan tentang agama kehidupan, yang
kesemuanya asli dan sempurna, sebagaimana yang baru saja saya nyatakan.
Pengikutnya akan sebanyak jutaan, sedangkan pengikutku hanya ratusan
ribu.”


         Ananda berkata : “Bagaimana kami bisa mengetahui dia?”


         Yang dimuliakan menjawab : “Dia akan terkenal sebagai maitreya…”






       Kutipan diatas
kelihatannya kontroversil. Sebagaimana yang pembaca lihat, bahwa Budha
meramalkan akan datangnya seorang Yang Dimuliakan, dan dalam bahasa
Kitab Suci Agama Budha yang disebut dengan Maitreya berarti seorang yang
pengasih dan yang dimuliakan.


     
Setelah meninggalnya sang Budha, para pengikutnya mencoba mencari siapa
yang sebenarnya yang akan muncul sebagai seorang pemimpin dan sebagai
Maitreya. Orang-orang Kristen juga telah mencari dan menyatakan Jesus
sebagai Maitreya, orang-orang Hindu-pun berbuat serupa.


Seseorang
yang mempelajari semuanya itu, nantinya akan sampai pada suatu
kesimpulan bahwa tidak ada lainnya yang disebut Maitreya itu adalah Nabi
Muhammad saw. sebagai satu-satunya Maitreya.


       
Kita suci Al Qur’an berulang-ulang menyebut Muhammad saw. sebagai
seorang pembawa rahmat seluruh alam dan kepada sema bangsa, sebagaimana
saya sebutkan di muka, sebagai terjemahan dan yang dimaksud dengan
Maitreya.


        Artinya : dan tiadalah Kami mengutuskan Engkau (Wahai Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam.


(Al Qur’an Surat Al Anbiya’a ayat 107)






      Nabi Muhammad saw. sendiri
telah berkata : “Tidaklah aku diutus untuk mengutuk, melainkan
sebagaimana yang diharapkan oleh Tuhan sebagai pembawa rahmat.”


Jika
pembawa tertarik untuk mendapatkan informasi lebih terperinci, dapat
menemukannya dalam buku Muhammad in Parsi, Hindoo and Budhist
Scriptures, oleh A. Vidrayathi dan U. ‘Ali, diterbitkan oleh Abbas
Manzil Library, Allahabad, 3, India.









4.Rasulullah  dalam Injil Barnabas




            Bahwa orang-orang Kristen
tidak mengakui adanya Injil Barnabas sebagian bagian tak terpisahkan
dari Perjanjian Baru, dan tidak pernah disebut-sebut dalam kegiatan
mereka di gereja-gereja. Injil Barbanas ini telah dinyatakan salah dan
dikutuk oleh Jemaah Kristen sejak 300 tahun sebelum datangnya Muhammad
saw. alasan yang paling menyolok, yang tidak kita ragukan lagi adalah
karena di dalam Injil Barbanas ini telah dinyatakan salah dan dikutuk
oleh Jemaah Kristen sejak 300 tahun sebelum datangnya Muhammad saw.
Alasan yang paling menyolok, yang tidak kita ragukan lagi adalah karena
didalam Injil Barbanas ini dinyatakan secara jelas dalam kata-kata dan
kalimatnya tentang akan datangnya Nabi Muhammad saw.


        
“Kemudian, Kata pendeta, “bagaimana pembawa berita gembira itu akan
panggilan dan bagaimana tanda-tanda akan kedatangannya?”


         
Jesus menjawab : “Nama dari pembawa berita gembira itu adalah
menakjubkan; nama itu langsung diberikan sendiri oleh Tuhan ketika Ia
menciptakan ruhnya, dan menempatkannya di dalam surga yang penuh
keindahan. Tuhan berkata Tunggulah Muhammad, untuk sementara. Aku akan
menciptakan surga, dunia, dan sejumlah besar makhluk yang hadir
pertamakali, yang akan mengutukmu, akan dikutuk. Bilamana Aku datangkan
engkau ke dunia, akan dikutuk. Bilamana Aku datangkan engkau kedunia,
Aku akan datangkan kamu selaku Penyampai keselamatan bertutur kata
tentang kebenaran, yang katamu akan selalu benar, sehingga bumi dan
surga akan meninggalkannya, tetapi keimanan mereka tidak akan pernah
meninggalkan mereka.”


          
Muhammad adalah yang memperoleh rahmat atas namanya. Kemudian
orang-orang yang berkerumun disekitarnya mengelurkan suara dan berkata:
“Oh, Tuhan, datangkan kepada kami Penyampai itu. Oh, Muhammad, datanglah
segera untuk keselamatan dunia.”


Itulah
dia Jesus sebagai Nabi terakhir yang menyatakan akan datangnya Nabi
Muhammad saw. sehubungan dengan apa yang dikatakan oleh Jesus tersebut,
Al Qur’an menyatakan :






       Artinya : dan
(sebutkanlah peristiwa) perempuan Yang telah menjaga kehormatan dan
kesuciannya; lalu Kami tiupkan padanya dari roh (ciptaan) kami, dan Kami
jadikan Dia dan Anaknya sebagai satu tanda (yang menunjukkan kekuasaan
kami) bagi umat manusia.






         Kemudian firman Allah dalam ayat yang lain


Artinya
: Pada hari ini, Aku telah sempurnakan bagi kamu ugama kamu, dan Aku
telah cukupkan nikmatKu kepada kamu, dan Aku telah redakan Islam itu
menjadi agama untuk kamu. (Al Quran Surat Al Maa-idah : 3)









5.Rasulullah dalam Taurat




            Beberapa pernyataan
tentang masalah kenabian Muhammad saw, baik yang tercantum dalam
Perjanjian Lama maupun perjanjian Baru. Deuteronomy, kitab nabi Musa
a.s. berbicara dengan sangat jelasnya tentang akan timbulnya seorang
Nabi (yang kemungkinan akan seperti Nabi Musa pula), dari antara saudara
orang-orang Israel juga, yaitu keturunan Nabi Ismail a.s. atau bangsa
Arab.


           Dalam pesan
yang termaktub pada kitab Nabi Musa a.s. tersebut di atas tentang Nabi
kita adalah merupakan sebuah bukti bahwa sebelumnya telah dicetuskan
tentang akan kedatangannya. Tuhan telah dicetuskan tentang akan
kedatangannya. Tuhan telah menyatakan sendiri di depan bangsa Israel
bahwa Ia akan mendatangkan seorang Nabi yang juga dari kalangan mereka.
Sekarang kita tidak meragukan lagi bahwa kata-kata “Keluarga bangsa
Israel” bukan tidak mungkin atau sesuatu yang mustahil sebenarnya
menyebutkan bukan selain keturunan Nabi Ismail a.s. dimana satu-satunya
keturunan Ismail setelah berakhirnya keturunan Ishaq a.s. adalah Nabi
Muhammad Saw. sendiri. Hal ini diterima oleh keduanya, baik oleh agama
Yahudi maupun Nasrani bahwa wahyu tentang kenabian dari bangsa Israel
tidak dibuat sebagaimana kata yang tersebut dalam ayat tersebut,
melainkan hanya menyatakan maksud mereka sendiri, dimana selanjutnya
mereka maksudkan orang-orang di antara mereka dengan bahasa mereka
sendiri. Tetapi,       Kitab suci Al-Qur’an, sebaliknya menyebutkan
tentang akan datangnya Nabi Muhammad Saw. melalui kata demi kata, yang
merupakan sebuah fakta bahwa apa yang dimaksud dengan pernyataan “dan
akan Kuletakkan kata-kata KU pada mulutnya,” tidaklah bisa diterapkan,
kecuali hanya untuk Muhammad Saw.


           
Dalam hal akan mengangkat seorang Nabi lagi, Tuhan telah berkata kepada
Nabi Musa a.s. “Akan Kudatangkan seorang Nabi dari antara mereka.”
Tetapi, menurut Deuteronomy 34 : 10, tidak akan didatangkan lagi seorang
Nabi dari antara bangsa Israel yang seperti Nabi Musa a.s. Tidak akan
ragu-ragu lagi bahwa kenyataan yang dijanjikan tentang kenabian
tersebut, tidak lain dan tidak bukan hanyalah Muhammd saw. yang berasal
dari keturunan Ismail a.s. yang juga saudara dari Israel (Ya’qub a.s.)


               
Adalah Isaiah melihat dua pengendara dalam pemandangannya. Didalam
pendapat kita, pesan tersebut di atas adalah menyangkut keimanan dari
ajaran agama Yahudi yang asli. Dalam kereta perang yang ditarik dengan
beberapa kedelai, dan sebuah kereta perang yang ditarik dengan beberapa
ekor unta, dan seterusnya.” Sedangkan terjemahan Injil kedalam bahasa
Latin menyatakan sebagai berikut : “Dia melihat sebuh kereta perang
dengan dua pengendaara, satu diantarannya di atas seekor keledai, dan
satu lainnya di atas seekor unta,….. dan seterusnya.”


           
Tidaklah diragukan lagi bahwa dua pengendara yang disebutkan di atas
oleh Nabi Isiah adalah suatu kebenaran ajaran agama yang diturunkan oleh
Tuhan, dimana yang dimaksud dengan pengendara di atas seekor keledai
adalah Nabi Isa a.s. (Jesus Kristus), karena dalam lingkungan Jerussalem
tempat kenabiannya terdapat banyak keledai, sedangkan yang dimaksud
dengan pengedara di atas seekor unta adalah Nabi Muhammad saw., yang
merupakan Nabi dari semenanjung Arabia, di mana unta merupakan
satu-satunya kendaraan yang paling utama di sana. Selanjutnya kenyataan
sejarah menunjukkan bahwa katika kemenangan diraih oleh kaum Muslimin,
Nabi Muhammad saw. memasuki kota Mekkah dengan agungnya dengan
mengendarai seekor unta diikuti ribuan sahabat dan penduduknya.


           
Masalah kenabian Muhammad saw. dalam Perjanjian Baru : Dari Injil
Yahyu; Kenabian Muhammad saw. dalam bahasan Yunani asli.


           
Kita tidak akan ragu-ragu sedikitpun bahwa kata perikalutas dalam
bahasa latin yang dalam bahasa Inggrisnya comforter atau Pembawa Kabar
Gembira, bukanlah yang dimaksudkan Yesus Kristus, tetapi sebenarnya
adalah Parakletos, yang berarti tersohor, atau yang mulia, atau yang
agung, atau yang terkenal, atau termansyhur, atau ternama, yang cocok
sekali dengan pengertian dari nama Ahmad atau Muhammad dalam bahas
Arab. Sir Wiliam Muir mengatakan bahwa kata Ahmad “haruslah ditujukan
kepada seseorang yang tidak pernah melakukan kesalahan dalam
pekerjaannya, sebagai terjemahan atas kata Perikalutas dari versi
bahasa Arab dalam Perjanjian Baru,” dan bahwa Parakletos (yang
termasyhur) untuk mengganti Perikalutas dipalsukan dengan beberapa
sebutan rahib di jaman Muhammad.” (Muir, life of Mohamet)


               Sehubungan dengan nama Ahmad, Kitab suci Al Qur’an menyatakan :


dan
(ingatlah juga peristiwa) ketika Nabi Isa Ibni Maryam berkata: "Wahai
Bani Israil, Sesungguhnya Aku ini pesuruh Allah kepada kamu, mengesahkan
kebenaran Kitab Yang diturunkan sebelumku, Iaitu Kitab Taurat, dan
memberikan berita gembira Dengan kedatangan seorang Rasul Yang akan
datang kemudian daripadaku - bernama: Ahmad" (Muhammad) (Al – Quran
surat Ash Shaf ayat 6)


             
Adalah mudah sekali diketahui dan merupakan fakta sejak dari awal
periode, seorang yang sangat diharapkan oleh orang Kristen, yang begitu
besar jumlahnya tentang masalah kenabian, yang menunjukkan bahwa susunan
yang diletakkan melalui pesan-pesan dalam gereja-gereja Romawi dan oleh
orang-orang Protestan, tidak begitu umum dan mudah diterima. Dalam hal
ini, Montanus, pada abad kedua, lebih dulu daripada tertullian
memberikan sebuah contoh perbuatan, sebagaimana yang dipertimbangkan
oleh ummatnya, mungkin ia adalah orang yang dijanjikan.

Wallahu Alam











































RASULULLAH DALAM KITAB KITAB SUCI


1.Rasulullah  dalam Kitab Suci Agama farsi


  Agama Parsi adalah salah satu agama yang tertua didunia, setua atau mungkin lebih tua dari agama Hindu. Ada dua kumpulan Kitab Suci yaitu Dasatir dan Zand Avestra, yang mungkin bisa disebut sebagai Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru bagi agama Parisi. Di Dasatir, no. 14, dihubungkan dengan nama Sasanll, bukan hanya sebuah pembenaran terhadap Doktrin dan Ajaran Islam, melainkan penjelasan atas kenabian dan kedatangan Muhammad saw. Masalah kenabian ini dinyatakan dalam susunan kalimat yang paling jelas dan didahului oleh pemandangan tentang kebejatan dan keruntuhan moral di Persia.
        Masalah kenabian Muhammad saw. ini tercantum dalam sebuah buku yang tetap buku yang tetap berada dalam penjagaan yang ketat di Paris, dan kata-katanya tidak dapat dijabarkan dalam dua interpretesi. Orang yang akan datang adalah seorang Arab. Orang-orang Persia akan bergabung dengannya dalam iman.
Candi-candi dewa api akan dihancurkan. Pujaan akan berganti. Orang-orang akan bersembahyang dengan menghadap Ka’bah. Dapatkah masalah kenabian yang sudah dinyatakan tersebut menyangkut orang lain Muhammad saw.
            Orang-orang Islam yang memiliki sedikit pengetahuan atau tidak sama sekali agama lain mungkin akan tercengang setelah menemukan bahwa Nabi Muhammad saw. telah dinyatakan kedatangannya dalam Kitab Suci ajaran Hindu, Parsi, dan budha, sekalipun kenyataan menunjukkan bahwa para pengikutnya menyembah lembu, matahari, api, alam dan tempat-tempat pemujaan. Tetapi orang-orang Muslim harus ingat bahwa didalam Kitab Suci Al-Qur’an, Allah telah berfirman bahwa setiap bangsa memiliki Nabi masing-masing. Oleh karena itu makanya, Kitab Suci mereka yang asli merupakan wujud inspirasi dari Tuhan. Saya berikan disini tiga ayat Kitab Suci Al Qur’an yang menyatakan dalam hal ini.
          Artinya : dan tidak ada, sesuatu umat pun melainkan telah ada Dalam kalangannya dahulu seorang Rasul pemberi ingatan dan amaran.
(Al Qur’an Surat Faathir ayat 24)
          Artinya : Tiap-tiap satu umat ada seorang Rasul
(Al Quran Surat Yunus : 47)
          Artinya : dan (Kami telah mengutuskan) beberapa orang Rasul Yang telah Kami ceritakan kepadamu dahulu sebelum ini, dan Rasul-rasul Yang tidak Kami ceritakan hal mereka kepadamu.
(Al Qur’an Surat An Nisa’ ayat 164)
           Menurut sebuah hadits, Nabi Muhammad saw. pernah berkata bahwa ada Nabi sejumlah 124.000 (seratus dua puluh empat ribu) orang yang telah diutus sebelum beliau, dan seorang Mulism menghargai mereka sama tinggi dan tidak membedakan satupun diantara mereka (walaupun demikian jumlah Nabi yang pasti tidak diketahui).
          Jadi, sebaliknya, Nabi Muhammad saw. mengatakan bahwa keimanan dari seluruh Nabi-Nabi dari berbagai bangsa didunia ini merupakan bagian dari keimanan Islam, sehingga kitab-kitab Suci yang diturunkan kepada Nabi-nabi sebelumnya ditemukan secara gamblang tentang akan datangnya Nabi terakhir, Muhammad saw.
        Saling membenarkan dan menguatkan ini merupakan bukti besar atas kebesaran Tuhan dan tindakan Yang Maha Kuasa atas kehidupan manusia, mempertebal keimanan pada agamanya secara umum, terutama agama Islam.

