AL-USTADZ AL- A’DZHAM
Beliau adalah Al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin Ali bin Muhammad
Shahib Marbath.Al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin Ali dijuluki dengan
gelar al-ustadz al-
a’zham karena beliau adalah seorang guru besar dan seorang sufi yang
menjalankan thariqah kefakiran (hanya berhajat kepada Allah swt) dan
bertasawuf dengan tasawuf yang bersih dan terpelihara dari hal-hal yang
haram, berdasarkan al-quran dan al-sunnah yang disyiarkan dengan ruh
Islam dan tauhid. Al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin Alidikaruniai 5
orang anak laki yaitu Alwi al-Ghuyur, Ali, Ahmad, Abdullah dan
Abdurahman. Dan yang meneruskan keturunanya hanya 3 orang yaitu: Alwi
al-Ghuyur,Ali dan Ahmad. Al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin Ali wafat di
Tarim tahun 653 hijriyah.
ASADULLAH FI ARDHIHI
Beliau adalah waliyullah Muhammad bin Hasan Atturobi bin Ali bin
Muhammad al-Faqihal-Muqaddam.Sebab dinamakan dengan Asadullah Fi Ardhihi
karena Syaikh Muhammad Asadullah sangat tekun membaca alquran dan
memahami maknanya. Beliau selalu bangun untuk beribadat kepada Allah
pada waktu akhir sepertiga malam, sehingga beliau merasakan
dirinya fana’. Beliau bersemangat untuk membaca alquran dan memahami maknanya
serta merasakan kenikmatan pada dirinya jika sedang membaca Alquran,
sehinggabeliau merasa sebagai seekor Singa dan berkata dalam keheningan
malam dengan perkataan ‚Ana Asadullah Fi Ardhihi‚ Dalam kitab al-Masyra’
diceritakan bahwa beliau dikarunia enam orang anak laki, dan tiga orang
yang meneruskan keturunan beliau, yaitu:
- Abu Bakar Basyaiban (wafat tahun 800 hijriyah)
- Hasan, menurunkan keluarga: Jamalullail, Bin Sahal, Baharun, al-Junaid, al-Qadridan al-Siri), wafat tahun 757 hijriyah.
- Ahmad, menurunkan keluarga: al-Syatri, al-Habsyi dan Syanbal.
- Waliyullah Muhammad bin Hasan Atturobi wafat tahun 778 hijriyah.
Aal- A’YUN
Yang dijuluki al-A’yun diantaranya ialah waliyullah Alwi bin Abdullah bin Alwi bin
Muhammad Maula al-Dawilah (datuk keluarga al-Muqaibil). Gelar al-A’yun diberikan
karena beliau mempunyai warna hitam yang lebar pada biji matanya sehingga terlihatindah.
Aal-ALBAR
Yang pertama kali digelari al-Bar adalah waliyullah Ali bin Ali bin
Alwi bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Alwi bin Ahmad bin Muhammad
al-Faqih al-Muqaddam. Beliau digelar dengan al-Baar karena sangat taat
(berbakti) kepada ibunya dengan sebenar-benarnya taat yang hal tersebut
sedikit sekali dilakukan oleh anak terhadap ibunya. Beliau dinamakan
dengan nama ayahnya (Ali bin Ali), karena ketika ayahnya wafat, ia masih
dalam kandungan ibunya, beliau hanya taat kepada ibunya karena ayahnya
telah wafat. Waliyullah Ali bin Ali Albar dikarunia tiga orang anak laki
bernama: Abubakar, Abdullah dan Husin. Waliyullah Ali bin Ali al-Bar
dilahirkan danwafat di kota Dau’an, Hadramaut
Aal-BATTAH
Mereka adalah anak cucu dari keluarga Syaikh Abu Bakar bin Salim dan
datuk mereka ialah waliyullah Abu Bakar bin Ahmad bin Abdurahman bin Abi
Bakar bin Ahmad bin Abi Bakar bin Abdullah bin Syaichon bin Husein bin
Syaikh Abu Bakar bin Salim.
Dinamakan ‘Battah’ karena beliau dilahirkan di Battah sebuah kota yang terletak di sebelah Barat Sahil, Afrika Timur.
Aal-ALBAHAR
Mereka adalah keturunan dari keluarga al-Jufri. Datuk mereka adalah
waliyullah Syaichan bin Alwi bin Abdullah Attarisi bin Alwi al-Chawas
bin Abu Bakar al-Jufri. Yang pertama kali digelari ‘al-Bahar’ adalah
Waliyullah Saleh ayah dari Habib Hasanal-Bahar.Gelar yang disandang
menurut al-Syaich Abdullah bin Semir dalam kitabnya Giladat al-Nahri
yang berisi manakib al-Habib Hasan bin Saleh al-Bahar, menyatakan bahwa
yang pertama kali diberi gelar al-Bahar adalah ayahnya, Soleh. Gelar
tersebut diberikan karena tampaknya keramat beliau ketika sering
berlayar di laut. Di samping itu gelar tersebut diberikan karena ilmu
beliau luas seperti luasnya laut.Waliyullah Hasan bin Soleh Al-Bahar
dikarunia lima orang anak laki yaitu: Muhammad, Abdullah, Ja’far, Abdul
Kadir dan Soleh.