 2.Rasulullah  dalam Kitab Suci Agama Hindu

             Di dalam Kitab Suci Agama Hindu, banyak juga ditemukan secara jelas tentang masalah kenabian Muhammad saw. Beberapa diantaranya tercantum dalam Puranas. Yang tercantum dalam Bhavishya Purana adalah yang paling jelas daripada yang lainnya. Lima kata dari kiri ke kanan adalah sebuah nama dari Nabi Muhammad saw. Hal itu dinyatakan sebagai seorang Nabi dari sebuah wilayah, yang namanya Marusthanivasnan, yaitu daerah padang pasir di semenanjung Arab. Arya Samay, sebuah sekter dalam agama Hindu, telah mencoba untuk tidak meragukan lagi tentang kebenaran dari sang Purana ini. Alasannya ialah bahwa yang disebutkan itu tidak lain dan tidak bukan adalah seorang Nabi. Menurut Sanatanist Pandits, kumpulan naskah Hindu, tidak diragukan lagi sebagai yang benar-benar autentik.
Pernyataan tentang kenabian tersebut adalah sebagai berikut :
           Terjemahannya : Lalu seorang yang buta huruf dengan nama kehormatan Guru, yang bernama Muhammad, setia sekali terhadap pengikutnya. Raja (Bhoja dalam sebuah pemandangan), kepada siapa Dewa Besar, penduduk Arab, mensucikan diri dengan air Gangga, dan dengan lima hal dari gembala lebu menyampakan sandal kayu dan berdoa untuknya. Oh, penduduk Arabia dan Tuhan dari yang suci, kepada siapa aku memuja. Oh, kepada siapa yang telah menemukan banyak jalan dan cara untuk menghancurkan syaitan di muka bumi ini.oh, yang benar-benar buta huruf dari kumpulan orang yang buta huruf. Oh, orang yang tidak berdosa, semangat keimanan dan yang sempurna kebaikannya, yang menjadi pujaanku. Terimalah aku pada telapak kakimu.
 (Bhavishya Purana Parv 3, Khand 3, Adhya 3, Shalok 5-8) satu lagi lainnya :
           Terjemahan : Oh, orang-orang, dengarkan ini baik-baik. Orang yang terpuhi (Muhammad) akan datang diantara kamu. Kita letakkan para pendatang ditempat penampungan dari enampuluh ribu dan sembilan puluh musuh yang bertekuk lutut bersama duapuluh unta yang menempatkan posisinya menyentuh surga dan sedikit dibawahnya. Dia memberi Mamah Rishi ratusan keping emas, puluhan bola putar, tiga ratus kuda Arab, dan sepuluh ribu lembu.
(Atharva Veda, Kanda 20, Sukta 127, Mantra 1-3)

  3.Rasulullah  Menurut Kitab Suci Agama Budha

           Saya ingin mengingatkan para pembaca bahwa Kitab Suci, Agama Budha telah ditulis lebih dari satu macam bahasa, sehingga saya telah memilih intisari terjemahan dari sumber Sri Langka.
“Ananda berkata kepada Yang Dimuliakan : “Siapakah yang akan memberi pelajaran kepada kami jika tuan sudah pergi?”
          Yang dimuliakan menjawab : Aku ini bukanlah satu-satunya Budha yang datang ke dunia, juga bukanlah aku yang terakhir, Nanti pada saatnya akan datang Budha yang lain ke dunia ini, yang suci, yang unggul dan cemerlang, yang menampakkan kebijaksanaan dalam tingkah lakunya, yang memberikan harapan yang tahu tentang alam, seorang yang tiada bandingannya dalam memimpin, seorang yanh memberikan harapan, yang tahu tentang alam, seorang yang tiada bandingannya dalam memimpin, Dia akan menyelamatkan kamu kepadamu, Dia akan berkhutbah tentang agamanya, yang mulia dalam tujuannya. Dia akan menyatakan tentang agama kehidupan, yang kesemuanya asli dan sempurna, sebagaimana yang baru saja saya nyatakan. Pengikutnya akan sebanyak jutaan, sedangkan pengikutku hanya ratusan ribu.”
         Ananda berkata : “Bagaimana kami bisa mengetahui dia?”
         Yang dimuliakan menjawab : “Dia akan terkenal sebagai maitreya…”

       Kutipan diatas kelihatannya kontroversil. Sebagaimana yang pembaca lihat, bahwa Budha meramalkan akan datangnya seorang Yang Dimuliakan, dan dalam bahasa Kitab Suci Agama Budha yang disebut dengan Maitreya berarti seorang yang pengasih dan yang dimuliakan.
      Setelah meninggalnya sang Budha, para pengikutnya mencoba mencari siapa yang sebenarnya yang akan muncul sebagai seorang pemimpin dan sebagai Maitreya. Orang-orang Kristen juga telah mencari dan menyatakan Jesus sebagai Maitreya, orang-orang Hindu-pun berbuat serupa.
Seseorang yang mempelajari semuanya itu, nantinya akan sampai pada suatu kesimpulan bahwa tidak ada lainnya yang disebut Maitreya itu adalah Nabi Muhammad saw. sebagai satu-satunya Maitreya.
        Kita suci Al Qur’an berulang-ulang menyebut Muhammad saw. sebagai seorang pembawa rahmat seluruh alam dan kepada sema bangsa, sebagaimana saya sebutkan di muka, sebagai terjemahan dan yang dimaksud dengan Maitreya.
        Artinya : dan tiadalah Kami mengutuskan Engkau (Wahai Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam.
(Al Qur’an Surat Al Anbiya’a ayat 107)

      Nabi Muhammad saw. sendiri telah berkata : “Tidaklah aku diutus untuk mengutuk, melainkan sebagaimana yang diharapkan oleh Tuhan sebagai pembawa rahmat.”
Jika pembawa tertarik untuk mendapatkan informasi lebih terperinci, dapat menemukannya dalam buku Muhammad in Parsi, Hindoo and Budhist Scriptures, oleh A. Vidrayathi dan U. ‘Ali, diterbitkan oleh Abbas Manzil Library, Allahabad, 3, India.

4.Rasulullah  dalam Injil Barnabas

            Bahwa orang-orang Kristen tidak mengakui adanya Injil Barnabas sebagian bagian tak terpisahkan dari Perjanjian Baru, dan tidak pernah disebut-sebut dalam kegiatan mereka di gereja-gereja. Injil Barbanas ini telah dinyatakan salah dan dikutuk oleh Jemaah Kristen sejak 300 tahun sebelum datangnya Muhammad saw. alasan yang paling menyolok, yang tidak kita ragukan lagi adalah karena di dalam Injil Barbanas ini telah dinyatakan salah dan dikutuk oleh Jemaah Kristen sejak 300 tahun sebelum datangnya Muhammad saw. Alasan yang paling menyolok, yang tidak kita ragukan lagi adalah karena didalam Injil Barbanas ini dinyatakan secara jelas dalam kata-kata dan kalimatnya tentang akan datangnya Nabi Muhammad saw.
         “Kemudian, Kata pendeta, “bagaimana pembawa berita gembira itu akan panggilan dan bagaimana tanda-tanda akan kedatangannya?”
          Jesus menjawab : “Nama dari pembawa berita gembira itu adalah menakjubkan; nama itu langsung diberikan sendiri oleh Tuhan ketika Ia menciptakan ruhnya, dan menempatkannya di dalam surga yang penuh keindahan. Tuhan berkata Tunggulah Muhammad, untuk sementara. Aku akan menciptakan surga, dunia, dan sejumlah besar makhluk yang hadir pertamakali, yang akan mengutukmu, akan dikutuk. Bilamana Aku datangkan engkau ke dunia, akan dikutuk. Bilamana Aku datangkan engkau kedunia, Aku akan datangkan kamu selaku Penyampai keselamatan bertutur kata tentang kebenaran, yang katamu akan selalu benar, sehingga bumi dan surga akan meninggalkannya, tetapi keimanan mereka tidak akan pernah meninggalkan mereka.”
           Muhammad adalah yang memperoleh rahmat atas namanya. Kemudian orang-orang yang berkerumun disekitarnya mengelurkan suara dan berkata: “Oh, Tuhan, datangkan kepada kami Penyampai itu. Oh, Muhammad, datanglah segera untuk keselamatan dunia.”
Itulah dia Jesus sebagai Nabi terakhir yang menyatakan akan datangnya Nabi Muhammad saw. sehubungan dengan apa yang dikatakan oleh Jesus tersebut, Al Qur’an menyatakan :

       Artinya : dan (sebutkanlah peristiwa) perempuan Yang telah menjaga kehormatan dan kesuciannya; lalu Kami tiupkan padanya dari roh (ciptaan) kami, dan Kami jadikan Dia dan Anaknya sebagai satu tanda (yang menunjukkan kekuasaan kami) bagi umat manusia.

         Kemudian firman Allah dalam ayat yang lain
Artinya : Pada hari ini, Aku telah sempurnakan bagi kamu ugama kamu, dan Aku telah cukupkan nikmatKu kepada kamu, dan Aku telah redakan Islam itu menjadi agama untuk kamu. (Al Quran Surat Al Maa-idah : 3)

5.Rasulullah dalam Taurat

            Beberapa pernyataan tentang masalah kenabian Muhammad saw, baik yang tercantum dalam Perjanjian Lama maupun perjanjian Baru. Deuteronomy, kitab nabi Musa a.s. berbicara dengan sangat jelasnya tentang akan timbulnya seorang Nabi (yang kemungkinan akan seperti Nabi Musa pula), dari antara saudara orang-orang Israel juga, yaitu keturunan Nabi Ismail a.s. atau bangsa Arab.
           Dalam pesan yang termaktub pada kitab Nabi Musa a.s. tersebut di atas tentang Nabi kita adalah merupakan sebuah bukti bahwa sebelumnya telah dicetuskan tentang akan kedatangannya. Tuhan telah dicetuskan tentang akan kedatangannya. Tuhan telah menyatakan sendiri di depan bangsa Israel bahwa Ia akan mendatangkan seorang Nabi yang juga dari kalangan mereka. Sekarang kita tidak meragukan lagi bahwa kata-kata “Keluarga bangsa Israel” bukan tidak mungkin atau sesuatu yang mustahil sebenarnya menyebutkan bukan selain keturunan Nabi Ismail a.s. dimana satu-satunya keturunan Ismail setelah berakhirnya keturunan Ishaq a.s. adalah Nabi Muhammad Saw. sendiri. Hal ini diterima oleh keduanya, baik oleh agama Yahudi maupun Nasrani bahwa wahyu tentang kenabian dari bangsa Israel tidak dibuat sebagaimana kata yang tersebut dalam ayat tersebut, melainkan hanya menyatakan maksud mereka sendiri, dimana selanjutnya mereka maksudkan orang-orang di antara mereka dengan bahasa mereka sendiri. Tetapi,       Kitab suci Al-Qur’an, sebaliknya menyebutkan tentang akan datangnya Nabi Muhammad Saw. melalui kata demi kata, yang merupakan sebuah fakta bahwa apa yang dimaksud dengan pernyataan “dan akan Kuletakkan kata-kata KU pada mulutnya,” tidaklah bisa diterapkan, kecuali hanya untuk Muhammad Saw.
            Dalam hal akan mengangkat seorang Nabi lagi, Tuhan telah berkata kepada Nabi Musa a.s. “Akan Kudatangkan seorang Nabi dari antara mereka.” Tetapi, menurut Deuteronomy 34 : 10, tidak akan didatangkan lagi seorang Nabi dari antara bangsa Israel yang seperti Nabi Musa a.s. Tidak akan ragu-ragu lagi bahwa kenyataan yang dijanjikan tentang kenabian tersebut, tidak lain dan tidak bukan hanyalah Muhammd saw. yang berasal dari keturunan Ismail a.s. yang juga saudara dari Israel (Ya’qub a.s.)
                Adalah Isaiah melihat dua pengendara dalam pemandangannya. Didalam pendapat kita, pesan tersebut di atas adalah menyangkut keimanan dari ajaran agama Yahudi yang asli. Dalam kereta perang yang ditarik dengan beberapa kedelai, dan sebuah kereta perang yang ditarik dengan beberapa ekor unta, dan seterusnya.” Sedangkan terjemahan Injil kedalam bahasa Latin menyatakan sebagai berikut : “Dia melihat sebuh kereta perang dengan dua pengendaara, satu diantarannya di atas seekor keledai, dan satu lainnya di atas seekor unta,….. dan seterusnya.”
            Tidaklah diragukan lagi bahwa dua pengendara yang disebutkan di atas oleh Nabi Isiah adalah suatu kebenaran ajaran agama yang diturunkan oleh Tuhan, dimana yang dimaksud dengan pengendara di atas seekor keledai adalah Nabi Isa a.s. (Jesus Kristus), karena dalam lingkungan Jerussalem tempat kenabiannya terdapat banyak keledai, sedangkan yang dimaksud dengan pengedara di atas seekor unta adalah Nabi Muhammad saw., yang merupakan Nabi dari semenanjung Arabia, di mana unta merupakan satu-satunya kendaraan yang paling utama di sana. Selanjutnya kenyataan sejarah menunjukkan bahwa katika kemenangan diraih oleh kaum Muslimin, Nabi Muhammad saw. memasuki kota Mekkah dengan agungnya dengan mengendarai seekor unta diikuti ribuan sahabat dan penduduknya.
            Masalah kenabian Muhammad saw. dalam Perjanjian Baru : Dari Injil Yahyu; Kenabian Muhammad saw. dalam bahasan Yunani asli.
            Kita tidak akan ragu-ragu sedikitpun bahwa kata perikalutas dalam bahasa latin yang dalam bahasa Inggrisnya comforter atau Pembawa Kabar Gembira, bukanlah yang dimaksudkan Yesus Kristus, tetapi sebenarnya adalah Parakletos, yang berarti tersohor, atau yang mulia, atau yang agung, atau yang terkenal, atau termansyhur, atau ternama, yang cocok sekali dengan pengertian dari nama Ahmad atau Muhammad dalam bahas Arab. Sir Wiliam Muir mengatakan bahwa kata Ahmad “haruslah ditujukan kepada seseorang yang tidak pernah melakukan kesalahan dalam pekerjaannya, sebagai terjemahan atas kata Perikalutas dari versi bahasa Arab dalam Perjanjian Baru,” dan bahwa Parakletos (yang termasyhur) untuk mengganti Perikalutas dipalsukan dengan beberapa sebutan rahib di jaman Muhammad.” (Muir, life of Mohamet)
               Sehubungan dengan nama Ahmad, Kitab suci Al Qur’an menyatakan :
dan (ingatlah juga peristiwa) ketika Nabi Isa Ibni Maryam berkata: "Wahai Bani Israil, Sesungguhnya Aku ini pesuruh Allah kepada kamu, mengesahkan kebenaran Kitab Yang diturunkan sebelumku, Iaitu Kitab Taurat, dan memberikan berita gembira Dengan kedatangan seorang Rasul Yang akan datang kemudian daripadaku - bernama: Ahmad" (Muhammad) (Al – Quran surat Ash Shaf ayat 6)
              Adalah mudah sekali diketahui dan merupakan fakta sejak dari awal periode, seorang yang sangat diharapkan oleh orang Kristen, yang begitu besar jumlahnya tentang masalah kenabian, yang menunjukkan bahwa susunan yang diletakkan melalui pesan-pesan dalam gereja-gereja Romawi dan oleh orang-orang Protestan, tidak begitu umum dan mudah diterima. Dalam hal ini, Montanus, pada abad kedua, lebih dulu daripada tertullian memberikan sebuah contoh perbuatan, sebagaimana yang dipertimbangkan oleh ummatnya, mungkin ia adalah orang yang dijanjikan.

Wallahu Alam





Thursday, December 27, 2012

PUTRA PUTRI NABI MUHAMMAD SHOLLALLOOHU 'ALAIHI WASALLAM








Banyak
riwayat yang berbeda tentang berapa jumlah putra putri Rosulullah
SAW.Ada yang mengatakn 6,7,11 dan 12.Saya tidak akan menulis panjang
lebar riwayat-riwayat tersebut,karena yang paling shohih adalah 7,putra 3
dan putri 4.Semua putra putri Rosulullah SAW terlahir dari sayyidah
Khodijah Al Kubro Rodhiyalloohu 'anhaa wa ardhoohaa,kecuali satu satu
yaitu Ibrohim.Selengkapnya nama putra dan putri Nabi SAW adalah yang
putra adalah Ibrohim,qosim dan abdullah.Sedang yang putri adalah
Zainab,Roqoyyah,Ummi Kultsum dan fathimah Rodhiyalloohu 'anhum ajma'in.




Ibrohim
adalah putra pertama Nabi SAW yang di lahirkan sebelum kenabian.Ibrohim
tidak berusia panjang,dia hidup hany sampai baru bisa berjalan.Pendapat
yg lain beliau hanya sampai usia 2 tahun.Menurut riwayat
Mujahid,Ibrohim hanya hidup cuma tujuh hari saja,namun riwayat ini
dianggap keliru oleh Imam Ghollaby (gollaby ini adalah Fadhl Bin Ghossan
Al Ghollaby Al Baghdady.Seorang Muhaddits,sejarahwan.Wafat pada tahun
245 H.Lihat kitab "Mu'jam Al Mu'allifiin 8/71,"hadiyyatul 'Arifiin
1/181).Beliau berkata yang benar adalah bahwa Ibrohim hidup selama 17
bulan.




Ibnu
faris berkata bahwa Ibrohim hidup sampai ia bisa naik kendaraan (onta
atau kuda) dan meninggal sebelum bi'tsah.dalam kitab "Al Mustadrok" nya
Al faryaby (Al faryaby adalah Ja'far Bin Muhammad Bin Hasan Bin
Mustafadh.Abu Bakar Al Faryaby.Masa hidup beliau 207-301 H.Beliau
seorang Qodhy dan Muhaddits.Lihat kitab "Al A'laam 2/127,Syadzaroot
Adzdzahab 2/235,Tarikh Baghdad 7/199,Tadzkirotul Khuffadz 2/692 dan
Mu'jam Al Buldan 6/372).Beliau mengatakan tidak ada dalil atau bukti
akurat bahwa Ibrohim meninggal dalam masa islam.


Ibrohim adalah putra pertama Rosulullah SAW yang meninggal dunia.



Sedangkan
Zainab adalah putri Nabi SAW yang paling besar diantara anak perempuan
Rosul yang lain,dan ini tanpa ada khilaf.Yang terjadi khilaf hanya pada
apakah zainab di lahirkan sebelum qosim ataukah qosim dulu baru
zainab.Menurut Ibnu Ishaq,Zainab lahir pada tahun 33 dari kelahiran Nabi
SAW.menemui masa islam dan ikut berhijrah.Zainab wafat tahun 8 H di
pangkuan suaminya (anak laki2 dari bibi zainab sendiri) yaitu Abul 'Ash
laqith,ada yang mengatakan namanya adalah Muhsyam Bin Robi' Bin Abdul
'Uzza Bin Abdu Syams.




Zainab
mempunyai putra bernama Ali tapi meninggal saat masih kecil dan belum
baligh.Sempat Rosulullah SAW memangku Ali naik kendaraan pada fathu
makkah.Kemudian lahir pula dari zainab ini Umamah,Di mana Nabi SAW
pernah membawanya pada sholat subuh dan berada di pundak Nabi SAW.Ketika
Nabi SAW ruku',Umamah pun di letakkannya dan ketika bangun dari sujud
utk melanjutkan rokaat berikutnya,umamah pun di angkatnya kembali di
pundak beliau Shollalloohu 'alaihi wasllam.(Lihat Shohih Muslim Bab
AlMasajid,hadits no 42, Shohih Bukhori .Kitabul Adab bab 18 no hadits
5696,Abu Dawud,kita sholat,bab 165,no hadits 918 dll).Zainab ini pada
akhirnya di nikahi oleh Ali Bin Abi tholib setelah wafatnya fathimah
Azzahro.




Putri
Nabi SAW yang bernama Ruqoyyah lahir pada tahun 33 dari kelahiran
Rosulullah SAW.Menurut Zuber Bin Bakr dan lainnya bahwa Ruqoyyah adalah
perempuan yang paling besar diantara putri2 Nabi SAW,pendapat ini di
shohihkan oleh Al Jurjany.namun yang paling shohih adalah sebagaimana
mayoritas ulama mengatakan zainab adalah anak perempuan nabi SAW yang
paling besar di antara putri Nabi Lainnya.




Ruqoyyah
menikah denga 'Utbah Bin Abu Lahab dan adiknya Ummu kultsum menikah
dengan saudara 'Utbahsendiri yaitu 'Utaibah.Ketika turun ayat :"تبت يدا
أبى لهب وتب".Binasalah kedua tangan abu Lahab dan sesungguhnya dia akan
binasa".(QS Allahab 1).Abu Lahab La'natulloh berkata kepada kedua
anaknya,Kalian akan aku bunuh jika tidak berpisah dengan kedua anak
Muhammad.Lalu keduanyapun menceraikan masing2 istrinya dan belum sempat
mendukhul/menjima'nya.




Utsman
Bin 'Affan lalu menikahi Ruqoyyah di makkah,beliau dan ruqoyyah ikut
hijar dua kali bersama Nabi SAW ke bumi Habsyah (Afrika).Ruqoyyah adalah
salah seorang putri Nabi SAW yang parasnya cantik.Ruqoyyah wafat pada
saat ayahanda tercintanya yaitu Baginda Rosulullah SAW sedang berjihad
dalam perang Badr.Dalam riwayat Ibnu Abbas,ketika Rosulullah SAW
Ta'ziyah setelah selesai berjihad dan datang ke rumah putrinya,beliau
SAW berkata:"الحمد لله دفن البنات من المكرمات".Segala puji bagi Allah
yang telah mengambil diantara wanita-wanita yang teramat mulia,Yakni
Ruqoyyah".(HR Addaulaaby.Lihat Tarikh Baghdad karya Al Khothib Al
Baghdady 5/67 dan 7.291,kitab Tahdzib tarikh Dimasyqy karya Ibnu Asakir
1/298 dan 7/279,Hilyatul Auliya 5/209,tafsir Al Qurthuby 17/82 dll).








Putri
Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang bernama Ummi Kultsum menikah dengan
'Utsman Bin 'Affan pada tahun 3 H.Ummi Kultsum wafat pada tahun 9
H.Rosulullah SAW sendiri yang menjadi imam sholatnya.Sedangkan yang
menggali kuburan adalah Sayyidina Ali Bin Abi Tholib,Fadhl dan Usamah
Bin Zaid.Dalam Shohih Bukhori di jelaskan bahwa Nabi SAW ketika berada
di samping kuburan Ummi Kultsum,nampak kedua mata beliau menitikkan air
mata,lalu beliau berkata:"Siapakah diantara kalian yang bersedia
meletakkan jasad putriku kedalam liang lahat:".Lalu Abu Tholhah
berkata:"Saya Ya Rosulullah.".Kemudian Rosulullahpun memerintahkan Abu
Tholhah utk turun ke kuburan.



Sedangkan Fathimah Azzahro Al Batuul dilahirkan tahun 41 setelah
kelahiran Nabi SAW.Demikian menurut Abu Umar.Ini bertentangan dengan apa
yang di riwayatkan oleh ibnu Ishaq bahwa beliau berkata Semua putra
putri Nabi SAW di lahirkan sebelum nubuwwah kecuali Ibrahim.Menurut Ibnu
Al Jauzy bahwa Fathimah Azzahroo Al Batuul di lahirkan 5 tahun sebelum
nubuwwah.



Dalam sebuah riwayat,bahwa putri Nabi SAW yang bernama Fathimah ini,di
sebut fathimah (menjaga/menutupi/melepas) karena Allah SWT telah menjaga
Fathimah beserta keluarganya dari neraka kelak pada hari
kiamat.(Riwayat Al Hafidz Addimasyqy).Sedangkan menurut riwayat Al
Ghossany dan Al Khothib karena Allah SWT menjaga Fathimah dan
orang-orang yang mencintainya dari nerka.(Imam Sayuthi dalam Jam'ul
Jawami' 7780,Kanzul Umal 34227,Tanziih Asysyari'ah karya Ibnu 'Iroq
1/413).



Sedangkan Fathimah di sebut Al Batuul (terputus/terpisah) karena
Fathimah berbeda dengan wanita-wanita lain di masanya,baik dalam soal
agama,keutamaan dan keturununanya.Menurut pendapat lain karena fathimah
adalah wanita yang melepaskan hatinya dari dunia dan selalu asyik dengan
Allah.Demikian menurut Ibnu Al Atsir.



Fathimah Azzahro menikah dengan Ali Bin Abi Tholib pada tahun ke 2
Hijriyyah.Pendapat lain mengatakan setelah terjadi perang Uhud.Pendapat
lainnya mengatakan Fathimah menikah dengan Sayidina Ali 4 bulan setengah
setelah Nabi SAW menikahi 'Aisyah.Pendapat lain mengatakan terjadi di
bulan safar tahu 2 H.dan masih ada beberapa riwayat lain yang berbeda.



Saat menikah dengan Ali Bin Abi Tholib,Usia Fathimah Azzahro 15 tahun 5
bulan setengah,sedangkan Ali Bin Abi Tholib usianya 21 tahun lima
bulan.ada riwayat lain juga yang berbeda.



Menurut Abu Umar:Fathimah dan Ummi Klutsum adalah paling utamanya putri
Nabi SAW.Fathimah adalah putri Rosulullah yang sangat di cintai oleh
Rosul.Jika Rosulullah SAW hendak bepergian,beliau lebih dulu mencium
putrinya fathimah,begitupun setelah pulang dari bepergian,Fathimahlah
yang lebih dulu di temui oleh Rosulullah SAW.



Dalam sebuah hadits Rosulullah SAW bersabda;"Fathimah adalah bagian
dariku,barang siapa memurkainya,berarti telah memurkaiku".(HR Bukhori
3417,Al Hakim dlm Al Mustadrok 3/158,Assunan Al Kubro imam baihaqy 7/64
dll).Dalam hadist lainnya Nabi SAW berkata kepada putri tercintanya
ini;"Fathimah apakah engkau ridho bahwa engkau adalah pemimpin dari
seluruh wanita mukmin".(HR Muslim 98,Musykilul atsar karya Atthohawy
1/51,ithaf Assadat Al Muttaqin karya Azzabidy 6/244 dll).Sedang dalam
riwayat Ahmad Nabi bersabda:"Fathimah adalah paling utamanya wanita
surga".(HR Ahmad 3/80 dan 5/391 dll).



Fathimah Azzahroo Al Batuul wafat 6 bulan setelah wafatnya Rosulullah
SAW pada malam selasa,bulan ramadhan,tahun 11 H.Wafat dalam usia 29
tahun.Pernikahan Fathimah Azzahro dengan Ali Bin Abi Tholib melahirkan
Hasan,Husen dan Muhassin (ada yg mengatakan muhsin).Muhassin meninggal
saat masih kecil,kemudian ummi kultsum dan zainab.



Rosulullah SAW tidak punya keturunan selain dari putrinya Fathimah ra
yang kemudian nasab Rosulullah yang mulia ini tersebar melalui
sayyidinaa Hasan dan Husen.Sehingga jika di nisbatkan kepada
keduanya,maka muncul Al Hasany dan Al Husainy.Di antara generasi pertama
dari Dzurriyyah sayyidina Husen ra adalah keluarga Ishaq Bin Ja'far
Ashshodiq Bin Muhammad Al Baqir Bin zainal Abidin Ali Bin HUsen Bin Ali
Bin Abi Tholib Al Ishaqy.maka kemudian di sebut Al Husainy Al Ishaqy.



Ishaq ini adalah suami sayyidah Nafisah Binti Hasan Bin Zaid Bin Hasan
Bin Ali Bin Abi Tholib.Terlahir dari sini dua orang yaitu Qosim dan Ummi
kultsum namun tidak punya keturunan.Kemudian Umar Bin Khoththob
menikahi Ummi Kultsum Binti fathimah mempunyai dua anak yang bernama
Zaid dan Ruqoyyah namun tidak punya keturunan.Kemudian Ummi Kultsum
menikah lagi setelah wafatnya Umar Bin Khoththob dengan 'Aun Bin
Ja'far.Setelah 'Aun meninggal Ummi Kultsum menikah lagi dengan
saudaranya 'aun sendiri yaitu Muhammad Bin Ja'far,lalu muhammad Bin
Ja'farpun wafat.Setelah wafatnya Muhammad Bin Ja'far,Ummi Kultsum
menikah lagi dengan saudara dari 'aun dan Muhammad ini yaitu Abdullah
Bin Ja'far lalu dengan yang terakhir ini Ummi kultsum wafat.dari ketiga
saudara yang menikahi ummi kultsum ini tidak ada yang memberi
keturunan,hanya satu dari Muhammad Bin Ja'far yaitu anak perempuan kecil
yang akhirnya tidak juga punya keturunan.



Setelah wafatnya Ummi kultsum,maka Abdullah bin Ja'farpun menikahi
saudara perempuan ummi kultsum yang bernama zainab Binti fathimah dan
mempunyai beberap orang anak di antaranya adalah Ali dan Ummi
Kultsum.Ummi kultsum yang ini menikah dengan anak pamannya sendiri yang
bernama Qosim Bin Muhammad Bin Ja'far Bin Abi Tholib,dan punya beberapa
anak di antaranya Fathimah yang kemudian di nikahi oleh Hamzah Bin
Abdullah Bin Zuber Bin Awwam yang juga punya keturunan.



Jadi di sini ada kesimnpulan penting bahwa keturunan dari Abdullah Bin
Ja'far tersebar melalui Ali dan adiknya Ummu Kultsum yang dua-duanya ini
terlahir dari rahim zaenab Binti fathimah azzahro.Dzurriyyah yang
datang setelahnya dari keturunan ini biasa di sebut dengan
Ja'fary.Berarti jelas tak ada keraguan sedikitpun mengenai kemuliaan
nasab ini.bagaimanapun kemuliaan keluarga yang di nisbatkan kepada
Ja'far ini tetap di bawah kemuliaan dzurriyyah yang di nisbatkan kepada
Sayyidina Hasan dan Husen.Laqob atau gelar Syarif (orang2 mulia berdasar
keturunan) ini juga di berikan pada golongan Abbas atau abbasiyyun
karena mereka bersal dari keluarga Bani Hasyim.



Al Hafidz Ibnu Hajar berkata bahwa golongan gelar"syarif" diberikan
kepada Abbasiyyin di baghdad dan gelar "Alawy" di mesir.Syarif dan Alawy
maknanya sama yaitu mulia.

PUTRA PUTRI NABI MUHAMMAD SHOLLALLOOHU 'ALAIHI WASALLAM



Banyak riwayat yang berbeda tentang berapa jumlah putra putri Rosulullah SAW.Ada yang mengatakn 6,7,11 dan 12.Saya tidak akan menulis panjang lebar riwayat-riwayat tersebut,karena yang paling shohih adalah 7,putra 3 dan putri 4.Semua putra putri Rosulullah SAW terlahir dari sayyidah Khodijah Al Kubro Rodhiyalloohu 'anhaa wa ardhoohaa,kecuali satu satu yaitu Ibrohim.Selengkapnya nama putra dan putri Nabi SAW adalah yang putra adalah Ibrohim,qosim dan abdullah.Sedang yang putri adalah Zainab,Roqoyyah,Ummi Kultsum dan fathimah Rodhiyalloohu 'anhum ajma'in.

Ibrohim adalah putra pertama Nabi SAW yang di lahirkan sebelum kenabian.Ibrohim tidak berusia panjang,dia hidup hany sampai baru bisa berjalan.Pendapat yg lain beliau hanya sampai usia 2 tahun.Menurut riwayat Mujahid,Ibrohim hanya hidup cuma tujuh hari saja,namun riwayat ini dianggap keliru oleh Imam Ghollaby (gollaby ini adalah Fadhl Bin Ghossan Al Ghollaby Al Baghdady.Seorang Muhaddits,sejarahwan.Wafat pada tahun 245 H.Lihat kitab "Mu'jam Al Mu'allifiin 8/71,"hadiyyatul 'Arifiin 1/181).Beliau berkata yang benar adalah bahwa Ibrohim hidup selama 17 bulan.

Ibnu faris berkata bahwa Ibrohim hidup sampai ia bisa naik kendaraan (onta atau kuda) dan meninggal sebelum bi'tsah.dalam kitab "Al Mustadrok" nya Al faryaby (Al faryaby adalah Ja'far Bin Muhammad Bin Hasan Bin Mustafadh.Abu Bakar Al Faryaby.Masa hidup beliau 207-301 H.Beliau seorang Qodhy dan Muhaddits.Lihat kitab "Al A'laam 2/127,Syadzaroot Adzdzahab 2/235,Tarikh Baghdad 7/199,Tadzkirotul Khuffadz 2/692 dan Mu'jam Al Buldan 6/372).Beliau mengatakan tidak ada dalil atau bukti akurat bahwa Ibrohim meninggal dalam masa islam.
Ibrohim adalah putra pertama Rosulullah SAW yang meninggal dunia.

Sedangkan Zainab adalah putri Nabi SAW yang paling besar diantara anak perempuan Rosul yang lain,dan ini tanpa ada khilaf.Yang terjadi khilaf hanya pada apakah zainab di lahirkan sebelum qosim ataukah qosim dulu baru zainab.Menurut Ibnu Ishaq,Zainab lahir pada tahun 33 dari kelahiran Nabi SAW.menemui masa islam dan ikut berhijrah.Zainab wafat tahun 8 H di pangkuan suaminya (anak laki2 dari bibi zainab sendiri) yaitu Abul 'Ash laqith,ada yang mengatakan namanya adalah Muhsyam Bin Robi' Bin Abdul 'Uzza Bin Abdu Syams.

Zainab mempunyai putra bernama Ali tapi meninggal saat masih kecil dan belum baligh.Sempat Rosulullah SAW memangku Ali naik kendaraan pada fathu makkah.Kemudian lahir pula dari zainab ini Umamah,Di mana Nabi SAW pernah membawanya pada sholat subuh dan berada di pundak Nabi SAW.Ketika Nabi SAW ruku',Umamah pun di letakkannya dan ketika bangun dari sujud utk melanjutkan rokaat berikutnya,umamah pun di angkatnya kembali di pundak beliau Shollalloohu 'alaihi wasllam.(Lihat Shohih Muslim Bab AlMasajid,hadits no 42, Shohih Bukhori .Kitabul Adab bab 18 no hadits 5696,Abu Dawud,kita sholat,bab 165,no hadits 918 dll).Zainab ini pada akhirnya di nikahi oleh Ali Bin Abi tholib setelah wafatnya fathimah Azzahro.

Putri Nabi SAW yang bernama Ruqoyyah lahir pada tahun 33 dari kelahiran Rosulullah SAW.Menurut Zuber Bin Bakr dan lainnya bahwa Ruqoyyah adalah perempuan yang paling besar diantara putri2 Nabi SAW,pendapat ini di shohihkan oleh Al Jurjany.namun yang paling shohih adalah sebagaimana mayoritas ulama mengatakan zainab adalah anak perempuan nabi SAW yang paling besar di antara putri Nabi Lainnya.

Ruqoyyah menikah denga 'Utbah Bin Abu Lahab dan adiknya Ummu kultsum menikah dengan saudara 'Utbahsendiri yaitu 'Utaibah.Ketika turun ayat :"تبت يدا أبى لهب وتب".Binasalah kedua tangan abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa".(QS Allahab 1).Abu Lahab La'natulloh berkata kepada kedua anaknya,Kalian akan aku bunuh jika tidak berpisah dengan kedua anak Muhammad.Lalu keduanyapun menceraikan masing2 istrinya dan belum sempat mendukhul/menjima'nya.

Utsman Bin 'Affan lalu menikahi Ruqoyyah di makkah,beliau dan ruqoyyah ikut hijar dua kali bersama Nabi SAW ke bumi Habsyah (Afrika).Ruqoyyah adalah salah seorang putri Nabi SAW yang parasnya cantik.Ruqoyyah wafat pada saat ayahanda tercintanya yaitu Baginda Rosulullah SAW sedang berjihad dalam perang Badr.Dalam riwayat Ibnu Abbas,ketika Rosulullah SAW Ta'ziyah setelah selesai berjihad dan datang ke rumah putrinya,beliau SAW berkata:"الحمد لله دفن البنات من المكرمات".Segala puji bagi Allah yang telah mengambil diantara wanita-wanita yang teramat mulia,Yakni Ruqoyyah".(HR Addaulaaby.Lihat Tarikh Baghdad karya Al Khothib Al Baghdady 5/67 dan 7.291,kitab Tahdzib tarikh Dimasyqy karya Ibnu Asakir 1/298 dan 7/279,Hilyatul Auliya 5/209,tafsir Al Qurthuby 17/82 dll).



Putri Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang bernama Ummi Kultsum menikah dengan 'Utsman Bin 'Affan pada tahun 3 H.Ummi Kultsum wafat pada tahun 9 H.Rosulullah SAW sendiri yang menjadi imam sholatnya.Sedangkan yang menggali kuburan adalah Sayyidina Ali Bin Abi Tholib,Fadhl dan Usamah Bin Zaid.Dalam Shohih Bukhori di jelaskan bahwa Nabi SAW ketika berada di samping kuburan Ummi Kultsum,nampak kedua mata beliau menitikkan air mata,lalu beliau berkata:"Siapakah diantara kalian yang bersedia meletakkan jasad putriku kedalam liang lahat:".Lalu Abu Tholhah berkata:"Saya Ya Rosulullah.".Kemudian Rosulullahpun memerintahkan Abu Tholhah utk turun ke kuburan.

Sedangkan Fathimah Azzahro Al Batuul dilahirkan tahun 41 setelah kelahiran Nabi SAW.Demikian menurut Abu Umar.Ini bertentangan dengan apa yang di riwayatkan oleh ibnu Ishaq bahwa beliau berkata Semua putra putri Nabi SAW di lahirkan sebelum nubuwwah kecuali Ibrahim.Menurut Ibnu Al Jauzy bahwa Fathimah Azzahroo Al Batuul di lahirkan 5 tahun sebelum nubuwwah.

Dalam sebuah riwayat,bahwa putri Nabi SAW yang bernama Fathimah ini,di sebut fathimah (menjaga/menutupi/melepas) karena Allah SWT telah menjaga Fathimah beserta keluarganya dari neraka kelak pada hari kiamat.(Riwayat Al Hafidz Addimasyqy).Sedangkan menurut riwayat Al Ghossany dan Al Khothib karena Allah SWT menjaga Fathimah dan orang-orang yang mencintainya dari nerka.(Imam Sayuthi dalam Jam'ul Jawami' 7780,Kanzul Umal 34227,Tanziih Asysyari'ah karya Ibnu 'Iroq 1/413).

Sedangkan Fathimah di sebut Al Batuul (terputus/terpisah) karena Fathimah berbeda dengan wanita-wanita lain di masanya,baik dalam soal agama,keutamaan dan keturununanya.Menurut pendapat lain karena fathimah adalah wanita yang melepaskan hatinya dari dunia dan selalu asyik dengan Allah.Demikian menurut Ibnu Al Atsir.

Fathimah Azzahro menikah dengan Ali Bin Abi Tholib pada tahun ke 2 Hijriyyah.Pendapat lain mengatakan setelah terjadi perang Uhud.Pendapat lainnya mengatakan Fathimah menikah dengan Sayidina Ali 4 bulan setengah setelah Nabi SAW menikahi 'Aisyah.Pendapat lain mengatakan terjadi di bulan safar tahu 2 H.dan masih ada beberapa riwayat lain yang berbeda.

Saat menikah dengan Ali Bin Abi Tholib,Usia Fathimah Azzahro 15 tahun 5 bulan setengah,sedangkan Ali Bin Abi Tholib usianya 21 tahun lima bulan.ada riwayat lain juga yang berbeda.

Menurut Abu Umar:Fathimah dan Ummi Klutsum adalah paling utamanya putri Nabi SAW.Fathimah adalah putri Rosulullah yang sangat di cintai oleh Rosul.Jika Rosulullah SAW hendak bepergian,beliau lebih dulu mencium putrinya fathimah,begitupun setelah pulang dari bepergian,Fathimahlah yang lebih dulu di temui oleh Rosulullah SAW.

Dalam sebuah hadits Rosulullah SAW bersabda;"Fathimah adalah bagian dariku,barang siapa memurkainya,berarti telah memurkaiku".(HR Bukhori 3417,Al Hakim dlm Al Mustadrok 3/158,Assunan Al Kubro imam baihaqy 7/64 dll).Dalam hadist lainnya Nabi SAW berkata kepada putri tercintanya ini;"Fathimah apakah engkau ridho bahwa engkau adalah pemimpin dari seluruh wanita mukmin".(HR Muslim 98,Musykilul atsar karya Atthohawy 1/51,ithaf Assadat Al Muttaqin karya Azzabidy 6/244 dll).Sedang dalam riwayat Ahmad Nabi bersabda:"Fathimah adalah paling utamanya wanita surga".(HR Ahmad 3/80 dan 5/391 dll).

Fathimah Azzahroo Al Batuul wafat 6 bulan setelah wafatnya Rosulullah SAW pada malam selasa,bulan ramadhan,tahun 11 H.Wafat dalam usia 29 tahun.Pernikahan Fathimah Azzahro dengan Ali Bin Abi Tholib melahirkan Hasan,Husen dan Muhassin (ada yg mengatakan muhsin).Muhassin meninggal saat masih kecil,kemudian ummi kultsum dan zainab.

Rosulullah SAW tidak punya keturunan selain dari putrinya Fathimah ra yang kemudian nasab Rosulullah yang mulia ini tersebar melalui sayyidinaa Hasan dan Husen.Sehingga jika di nisbatkan kepada keduanya,maka muncul Al Hasany dan Al Husainy.Di antara generasi pertama dari Dzurriyyah sayyidina Husen ra adalah keluarga Ishaq Bin Ja'far Ashshodiq Bin Muhammad Al Baqir Bin zainal Abidin Ali Bin HUsen Bin Ali Bin Abi Tholib Al Ishaqy.maka kemudian di sebut Al Husainy Al Ishaqy.

Ishaq ini adalah suami sayyidah Nafisah Binti Hasan Bin Zaid Bin Hasan Bin Ali Bin Abi Tholib.Terlahir dari sini dua orang yaitu Qosim dan Ummi kultsum namun tidak punya keturunan.Kemudian Umar Bin Khoththob menikahi Ummi Kultsum Binti fathimah mempunyai dua anak yang bernama Zaid dan Ruqoyyah namun tidak punya keturunan.Kemudian Ummi Kultsum menikah lagi setelah wafatnya Umar Bin Khoththob dengan 'Aun Bin Ja'far.Setelah 'Aun meninggal Ummi Kultsum menikah lagi dengan saudaranya 'aun sendiri yaitu Muhammad Bin Ja'far,lalu muhammad Bin Ja'farpun wafat.Setelah wafatnya Muhammad Bin Ja'far,Ummi Kultsum menikah lagi dengan saudara dari 'aun dan Muhammad ini yaitu Abdullah Bin Ja'far lalu dengan yang terakhir ini Ummi kultsum wafat.dari ketiga saudara yang menikahi ummi kultsum ini tidak ada yang memberi keturunan,hanya satu dari Muhammad Bin Ja'far yaitu anak perempuan kecil yang akhirnya tidak juga punya keturunan.

Setelah wafatnya Ummi kultsum,maka Abdullah bin Ja'farpun menikahi saudara perempuan ummi kultsum yang bernama zainab Binti fathimah dan mempunyai beberap orang anak di antaranya adalah Ali dan Ummi Kultsum.Ummi kultsum yang ini menikah dengan anak pamannya sendiri yang bernama Qosim Bin Muhammad Bin Ja'far Bin Abi Tholib,dan punya beberapa anak di antaranya Fathimah yang kemudian di nikahi oleh Hamzah Bin Abdullah Bin Zuber Bin Awwam yang juga punya keturunan.

Jadi di sini ada kesimnpulan penting bahwa keturunan dari Abdullah Bin Ja'far tersebar melalui Ali dan adiknya Ummu Kultsum yang dua-duanya ini terlahir dari rahim zaenab Binti fathimah azzahro.Dzurriyyah yang datang setelahnya dari keturunan ini biasa di sebut dengan Ja'fary.Berarti jelas tak ada keraguan sedikitpun mengenai kemuliaan nasab ini.bagaimanapun kemuliaan keluarga yang di nisbatkan kepada Ja'far ini tetap di bawah kemuliaan dzurriyyah yang di nisbatkan kepada Sayyidina Hasan dan Husen.Laqob atau gelar Syarif (orang2 mulia berdasar keturunan) ini juga di berikan pada golongan Abbas atau abbasiyyun karena mereka bersal dari keluarga Bani Hasyim.

Al Hafidz Ibnu Hajar berkata bahwa golongan gelar"syarif" diberikan kepada Abbasiyyin di baghdad dan gelar "Alawy" di mesir.Syarif dan Alawy maknanya sama yaitu mulia.

Tuesday, December 25, 2012

GELAR KELUARGA ALAWIYIN HADRAMAUT










                              





AL-USTADZ AL- A’DZHAM





Beliau adalah Al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin Ali bin Muhammad
Shahib Marbath.Al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin Ali dijuluki dengan
gelar al-ustadz al-


a’zham karena beliau adalah seorang guru besar dan seorang sufi yang
menjalankan thariqah kefakiran (hanya berhajat kepada Allah swt) dan
bertasawuf dengan tasawuf yang bersih dan terpelihara dari hal-hal yang
haram, berdasarkan al-quran dan al-sunnah yang disyiarkan dengan ruh
Islam dan tauhid. Al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin Alidikaruniai 5
orang anak laki yaitu Alwi al-Ghuyur, Ali, Ahmad, Abdullah dan
Abdurahman. Dan yang meneruskan keturunanya hanya 3 orang yaitu: Alwi
al-Ghuyur,Ali dan Ahmad. Al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin Ali wafat di
Tarim tahun 653 hijriyah.





ASADULLAH FI ARDHIHI





Beliau adalah waliyullah Muhammad bin Hasan Atturobi bin Ali bin
Muhammad al-Faqihal-Muqaddam.Sebab dinamakan dengan Asadullah Fi Ardhihi
karena Syaikh Muhammad Asadullah sangat tekun membaca alquran dan
memahami maknanya. Beliau selalu bangun untuk beribadat kepada Allah
pada waktu akhir sepertiga malam, sehingga beliau merasakan


dirinya fana’. Beliau bersemangat untuk membaca alquran dan memahami maknanya


serta merasakan kenikmatan pada dirinya jika sedang membaca Alquran,
sehinggabeliau merasa sebagai seekor Singa dan berkata dalam keheningan
malam dengan perkataan ‚Ana Asadullah Fi Ardhihi‚ Dalam kitab al-Masyra’
diceritakan bahwa beliau dikarunia enam orang anak laki, dan tiga orang
yang meneruskan keturunan beliau, yaitu:






  1. Abu Bakar Basyaiban (wafat tahun 800 hijriyah)

  2. Hasan, menurunkan keluarga: Jamalullail, Bin Sahal, Baharun, al-Junaid, al-Qadridan al-Siri), wafat tahun 757 hijriyah.

  3. Ahmad, menurunkan keluarga: al-Syatri, al-Habsyi dan Syanbal.

  4. Waliyullah Muhammad bin Hasan Atturobi wafat tahun 778 hijriyah.





Aal- A’YUN





Yang dijuluki al-A’yun diantaranya ialah waliyullah Alwi bin Abdullah bin Alwi bin


Muhammad Maula al-Dawilah (datuk keluarga al-Muqaibil). Gelar al-A’yun diberikan


karena beliau mempunyai warna hitam yang lebar pada biji matanya sehingga terlihatindah.





Aal-ALBAR





Yang pertama kali digelari al-Bar adalah waliyullah Ali bin Ali bin
Alwi bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Alwi bin Ahmad bin Muhammad
al-Faqih al-Muqaddam. Beliau digelar dengan al-Baar karena sangat taat
(berbakti) kepada ibunya dengan sebenar-benarnya taat yang hal tersebut
sedikit sekali dilakukan oleh anak terhadap ibunya. Beliau dinamakan
dengan nama ayahnya (Ali bin Ali), karena ketika ayahnya wafat, ia masih
dalam kandungan ibunya, beliau hanya taat kepada ibunya karena ayahnya
telah wafat. Waliyullah Ali bin Ali Albar dikarunia tiga orang anak laki
bernama: Abubakar, Abdullah dan Husin. Waliyullah Ali bin Ali al-Bar
dilahirkan danwafat di kota Dau’an, Hadramaut





Aal-BATTAH


Mereka adalah anak cucu dari keluarga Syaikh Abu Bakar bin Salim dan
datuk mereka ialah waliyullah Abu Bakar bin Ahmad bin Abdurahman bin Abi
Bakar bin Ahmad bin Abi Bakar bin Abdullah bin Syaichon bin Husein bin
Syaikh Abu Bakar bin Salim.


Dinamakan ‘Battah’ karena beliau dilahirkan di Battah sebuah kota yang terletak di sebelah Barat Sahil, Afrika Timur.





Aal-ALBAHAR





Mereka adalah keturunan dari keluarga al-Jufri. Datuk mereka adalah
waliyullah Syaichan bin Alwi bin Abdullah Attarisi bin Alwi al-Chawas
bin Abu Bakar al-Jufri. Yang pertama kali digelari ‘al-Bahar’ adalah
Waliyullah Saleh ayah dari Habib Hasanal-Bahar.Gelar yang disandang
menurut al-Syaich Abdullah bin Semir dalam kitabnya Giladat al-Nahri
yang berisi manakib al-Habib Hasan bin Saleh al-Bahar, menyatakan bahwa
yang pertama kali diberi gelar al-Bahar adalah ayahnya, Soleh. Gelar
tersebut diberikan karena tampaknya keramat beliau ketika sering
berlayar di laut. Di samping itu gelar tersebut diberikan karena ilmu
beliau luas seperti luasnya laut.Waliyullah Hasan bin Soleh Al-Bahar
dikarunia lima orang anak laki yaitu: Muhammad, Abdullah, Ja’far, Abdul
Kadir dan Soleh.





Aal-IBRAHIM





Yang pertama kali dijuluki al-Ibrahim ialah waliyullah Ibrahim bin
Abdullah bin Abdullah bin Abdurahman Assaqqaf. Sebab dinamakan
al-Ibrahim karena nama tersebut dinisbahkan kepada nama kakeknya.
Ibrahim merupakan nama Ibrani seperti Ismail, Ishaq, Yusuf dan Ya’kub
yang kemudian nama tersebut dimasukkan ke dalam bahasa Arab.





Aal-BARAKAT





Mereka adalah keturunan waliyullah Syech bin Ali bin Muhammad Maula
Dawilah bin Ali bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Di samping
itu ada juga keturunan Barakat lain dari Waliyullah Barakat bin Ahmad
asy-Syatiri. Pemberian gelar ini, dikarenakan datuk mereka mengharapkan
berkah dan kebaikan dari Allah , makabanyak anak cucu beliau yang
menjadi auliya’.Waliyullah Syech bin Ali Barakat wafat di Tarim tahun
813 hijriyah.





Aal-BARUM





Barum adalah gelar yang dinisbahkan kepada keturunan waliyullah Hasan
bin Muhammad bin Alwi bin Abdullah bin Ali bin Abdullah bin Alwi bin
Muhammad al-Faqihal-Muqaddam.


Dinamakan dengan ‘Barum’ karena beliau diberi isyarat untuk pergi ke
dusun Barum dan menetap serta menjadi sesepuh di sana disebabkan
keberkahan ilmudan kemuliaan beliau. Dusun Barum berjarak kira-kira 20
km dari kota Mukalla Hadramaut. Waliyullah Hasan Barum dikarunia empat
orang anak laki bernama: Abdurahman, Umar, Ali dan Ahmad. Waliyullah
Hasan Barum wafat di kota Tarim tahun 927 H.





Aal-BASRI





Beliau adalah waliyullah Ismail (Basri) bin Ubaidillah bin Ahmad bin
Isa al-Muhajir.Basri adalah anak kedua dari Ubaidillah bin Ahmad bin
Isa. Anak pertama bernama Alwi, beliau kakek dari keluarga Ba’alawi, dan
anak yang ketiga bernama Jadid.


Dinamakan Basri diambil dari nama kota yaitu Basrah, yang kemudian
beliau hijrah bersama keluarga dan kakeknya al-Imam Ahmad bin Isa
al-Muhajir ke negeri Hadramaut. Gelar ini menjadi gelar beberapa
keluarga Alawiyin yang datuknya bernama Basri dan disebut mereka itu
dengan al-Bin Basri. Keturunan Basri terputus pada awal abad ke enam
hijriyah.





Aal-BABATHINAH





Yang pertama kali bergelar ‘Babathinah’ ialah waliyullah Abdurahman bin Ahmad bin


Alwi bin Ahmad bin Abdurahman bin Alwi Amu al-Faqih. Beliau adalah
pendiri masjid Babathinah di Tarim dan mempunyai sebuah perkebunan yang
subur dan dinamakan Babathinah. Waliyullah Abdurahman bin Ahmad
Babathinah dikarunia 4 orang anak,yaitu: Ahmad Chadijah, Umar Ahmar
al-Uyun, Ali al-Shonhazi dan Muhammad Maghfun.





Aal-ALBAYTI





Gelar al-Bayti dinisbahkan ke Baiti Maslamah sebuah desa yang
berjarak sepuluh kilometer dari Tarim. Gelar tersebut disandang oleh:
Waliyullah Ali bin Alwi bin Ali binAbu Bakar al-Facher. Beliau
dilahirkan di Bait al-Maslamah. Dikaruniai seorang anak lelaki yang
bernama Muhammad, yang menurunkan keturunannya. Waliyullah Ali
al-Baytiwafat di Bait Aa-Maslamah pada tahun 915 H. Waliyullah Abu Bakar
bin Ibrahim binal-Imam Abdurrahman Assegaf dilahirkan di kota Tarim.
Dikaruniai 3 orang anak lelaki bernama: Ibrahim, Ahmad dan Ismail.
Waliyullah Abu Bakar al-Bayti wafat tahun 905 Hdi kota Tarim.





Aal-ALBIEDH





Keluarga al-Biedh bernisbat kepada datuk mereka waliyullah Ahmad bin
Abdurahman bin Husein bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad
al-Faqih al-Muqaddam.Beliau dijuluki gelar ini karena beliau seorang
yang menekuni puasa hari-hari putih,yaitu puasa pada hari ketiga belas,
keempat belas dan kelima belas pada setiap bulan Qamariyah. Puasa
tersebut beliau lakukan sebagai ittiba’ terhadap Rasulullah
saw.Waliyullah Ahmad bin Abdurhamnan Al-Biedh dikarunia dua orang anak
laki, bernama: Abdurahman dan Makhrus. Waliyullah Ahmad bin Abdurahman
al-Biedh wafat di Syihir pada tahun 945 hijriyah.





Aal-BABARIK





Beliau adalah waliyullah Ahmad Babarik bin Abdurrahman bin Muhammad
bin Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Waliyullah Umar
Babarik dilahirkan dikota Tarim. Dikarunia 3 orang anak lelaki yaitu:
Hasan, Ali dan Umar. Sedangkan yang melanjutkan keturunan beliau adalah
Umar di Surat, India. Waliyullah Ahmad Babarikwafat di kota Tarim.





AL-TUROBI





Beliau adalah waliyullah Hasan bin Ali bin Muhammad al-Faqih
al-Muqaddam. Diberi gelar al-Turobi, dikarenakan beliau seorang yang
sangat tawadhu’ dan mengumpamakan dirinya dengan tanah. Waliyullah Hasan
Atturobi bin Ali mempunyai seorang anak bernama Muhammad Asadullah.





Aal-BAJAHDAB





Mereka adalah keturunan waliyullah Ali Jahdab bin Abdurahman bin Muhammad bin


Abdullah Ba’alawi bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam.Sebab
diberi gelar dengan ‘Bajahdab’, karena beliau tinggal di desa Jahadabah
,Yaman. Waliyullah Ali Jahdab bin Abdurahman dikaruniai 2 orang anak
laki: Abud dan Muhammad al-Mualim. Muhammad al-Mualim mempunyai anak
bernama Alwi. Salah satu keturunannya ada yang menjadi pemimpin keluarga
Alawiyin (Naqib al-Alawi) yaitu Waliyullah Ahmad bin Alwi Bajahdab.
Beliau wafat di Tarim tahun 973 hijriyah.





JADID





Yang pertama kali diberi gelar‚ Jadid‛ ialah waliyullah Jadid bin
Ubaidillah bin Ahmad bin Isa al-Muhajir. Beliau adalah anak ketiga dari
Ubaidillah bin Ahmad bin Isa al-Muhajir.


Dinamakan ‛ Jadid ‛ karena keluarganya yang dipimpin oleh al-Muhajir
Ahmadbin Isa hijrah dari Basrah ke tempat yang baru bernama
Hadramaut.Keturunan Jadid terputus pada awal abad keenam hijriyah.





Aal-ALDJUFRI





Yang pertama kali dijuluki‚ al-Djufri ‛ ialah waliyullah Abu Bakar bin Muhammad bin Ali


bin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam.Gelar yang
disandang karena beliau dipanggil oleh datuk dari ibunya Waliyullah
Abdurahman Assegaf bin Muhammad Maula Dawilah dengan sebutan Djufratiy
yang  berarti anak kecil kesayangan yang berbadan gemuk dan kekar. Dan
setelah dewasa iamenjadi seorang ahli dalam ilmu Jafar, suatu
rumus-rumus yang menggunakan huruf dan angka yang ditulis di atas kulit
Jafar (anak kambing). Pada suatu hari beliau kehilangan kitabnya yang
berisi ilmu Jafar, beliau mencarinya sambil berkata Jafri (maksudnya
kitab ilmu Jafarku). Maka mulai sejak itu beliau disebut al-Jufri.
WaliyullahAbu Bakar bin Muhammad al-Djufri dilahirkan di kota Tarim,
dikaruniai lima orang anak lelaki yaitu: Muhammad, Abdullah, Ahmad, Alwi
al-Chawas dan Umar. Dari kelima anak yang terputus keturunannya adalah
Muhammad dan Abdullah, sedangkan dari ketiga anaknya yang lain
menurunkan keturunan al-Djufri seperti: al-Kaf, al-Shafi dan
al-Bahar.Waliyullah Abu Bakar bin Muhammad al-Djufri wafat di kota Tarim
pada tahun 860 Hijriyah.





DJAMALULLAIL





Djamalullail adalah gelar untuk waliyullah al-Imam Muhammad bin Ahmad
bin Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam (keturunan
terputus) dan al-ImamMuhammad bin Hasan al-Mua’alim bin Muhammad
Asadilah bin Hasan Atturabi. Gelar yang disandang karena mereka selalu
mengisi malam-malam harinya denganibadah, baik shalat tahajud dan
shalat-shalat sunnah lainnya serta membaca Al-Qur’an, shalawat dan doa
serta dzikir lainnya yang dilakukan selama hidupnya. Karena itubeliau
digelari dengan Djamalullail. Waliyullah Muhammad Djamalullail
dilahirkan di kota Tarim, dikarunia 2 orang anak lelaki: Abdullah bin
Muhammad Djamalullail. Dari kedua cucunya Abdullah bin Ahmad dan
Muhammad bin Ahmad menurunkan al-Djamalullail yang berada di Hadramaut,
Makkah dan India serta sebagian di Aceh dan pulau Jawa. Ali bin Muhammad
Djamalullail, menurunkan keturunan leluhur al-Qadri, al-Asiry,
al-Baharun dan al-Junaid. Waliyullah Muhammad Djamalullail wafat di kota
Tarim padatahun 845 H.





Aal-BIN JINDAN





Mereka adalah suatu puak dari keluarga al-syaikh Abu Bakar bin Salim,
yang dinisbahkan kepada keturunan waliyullah Ali bin Muhammad bin
Husein bin Syaikh Abi Bakar bin Salim. Jindan adalah gelar untuk kakek
mereka, dan mereka masing-masing menamakan dengan Bin Jindan yaitu anak
cucu dari Syaikh Abi Bakar bin Salim. Waliyullah Ali bin Muhamad bin
Husien bin Syaikh Abi Bakar wafat di Inat sekitar tahun 1200 H.





AL-JANNAH





Yang pertama kali dijuluki ‘al-Jannah’ ialah waliyullah Muhammad bin Hasan bin


Abdullah bin Harun bin Hasan bin Ali bin Muhammad Jamalullail. Gelar
yang disandang, dikarenakan beliau seorang terkenal dengan ilmu,
kemuliaan, danibadahnya. Menurut shohib al-Masyra’ dinamakan al-Jannah
karena beliau banyak berdoa dan sangat merindukan surga. Dan Allah
mengabulkan doa dan kerinduannya tersebut.


Aal-ALDJUNAID





Al-Junaid ialah gelar yang dinisbahkan kepada keturunan waliyullah
Abu Bakar binUmar bin Abdullah bin Harun bin Hasan bin Ali bin Muhammad
Jamallullail bin Hasanal-mu’alim Muhammad Asadillah bin Hasan Atturabi.
Dinamakan Djunaid dengan maksud


tabarukan agar kelak menjadi waliyullah seperti waliyullah yang
bernama Djunaid binMuhammad seorang Sayid Atthaifah al-sufiyah yang
terkenal.Waliyullah Abu Bakar al-Junaid dilahirkan di kota Tarim tahun
1053 H. Dikaruniai 5orang anak dan hanya 1 anak yang meneruskan
keturunannya yaitu Ali bin Abu Bakaral-Junaid. Keturunannya ada di kota
Tarim dan Singapore.Waliyullah Abu Bakar al-Junaid wafat di kota Tarim.





Aal-ALDJUNAID AL-ACHDOR





Mereka adalah keturunan waliyullah Al-Djunaid al-Achdor bin Ahmad bin
Muhammad bin Ahmad Qasam bin Alwi al-Syaibah bin Abdullah bin Ali bin
Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Gelar yang
disandang karena kakek beliau memberi nama Djunaid dengan maksud
tabarukan agar kelak menjadi waliyullah seperti waliyullah yang bernama
Djunaid bin Muhammad seorang Sufiyah yang terkenal.Waliyullah Djunaid
Achdor dilahirkan di Gasam, dikarunia 5 orang anak lelaki, 3diantara
meneruskan keturunannya yaitu: Syaich, Ahmad dan Muthahhar. Waliyullah
Djunaid Achdor wafat di gasam pada tahun 1032 H.





Aal-ALJAILANI





Mereka adalah keturunan waliyullah Muhammad bin Ahmad bin Alwi al-Syaibah bin


Abdullah bin Ali bin Abdullah Ba’alawi. Diberi gelar ‘Jailani’,
sebagai tabarukan kepada Syaikh Abdul Qadir Jailani. Jailani adalah
suatu tempat yang berada di negeriParsi. Waliyullah Muhammad bin Ahmad
mempunyai anak bernama Syech, Hadar,Ahmad dan Abdurahman (kakek dari
keluarga al-Junaid al-Achdor).


Aal-ALHAMID





Mereka keturunan dari waliyullah al-Hamid bin al-Syaikh Abi Bakar bin
Salim.Gelar al-Hamid disandang karena ayahnya menginginkan anaknya
menjadi orang yang bersyukur kepada Allah swt dengan selalu memuji-Nya.
Waliyullah Hamid al-Hamid dilahirkan di kota Inat, beliau dikaruniai 8
orang anak lelaki dan yang meneruskan keturunan hanya 5 orang, yaitu:






  1. Muthahhar, keturunannya adalah al-Aqil Muthahhar.

  2. Umar, keturunannya adalah al-Salim bin Umar (sebagian besar di Indonesia)

  3. Abdullah

  4. Abu Bakar Alwi

  5. Waliyullah al-Hamid bin Syaich Abu Bakar wafat di Inat tahun 1030 Hijriyah.





Aal-ALHABSYI





Mereka adalah keturunan waliyullah Abu Bakar bin Ali bin Ahmad bin
Muhammad Assadilah bin Hasan Atturabi bin Ali bin Muhammad al-Faqih
Muqaddam. Gelar yang disandang dikarena beliau sering bepergian ke kota
Habasyah di Afrika dan beliau pernah tinggal di sana selama 20 tahun
untuk da’wah Islam. Waliyullah Abi Bakar bin Ali al-Habsyi lahir di kota
Tarim, dikarunia seorang anak laki yang bernama Alwi. Alwi mempunyai 5
orang anaklelaki, 2 diantaranya menurunkan keturunannya, yaitu:






  1. Ali , keturunannya berada di kota Madinah.

  2. Muhammad al-Ashgor,Mempunyai 4 orang anak:-






  • Umar (keturunannya terputus di Tarim)

  • Ali (keturunannya sedikit di Makkah)

  • Abdurrahman, keturunannya berada di Palembang, Jambi, Siak dan Aceh.

  • Ahmad Shahab Syi’ib, Mempunyai 9 orang anak:





1.      Al-Hasan, keturunannya disebut al-Habsyi al-Rausyan.


2.      Hadi, mempunyai dua orang anak bernama:


A). Idrus, meneruskan keturunan al-Habsyi al-Syabsyabah
(diantaraketurunannya adalah waliyullah al-Habib Nuh bin Muhammad bin
Ahmadal-Habsyi di Singapura).


B). Abdurahman, adalah datuk waliyullah al-Habib Ali al-Habsyi
Kwitang (silsilah beliau lihat di Biografi Habib Ali bin Abdurahman
al-Habsyi).


3.      Alwi, keturunannya disebut al-Ahmad bin Zain adalah datuk
waliyullah al-Habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi (Ampel Gubbah Surabaya)


4.      Husein, mempunyai dua orang anak yaitu:- Shodiq (keturunannya
di Hadramaut, Surabaya dan Malaka)- Muhammad, salah satu
keturunannya adalah waliyullah al-Habib Alwibin Ali bin Muhammad
al-Habsyi (Masjid Ar-Riyadh, Solo)


5.      Idrus (keturunannya di Yafi’ dan India)


6.      Hasyim


7.      Syaich (keturunannya di Lihij dan Dasinah)


8.      Muhammad


9.      Umar.Waliyullah Abu Bakar bin Ali bin Ahmad wafat di kota Tarim tahun 857 H.





Aal-ALHADDAD





Yang pertama kali dijuluki al-Haddad ialah waliyullah Ahmad bin Abi
Bakar bin Ahmad Masrafah bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad bin
Abdurrahman bin Alwi Ammu al-Faqih. Al-Habib Ahmad bin Abi Bakar adalah
seorang waliyullah yang menyembunyikan kewaliannya. Beliau digelari
dengan al-Haddad karena sering bergaul dengan seorang pandai besi dan
sering berada di tempat penempaan besi. Selain beliau ada pula seseorang
yang bernama Ahmad dari golongan Alawiyin tang terkenal dan mempunyai
banyak pengikut dan menyebut al-Habib Ahmad bin Abi Bakar dengan
al-Haddad (pandai besi). al-Habib Ahmad bin Abi Bakar menjawab sebutan
tersebut dengan memperlihatkan keramatnya, sehingga orang-orang
mengetahui bahwa beliau adalah seorang waliyullah yang mempunyai derajat
tinggi dan hati mereka tertempa dengan kejadian tersebut. Maka mereka
menyebut al-Habib Ahmad bin Abi Bakar dengan al-Haddad (penempa
kalbu).Waliyullah Ahmad al-Haddad dilahirkan di kota Tarim, dikaruniai
seorang anak lelaki yang bernama Alwi. Keturunan yang ke 31 dari
Rasulullah saw ialah waliyullah al-Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad
(Sohibur Ratib). al-Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad bersaudara dengan
al-Habib Umar bin Alwi al-Haddad. Keduanya tidak pernah datang ke
Indonesia. Keturunan al-Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad banyak berada
di Jawa Timur, sedangkan keturunan al-Habib Umar bin Alwi al-Haddad
sebagian besar beradadi Pasar Minggu (termasuk al-Habib Alwi bin Thahir
al-Haddad) Waliyullah Ahmad bin Abi Bakar wafat di kota Tarim tahun 870
H.





Aal-BAHASAN (BANAHSAN)





Gelar Bahasan disandang oleh:






  1. Keluarga Bahasan (Banahsan) As-Sakran , yaitu: Hasan bin Ali bin Abi
    Bakar al-Sakran (Kerajaan Siak yang dikenal dengan keluarga Bin Shahab)

  2.  Keluarga Bahasan Faqis, yaitu: Hasan bin Abdullah bin Abdurahman Assaqqaf.

  3. Keluarga Bahasan al-Thowil, yaitu: Hasan bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmadbin Abdurahman bin Alwi (Ammu al-Faqih)

  4. Keluarga Bahasan Jamalullail, yaitu: Muhammad bin Abdullah bin Muhammad.





Aal-BAHUSEIN





Mereka adalah keturunan waliyullah Ahmad bin Husein bin al-Imam
Abdurahman Assegaf dan Ali bin Husein bin Ali bin Alwi bin Muhammad
Maula al-Dawilah. Waliyullah Husein bin al-Imam Abdurahman al-saqqaf
dilahirkan di Tarim, dikaruniai enam orang anak lelaki, dan yang
meneruskan keturunannya tiga orang:






  1. Abdurahman, menurunkan keturunan leluhur al-Bahsein dan al-Musawa

  2. Ahmad, yang menurunkan keturunan leluhur Ahmad bin Husein al-Karbiy

  3. Ali Makki, menurunkan keturunan leluhur Muhammad al-Zaitun,
    al-Bahusein. Waliyullah Husein al-Bahsein wafat di Tarim tahun 896 H.





Aal-ALHIYYED





Mereka adalah keturunan dari waliyullah Abu Bakar bin Hasan bin
Husein binSyaich Abu Bakar bin Salim. Mereka diberi gelar al-Hiyyed
karena datuk merekabertempat tinggal di suatu tempat yang bernama Hiyyed
di lereng gunung di Inat.Waliyullah Abdullah bin Abu Bakar lahir di
Inat, dikaruniai seorang anak lakibernama Abu Bakar yang menurunkan
keturunan al-Hiyyed di Indonesia.Beliau wafat di kota Inat tahun 1169 H.





Aal-CHIRRID


Mereka adalah keturunan waliyullah Alwi bin Muhammad Hamidan bin
Abdurrahman bin Muhammad bin Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-Faqih
Muqaddam. Dinamakan al-Chirrid karena beliau sering beribadah di Gua
Chirrid di pegunungan Aqrun di Tarim. Ibadah yang dilakukannya antara
lain bertafakur dengan akal dan hati serta ibadah jasad seperti yang
dilakukan Rasul di gua Hira. Waliyullah Alwi al-Chirrid wafat di Tarim
tahun 808 H.





Aal-CHANEMAN





Mereka adalah keturunan yang dinisbahkan kepada waliyullah Ahmad bin
Umar bin Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar al-Wara’ bin Ahmad bin
Muhammad al


-Faqih Muqaddam. Gelar al-Chaneman berasal dari kata Chanam, sebagian
penduduk Hadramaut menisbahkan kata tersebut kepada jenis buah kurma
yaitu kurma chanam. Akan tetapi tidak diketahui apakah hal tersebut
berhubungan dengan gelar di atas. Waliyullah Ahmad bin Umar Chaneman
dikarunia dua orang anak laki bernama: Umar dan Abdullah. Waliyullah
Ahmad bin Umar Chaneman wafat tahun 893 H di kota Tarim.





Aal-CHAMUR





Al-Chamur ialah gelar yang dinisbahkan kepada keturunan waliyullah
Saleh bin Hasan bin Husein bin Syaikh Abi Bakar bin Salim Gelar tersebut
disandang karena datuk mereka bermukim di Chamur, suatu tempat yang
terkenal di sebelah Barat Syibam.





Aal-MAULA CHAILAH





Yang pertama kali diberi gelar Maula-Chailah ialah waliyullah
Abdurahman binAbdullah bin Alwi bin Muhammad Maula Dawilah. Gelar
tersebut disandang karena beliau bermukim di daerah pegunungan Chailah
yang terkenal di sebelah Barat kotaTarim. Chailah berasal dari kata
Khala yang berarti memelihara. Untuk selanjutnya kata tersebut diberikan
kepada orang-orang yang memelihara ibadahnya. Waliyullah Abdurahman
Maula Chailah wafat di Tarim tahun 914 Hijriyah.





Aal-ALCHUUN





Yang pertama kali dijuluki al-Chuun ialah waliyullah Alwi bin Abdurahman bin


Muhammad bin Abdullah Ba’alawi. Beliau diberi gelar al-Chuun,
dikarenakan beliau tinggal di desa al-Chuun yang terletak sebelah Timur
Hadramaut.Keturunan waliyullah Alwi bin Abdurahman terputus pada abad
kedua belas hijriyah.





MAULA AL-DAWILAH





Beliau adalah waliyullah Muhammad Maula al-Dawilah bin Ali bin Alwi
bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Diberi gelar Maula al-Dawilah karena
beliaubermukim di dusun Yabhar dekat makam nabi Hud as, di bagian Timur
Hadramaut.Waliyullah Muhammad Maula Dawilah bersama para pengikutnya
membangun rumah di dusun tersebut. Maka dusun Yabhar yang awalnya sepi
menjadi ramai. Dusun itudisebut al-Dawilah yang artinya dusun lama.
Waliyullah Muhammad digelari Maula al-Dawilah artinya pemimpin dusun
Dawilah. Puteranya yang bernama Abdurahman Assaqqaf membangun pula
sebuah kota di dekatnya yang dinamakan Yabhar. Desayang pertama disebut
Yabhar lama sedangkan desa yang kedua disebut Yabharbaru. Selanjutnya
nama Maula al-Dawilah dikhususkan untuk anak Muhammad Maula al-Dawilah
selain Syaikh Abdurahman Assaqqaf yang mempunyai gelar khusus.
Waliyullah Ahmad Maula al-Dawilah dilahirkan di kota Yabhar. Dikaruniai 4
orang anak lelaki, yaitu Abdurahman Assaqqaf, Ali, Abdullah dan
Alwi.Waliyullah Muhammad Maula al-Dawilah wafat di Tarim tahun 765
Hijriyah.


Aal AL-DZI’BU





Yang pertama kali dijuluki al-Dzi’bu ialah waliyullah Muhammad bin Salim bin


Ahmad bin Husein bin Syaikh Abu Bakar bin Salim. Gelar yang
disandang, dikarenakan beliau berkelahi dengan seekor srigala yang
menyerang sekumpulan kambing mereka dan beliau berhasil menangkap
Srigala itu. Karena itulah beliau disebut al-Dzi’bu.





Aal-BARAQBAH





Mereka adalah keturunan waliyullah Umar bin Ahmad bin Muhammad bin
Abdullahbin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Mengenai gelar ini
tidak didapat keterangan yang jelas, apakah beliau mempunyai pundak yang
kuat , yang dalam bahasa Arab disebut Raqbah atau berhubungan dengan
suatu tempat yang terdapat sumur dan pohon kurma dekat kota Tarim yang
disebut ‘Baraqbah’. Waliyullah Umar Baraqbah dilahirkan di Tarim,
dikaruniai seorang anak lelaki bernama Abdurahman. Beliau wafat tahun
895 H.





Aal-ALRUCHAILAH





Yang pertama kali dijuluki al-Ruchailah ialah waliyullah Muhammad bin
Umar bin Ali bin Umar bin Ahmad bin Muhammad al-Faqih Muqaddam. Gelar
yang disandang karena beliau seorang yang tidak memiliki apa-apa, hanya
mempunyai seekor anak kambing yang dalam bahasa Arabnya al-Rachilah.
Kambing kesayangannya itu dipotong ketika ia menjamu makan
tamunya.  Tatkala beliau mengetahui bahwa hidangan itu habis tidak
tersisa untuk keluarganya, beliau memohon kepada Allah swt agar kambing
itu dihidupkan kembali sebagai rezeki untuknya. Allah mengabulkan doanya
dengan dihidupkan kembali kambingnya. Waliyullah Muhammadal-Rachilah
dikarunia 5 orang anak lelaki yaitu: Hasan, Ali, Husin, Alwi ,
Salim.Yang meneruskan keturunannya bernama Salim yang biasa dikenal
dengan al-Ruchailah Ba’Umar melalui anaknya yang bernama Umar.Umar
mempunyai 2 anak yaitu Muhammad Ba’Umar (keturunannya di Indonesia) dan
Ali Ba’Umar


(keturunannya di Zailah Afrika). Waliyullah Muhammad al-Ruchailah wafat di kotaTarim.





Aal-ALZAHIR





Mereka adalah keturunan waliyullah al-Zahir bin Husin bin Muhammad
bin Ali bin Muhammad bin Syahabuddin al-Ashgor bin Abdurahman bin
Syahabuddin al-Akbar.Dan gelar al-Zahir dinisbatkan juga kepada
keturunan waliyullah Abdullah bin Muhammad al-Masyhur bin Ahmad bin
Muhammad bin Syahabuddin al-Ashgor. Kedua keluarga tersebut bertemu pada
al-Habib Muhammad bin Ahmad Syahabuddin al-Ashgor. Gelar yang disandang
karena cahaya wajah beliau yang indah berseri, indah dan jernih apalagi
ketika beliau sedang berada di majlis memberikan pelajaran/nasehat.
Waliyullah Muhammad bin Ahmad al-Zahir lahir di kota Tarim, dikarunia 2
orang anak lelaki, satu diantaranya bernama Abdullah yang menurunkan
keturunan al-Zahir yang berada di Indonesia. Waliyullah Muhammad bin
Ahmad al-Zahir wafat di Tarimtahun 1203





Aal-BASAKUTAH





Mereka adalah keturunan waliyullah Hasan bin Ahmad Masrafah bin
Muhammad bin Abdullah bin Ahmad bin Abdurahman bin Alwi Ammu al-Faqih.
Diberi gelar Hasan Sakutah atau dengan Basakutah, dikarenakan beliau
seorang laki-laki yang banyak diam dan sedikit berbicara, dan jika
berbicara hanya mengeluarkan kata-kata yang baik saja.





Aal-ALSAQQAF





Yang pertama kali digelari al-saqqaf ialah waliyullah al-Muqaddam
al-Tsani al-Imam Abdurahman bin Muhammad Maula Dawilah bin Ali bin Alwi
bin Muhammad al-Faqihal-Muqaddam.Gelar yang disandang karena beliau
sebagai pengayom para wali pada zamannya


agar terhindar dari perkara bid’ah. Para ulama ahli hakikat dan para wali yang


bijaksana menamakan beliau ‘al-Saqqaf’, karena beliau menutup hal keadaannya dari


penduduk di zamannya. Beliau sangat benci dengan kesohoran.
Ketinggian derajat beliau dari para wali di zamannya bagaikan kedudukan
atap bagi rumah.Beliau dilahirkan di kota Tarim, dikarunia 13 anak
lelaki, dan 7 orang meneruskan keturunannya: Abu Bakar As-Sakran, Alwi,
Ali, Aqil, Abdullah, Husein dan Ibrahim.Waliyullah Abdurahman Al-saqqaf
wafat di Tarim tahun 819 H.





AL-SAKRAN





Beliau adalah Abu Bakar bin Abdurahman al-saqqaf bin Muhammad Maula
al-Dawilah. Digelari dengan al-sakran, karena beliau mabuk dengan
cintanya kepada Allah swt. Waliyullah Abu Bakar al-Sakran dikarunia lima
orang anak laki, yaitu:Muhammad al-Akbar, Hasan, Abdullah, Ali, dan
Ahmad. Dari ketiga anaknya yang bernama Abdullah, Ali dan Ahmad
menurunkan keluarga al-Aydrus, Syahabuddin, al-Masyhur, al-Hadi,
al-Wahath, al-Munawar. Waliyullah Abu bakar al-sakran wafat diTarim
tahun 821 Hijriyah.





Aal-BIN SUMAITH





Yang pertama kali digelari al-Bin Sumaith ialah waliyullah Muhammad
bin Ali bin Abdurahman bin Ahmad bin Alwi bin Ahmad bin Abdurahman bin
Alwi Ammu al-Faqih. Gelar yang disandang karena di masa kecilnya ia
dipakaikan oleh ibunya sebuah kalung dari benang yang biasa dipakai oleh
anak kecil dan biasa disebut Sumaith. Ketika sedang berjalan kalung itu
jatuh dan sang ibu enggan berbalik untuk mengambilnya. Ibu dan
puteranya berjalan terus dan membiarkan kalung itu tertinggal, sedangkan
orang-orang yang menyaksikan kejadian tersebut mengira sang ibu tidak
mengetahui kalau kalung anaknya jatuh dan berusaha memberitahu dengan
berteriak Sumaith. Maka semenjak itu anak tersebut dijuluki
Semith.Waliyullah Muhammad Bin Semith lahir di kota Tarim, dikaruniai
seorang anak laki bernama Abdullah yang menurunkan keturunannya di
Tarim, Syibam, Taribah, Goroh (Hadramaut), Zanzibar dan Indonesia
(Kalimantan, Manado, Sumba, Denpasar, Madura, Jakarta, Surabaya,
Semarang, Pekalongan) Waliyullah Muhammad Bin Semith wafat di Tarim
tahun 950 Hijriyah.





Aal-BIN SUMAITHAN





Yang pertama kali dijuluki al-Bin Semithan ialah waliyullah Ahmad bin
Muhammad bin Alwi bin Muhammad Maula Dawilah. Gelar yang disandang,
dikarenakan beliau seorang lelaki yang giat, mempunyai tumbuh kecil dan
bertempat tinggal di suatu Badiyah Hadromiyah yang penduduknya merupakan
orang yang giat bekerja.





Aal-ALSIRY





Mereka adalah keturunan walyullah Ali bin Umar bin Abdullah bin Harun
bin Hasanbin Ali bin Muhammad Jamalullail bin Hasan al-Mualim bin
Muhammad Asadillah bin Hasan Atturabi bin Ali bin Muhammad al-Faqih
al-Muqaddam. Beliau diberi gelar dengan al-Sirry sebagi tabarruk kepada
seorang waliyullah yang termasyhur yaitu al-Syaich al-Seri al-Saqthi.
Waliyullah Ali al-Seri lahir di kota Tarim, dikarunia 3 orang anak
lelaki: Ahmad, Aqil dan Umar. Waliyullah Ali al-Seri wafat dikota Tarim
tahun 1053 H.





Aal-BIN SAHAL





Mereka bernasab kepada waliyullah Sahal bin Ahmad bin Abdullah bin
Muhammad Jamalullail bin Hasan bin Muhammad Asadillah bin Hasan
Atturabi. Beliau dinamakan Sahal karena bertabarruk kepada al-Sayid
Sahal al-Tastari. Waliyullah Sahal bin Ahmad lahir di kota Tarim,
dikaruniai 3 anak lelaki, 2 diantaranya meneruskan keturunan belia yaitu
Alwi dan Ahmad.Waliyullah Sahil bin Ahmad wafat di Tarim tahun 973 H.





Aal-ALSYATHRI





Mereka adalah keturunan waliyullah Alwi bin Ali bin Ahmad bin
Muhammad Asadilah bin Hasan Atturabi bin Ali bin Muhammad al-Faqih
al-Muqaddam. Gelar yang disandang karena beliau selalu membagi dua harta
yang dimilikinya kepada saudara kandungnya al-Habib Abubakar al-Habsyi.
Membagi dua dalam bahasa Arabnya adalah Syathara. Waliyullah Alwi
Al-Syathri lahir di Tarim, dikarunia 5 orang anak lelaki, dan 2
diantaranya yang meneruskan keturunan, yaitu: Muhammad dan
Umar.Waliyullah Alwi Al-syathri wafat di Tarim tahun 843 H.





Aal-SYABSYABAH





Mereka adalah keturunan waliyullah Idrus bin al-Hadi bin Ahmad Shahib Syi’ib bin


Muhammad al-Ashgor bin Alwi bin Abi Bakar al-Habsyi.Syabsyabah adalah
nama dari satu jenis pohon kurma yang istimewa dan masyarakat lebih
suka kalau kurma itu dalam keadaan mengkal (setengah matang).al-Habib
Idrus bin al-Hadi dinamakan Syabsyabah karena beliau mempunyai
pohonkurma tersebut sebagai hasil kerja keras orang tua mereka.





Aal-ALSYILI


Mereka adalah keturunan waliyullah Abdullah bin Abu Bakar bin Alwi
al-Syaibah bin Abdullah bin Ali bin Abdullah Ba’alawi. Datuk mereka
digelari dengan ‘Syillih’sebagai fiil amer dengan makna ‘bawalah atau
ambillah’. Adapun gelar ini tidak didapat keterangan yang jelas.
WaliyullahAbdullah bin Abi Bakar al-Syili dikarunia tiga orang anak laki
bernama: Abubakar, Ahmad dan Aqil. Dari anaknya yang bernama Abu bakar
dikarunia cicit yang bernama Muhammad bin Abi bakar bin Ahmad bin Abi
bakar bin Abdullah al-Syili, penulis kitab al-Masra’ al-Rawi yang berisi
biografitokoh ulama Alawiyin.





Aal-BASYUMAILAH





Mereka bernasab kepada waliyullah Abu Bakar bin Abdullah bin
Abdurahman Assegaf bin Muhammad Maula Dawilah. Pada zamannya tersebar
berita bahwabeliau telah mendapatkan karomah dari Allah swt. Beliau
adalah seorang yang hidupnya selalu dalam kesulitan dan hidup sebagai
seorang zahid. Dalam perjalanannya menuju Mekkah untuk menunaikan ibadah
haji, beliau ketinggalan kapal yang akan dinaikinya, timbullah rasa
sedih dan sesal pada dirinya karena khawatir tidak dapat menunaikan
ibadah haji, sedangkan yang ada pada dirinyahanya sehelai selimut
(syamilah), lalu waliyullah Abu Bakar menghamparkan syamilahnya di tepi
pantai lalu naik ke atasnya, maka meluncurlah selimut itu dengan cepat
hingga mendahului kapal yang meninggalkannya. Kejadian tersebut
disaksikan oleh orang ramai, maka sejak itu beliau dinamakan dengan
Basyumailah.Waliyullah Abu Bakar Basymilah lahir di kota Tarim,
dikarunia 2 orang anak lelaki yaitu Ahmad dan Abdullah. Beliau wafat di
kota Tarim tahun 843 H


Aal-SYAHABUDDIN





Yang pertama kali dijuluki Syahabuddin ialah waliyullah Ahmad bin
Abdurahman bin Ahmad Syahabuddin bin Abdurahman bin al-Syaich Ali bin
Abu Bakar As-Sakran bin Abdurahman Assegaf. Syahabuddin adalah gelar
yang dinisbahkan kepada para ulama yang agung dan terkenal dengan
keluasan ilmu mereka dan banyak mempunyai karya tulisan pada zamannya.
Al-Habib Ahmad Syahabuddin al-Akbar dan cucu beliau al-Habib Ahmad
Syahabuddin al-Ashgor adalah dua orang waliyullah yang terkenal dan
pantas menggunakan gelar tersebut, maka keduanya diberi gelar
Syahabuddin. Hal itu disebabkan keagungan dan keluasan ilmu mereka. Bagi
setiap anak cucu al-Habib Syahabuddin al-Ashgor disebut Bin Syahab
kecuali beberapa keluarga mereka yang dikenal dengan gelar lain seperti
al-Masyhur dan al-Zahir. Adapun Aal-Alhadi, mereka adalah anak cucu
pamannya yaitu al-Habib Muhammad al-Hadi bin Ahmad Syahabuddin al-Akbar
dan anak cucu saudaranya al-Hadi bin Abdurahman bin Ahmad Syahabuddin
al-Akbar. Waliyullah Syahabudin al-Akbar lahir di kota Tarim,dikarunia 3
orang anak lelaki yaitu:



  1. Muhammad al-Hadi, keturunannya al-Bin Syahab al-Hadi. Cucunya
    bernama:- Ali bin Idrus bin Muhammad al-Hadi. Keturunannya berada di
    Palembang, Jakarta dan Pekalongan.-Syihabuddin bin Idrus bin Muhammad
    al-Hadi, keturunannya berada di Malaysia dan Singapura

  2. Umar, keturunannya al-Syahab al-Mahjub (Palembang)

  3. Abdurahman al-Qadi bin Syahabudin al-Akbar, dikarunia 4 orang anak
    lelaki:- Abu Bakar, keturunannya di Zhufar, Amman, Palembang.- Abdullah,
    keturunannya di Malabar.- Muhammad al-Hadi bin Abdurahman al-Qadhi,
    keturunannya disebut al-Hadi.- Syahabuddin bin Abdurahman al-Qadhi
    (Ahmad Syahabuddin al-Ashgor), keturunannya: al-Bin Husein, al-Bin
    Idrus, al-Bin Zain. Waliyullah Ahmad Syahabuddin al-Ashgor wafat di
    Tarim tahun 1036, keturunannya al-Masyhur dan al-Zahir. Waliyullah Ahmad
    Syahabuddin al-Akbar wafat di Tarim tahun 946 Hijriyah.





Aal-BASYAIBAN





Mereka bernasab kepada waliyullah Abu Bakar bin Muhammad Asadillah
bin Hasan Atturabi bin Ali bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Syaiban
berasal dari kata al-Syaibu yang artinya beruban. Beliau diberi gelar
dengan al-syaiban karena berusia lanjut dan mempunyai rambut putih, hal
tersebut menambah kebesaran dan kewibawaan beliau. Waliyullah Abu Bakar
Basyeban lahir di kota Tarim, dikarunia 2 orang anaklelaki, satu
diantaranya yaitu: Ahmad Basyeban. Waliyullah Abu Bakar Basyeban wafat
di Tarim tahun 807 H.





Aal-SYAICH ABU BAKAR BIN SALIM





Yang pertama kali dijuluki al-Syaich Abu Bakar Bin Salim ialah
waliyullah Abu Bakarbin Salim bin Abdullah bin Abdurahman bin Abdullah
bin al-Imam Abdurahman Assegaf. Gelar yang disandang karena beliau
seorang guru besar dalam ilmu agama dan seorang pemimpin. Beliau adalah
seorang sufi yang bergelar wali quthub. Waliyullah Syaich Abu Bakar bin
Salim lahir di kota Tarim pada tahun 919 H, dikaruniai 13 anak lelaki
dan yang menurunkan keturunannya 9 orang anak, bernama: Husin, Hamid,
Umar, Hasan, Ahmad, Soleh, Ali, Syaichon, Abdullah. Dari anak-anaknya
tersebut diantaranya menurunkan keluarga al-Hamid, al-Muhdharm
al-Khiyyid, al-Khamur, al-Haddar, Abu Futhaim, dan Bin Jindan.
Waliyullah Syaich Abu Bakar bin Salim wafat di kota Inat tahun 992
Hijriyah.





Aal-SYAICHON DAN Aal BIN SYAICHON





Keluarga Asy-Syaichon dan Bin Syaichon disandang oleh beberapa waliyullah, diantaranya:



  1. Al-Bin Syaichon: Syaichon bin Muhammad bin Syaichon bin Muhammad bin
    Syaichon bin Husein bin Ahmad shohib Syi’ib bin Muhammad bin Alwi bin
    Abi Bakar al-Habsyi.

  2. Al-Syaichon: Bin Aqil bin Salim (Saudara Syaikh Abu Bakar bin Salim)

  3. Al-Syaichon: Bin Husein bin Syaikh Abu Bakar bin Salim

  4. Al-Syaichon: Bin Abdullah Abud bin Ali bin Muhammad Maula Dawilah dari keluarga Ba’bud.

  5. Al-Syaichon: Bin Ali bin Hasyim bin Syech bin Muhammad bin Hasyim (darikeluarga Bahasan).





SHAHIB AL- HAMRA’





Yang pertama kali dijuluki Shahib al-Hamra ialah waliyullah Umar bin
Abdurahman bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad
al-Faqih al-Muqaddam. Gelar yang disandang , dikarenakan beliau tinggal
di Hamra nama kota yang terkenal di Yaman. Keturunan waliyullah Umar bin
Abdurahman adalah keluarga Balghaits.





SHAHIB AL-HUTHOH





Yang pertama kali dijuluki Shahib al-Huthoh ialah waliyullah Ali bin
Muhammad bin Abdullah bin al-Faqih Ahmad bin Abdurahman bin Alwi Ammu
al-Faqih. Gelar yang disandang, dikarenakan beliau tinggal di Huthoh
daerah yang terletak sebelah Barat kota Tarim, Hadramaut.





SHAHIB AL- SYI’IB





Yang pertama kali dujuluki Shahib al-Syi’ib ialah waliyullah Ahmad bin Muhammad al


-Asghor bin Alwi bin Abi Bakar al-Habsyi. Gelar yang disandang, dikarenakan beliau


dimakamkan di Syi’ib. Di tempat itu pula dimakamkan kakeknya al-Imam
al-Muhajir Ahmad bin Isa. Daerah tersebut terletak diantara kota Tarim
dan Seiwun.





SHAHIB QASAM





Yang pertama kali dijuluki Shahib Qasam ialah waliyullah Ahmad bin
Alwi Syaibah bin Abdullah bin Ali bin Abdullah Ba’alawi. Gelar yang
disandang, dikarenakan beliau pindah dari Tarim ke Qasam. Qasam
merupakan kota yang didirikan oleh al-Imam Ali


Khali’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad
bin Isa. Dikota tersebut beliau menanam pohon kurma untuk
mengingatkannya terhadap kota Qasam di Basrah yang merupakan milik
kakeknya al-Muhajir Ahmad bin Isa.Waliyullah Ahmad Qasam bin Alwi
Syaibah dikarunia lima orang anak laki, bernama:Alwi, Husin, Abubakar,
Abdurahman, Abdullah dan Muhammad (menurunkan keluarga al-Junaid
al-Achdhor)


Aqil al-Madihij dilahirkan di kota Tarim, dikarunia 4 orang lelaki,
hanya seorang yang meneruskan keturunan beliau yaitu Aqil bin Abdullah
bin Aqil. Waliyullah Abdullah bin Aqil wafat di tarim tahun 970 H.





Aal-MUTHAHHAR





Mereka adalah keturunan waliyullah Muthahhar bin Abdullah bin Alwi
bin Mubarak bin Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah Wathab bin
Muhammad al-Manfar.Waliyullah al-Muthahhar lahir di Gasam, dikaruniai 2
orang anak lelaki , satu diantaranya bernama Abdullah. Waliyullah
al-Muthahhar wafat di Gasam tahun 1117 Hijriyah.





AL-NAHWI





Yang pertama kali dijuluki al-Nahwi ialah waliyullah Abdullah bin
Abdurahman bin Harunbin Hasan bin Ali bin Muhammad Jamalullail. Gelar
yang disandang menurut shohib al-Masra’, dikarenakan beliau adalah
seorang yang sangat mahir dalam ilmu nahwu,sehingga beliau dinamakan
al-Nahwi.





Aal AL-NADHIR





Yang pertama kali dijuluki al-Nadhir ialah waliyullah Muhammad bin
Abdullah bin Umar Ahmar al-Uyun bin Abdurahman bin Alwi Ammul Faqih.
Gelar yang disandang, karena beliau seorang yang gagah perkasa dan
bagus, yang dalam bahasa Arab hal tersebut disebut Nadhir.





Aal-ABU NUMAY





Mereka adalah keturunan waliyullah Abu Numay bin Abdullah bin Syaich
bin Ali bin Abdullah Wathab bin Muhammad al-Manfar. Waliyullah Abu Numay
lahirkan di





Masyghah, dikaruniai 3 orang anak lelaki bernama Abdullah, Aqil dan Muhammad.Beliau wafat di Masyghah tahun 1020 H.





Aal-ALHADDAR





Mereka adalah keturunan waliyullah Abdullah bin Ali bin Muhsein bin
Husein bin Syaich Abu Bakar bin Salim. Gelar yang disandang karena
beliau berda’wah dengan suara


yang keras sekali bagai suara guntur. Suara macam itu disebut Haddar.
Beliau dilahirkan di Inat Hadramaut, dikarunia 2 orang anak lelaki
yaitu: Hafidz dan Umar. Keturunan beliau hanya ada di Pulau Jawa. Beliau
wafat di kota Inat tahun1148 Hijriyah. Saudara Abdullah bin Ali adalah
waliyullah Hadi bin Ali al-Haddar yang dikaruniai seorang anak laki
bernama Salim yang keturunannya berada di Ternate. wafat di kota Inat
tahun 1149 H.





Aal-ALHADI





Mereka adalah keturunan waliyullah Muhammad bin Abdurahman al-Qadi
bin Ahmad Syahabuddin al-Akbar bin Abdurahman bin Syaich Ali Bin Abi
Bakar al-Sakran.Gelar yang disandang karena harapan ayah beliau
bertabaruk kepada Rasul al-Hidayah,dengan harapan agar anaknya mendapat
hidayah, hal tersebut terbukti dengan kewalian Muhammad bin Abdurahman
al-Hadi. Waliyullah Muhammad al-Hadi dilahirkan di kota Tarim,
dikaruniai 2 orang anak, seorang diantaranya bernama Seggaf yang
menurunkan keturunan al-Hadi di Indonesia. Beliau wafat di kota Tarim
tahun 1040 H.





Aal-ALHINDUAN





Mereka adalah keturunan waliyullah Umar bin Ahmad bin Hasan bin Ali
bin Muhammad Maula Dawilah. Gelar yang disandang karena badan dan iman
beliau sangat kuat bagaikan pedang yang tajam terbuat dari besi baja
berasal dari India. Pedang itu disebut Hinduan. Waliyullah Umar
al-Hinduan lahir di Tarim, dikarunia seorang anak lakiyang bernama
Abdullah. Waliyullah Umar al-Hinduan wafat di Tarim tahun 917 H.





Aal-BAHARUN





Yang pertama kali dijuluki al-Baharun ialah waliyullah Ali bin Harun
bin Hasan bin Ali bin Muhammad Jamalullail bin Hasan al-Mualim bin
Muhammad Asadilah bin Hasan Atturabi. Gelar yang disandang karena ayah
beliau memberi nama Harun dengan harapan anaknya itu mempunyai sifat
seperti Nabiyullah Harun, terbukti Harun bin Hasan menjadi waliyullah
yang besar. Waliyullah Harun bin Hasan lahir di Tarim, dikaruniai 4
orang anak lelaki: Ali, Ahmad, Abdurahman dan Abdullah al-Shaleh.
Waliyullah Harun bin Hasan wafat di Tarim tahun 905 Hijriyah.





Aal BAHASYIM





Mereka adalah anak cucu dari al-Habib Hasyim bin Abdullah bin Ahmad
bin Alwi bin Ahmad bin Abdurahman bin Alwi Ammu al-Faqih. Ba Hasyim
adalah gelar yang diambil dari nama datuk mereka Hasyim bin Abdullah bin
Ahmad. Setiap orang dari keturunannya disebut Ba Hasyim.





Aal-BIN YAHYA





Mereka adalah keturunan waliyullah Yahya bin Hasan bin Ali al-Annaz
bin Alwi bin Muhammad Maula Dawilah. Gelar yang disandang karena dengan
menamakan anaknya Yahya, ayahnya berharap agar anaknya tersebur mendapat
keberkahan seperti nabi Yahya yang dapat menerangi hati yang gersang.
Waliyullah Yahya bin Hasan lahir di Tarim, dikarunia 3 orang anak
lelaki, dua diantaranya meneruskan keturunan beliauyaitu Hasan dan Ahmad
dan yg satu Waliyullah Yahya bin Hasan bin Yahya wafat di kota Tarim
tahun 956 H. Wallahu a’lam bish-Shawab

 
Design by Blogger Themes | Bloggerized by Admin | free samples without surveys