Aal-IBRAHIM
Yang pertama kali dijuluki al-Ibrahim ialah waliyullah Ibrahim bin
Abdullah bin Abdullah bin Abdurahman Assaqqaf. Sebab dinamakan
al-Ibrahim karena nama tersebut dinisbahkan kepada nama kakeknya.
Ibrahim merupakan nama Ibrani seperti Ismail, Ishaq, Yusuf dan Ya’kub
yang kemudian nama tersebut dimasukkan ke dalam bahasa Arab.
Aal-BARAKAT
Mereka adalah keturunan waliyullah Syech bin Ali bin Muhammad Maula
Dawilah bin Ali bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Di samping
itu ada juga keturunan Barakat lain dari Waliyullah Barakat bin Ahmad
asy-Syatiri. Pemberian gelar ini, dikarenakan datuk mereka mengharapkan
berkah dan kebaikan dari Allah , makabanyak anak cucu beliau yang
menjadi auliya’.Waliyullah Syech bin Ali Barakat wafat di Tarim tahun
813 hijriyah.
Aal-BARUM
Barum adalah gelar yang dinisbahkan kepada keturunan waliyullah Hasan
bin Muhammad bin Alwi bin Abdullah bin Ali bin Abdullah bin Alwi bin
Muhammad al-Faqihal-Muqaddam.
Dinamakan dengan ‘Barum’ karena beliau diberi isyarat untuk pergi ke
dusun Barum dan menetap serta menjadi sesepuh di sana disebabkan
keberkahan ilmudan kemuliaan beliau. Dusun Barum berjarak kira-kira 20
km dari kota Mukalla Hadramaut. Waliyullah Hasan Barum dikarunia empat
orang anak laki bernama: Abdurahman, Umar, Ali dan Ahmad. Waliyullah
Hasan Barum wafat di kota Tarim tahun 927 H.
Aal-BASRI
Beliau adalah waliyullah Ismail (Basri) bin Ubaidillah bin Ahmad bin
Isa al-Muhajir.Basri adalah anak kedua dari Ubaidillah bin Ahmad bin
Isa. Anak pertama bernama Alwi, beliau kakek dari keluarga Ba’alawi, dan
anak yang ketiga bernama Jadid.
Dinamakan Basri diambil dari nama kota yaitu Basrah, yang kemudian
beliau hijrah bersama keluarga dan kakeknya al-Imam Ahmad bin Isa
al-Muhajir ke negeri Hadramaut. Gelar ini menjadi gelar beberapa
keluarga Alawiyin yang datuknya bernama Basri dan disebut mereka itu
dengan al-Bin Basri. Keturunan Basri terputus pada awal abad ke enam
hijriyah.
Aal-BABATHINAH
Yang pertama kali bergelar ‘Babathinah’ ialah waliyullah Abdurahman bin Ahmad bin
Alwi bin Ahmad bin Abdurahman bin Alwi Amu al-Faqih. Beliau adalah
pendiri masjid Babathinah di Tarim dan mempunyai sebuah perkebunan yang
subur dan dinamakan Babathinah. Waliyullah Abdurahman bin Ahmad
Babathinah dikarunia 4 orang anak,yaitu: Ahmad Chadijah, Umar Ahmar
al-Uyun, Ali al-Shonhazi dan Muhammad Maghfun.
Aal-ALBAYTI
Gelar al-Bayti dinisbahkan ke Baiti Maslamah sebuah desa yang
berjarak sepuluh kilometer dari Tarim. Gelar tersebut disandang oleh:
Waliyullah Ali bin Alwi bin Ali binAbu Bakar al-Facher. Beliau
dilahirkan di Bait al-Maslamah. Dikaruniai seorang anak lelaki yang
bernama Muhammad, yang menurunkan keturunannya. Waliyullah Ali
al-Baytiwafat di Bait Aa-Maslamah pada tahun 915 H. Waliyullah Abu Bakar
bin Ibrahim binal-Imam Abdurrahman Assegaf dilahirkan di kota Tarim.
Dikaruniai 3 orang anak lelaki bernama: Ibrahim, Ahmad dan Ismail.
Waliyullah Abu Bakar al-Bayti wafat tahun 905 Hdi kota Tarim.
Aal-ALBIEDH
Keluarga al-Biedh bernisbat kepada datuk mereka waliyullah Ahmad bin
Abdurahman bin Husein bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad
al-Faqih al-Muqaddam.Beliau dijuluki gelar ini karena beliau seorang
yang menekuni puasa hari-hari putih,yaitu puasa pada hari ketiga belas,
keempat belas dan kelima belas pada setiap bulan Qamariyah. Puasa
tersebut beliau lakukan sebagai ittiba’ terhadap Rasulullah
saw.Waliyullah Ahmad bin Abdurhamnan Al-Biedh dikarunia dua orang anak
laki, bernama: Abdurahman dan Makhrus. Waliyullah Ahmad bin Abdurahman
al-Biedh wafat di Syihir pada tahun 945 hijriyah.
Aal-BABARIK
Beliau adalah waliyullah Ahmad Babarik bin Abdurrahman bin Muhammad
bin Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Waliyullah Umar
Babarik dilahirkan dikota Tarim. Dikarunia 3 orang anak lelaki yaitu:
Hasan, Ali dan Umar. Sedangkan yang melanjutkan keturunan beliau adalah
Umar di Surat, India. Waliyullah Ahmad Babarikwafat di kota Tarim.
AL-TUROBI
Beliau adalah waliyullah Hasan bin Ali bin Muhammad al-Faqih
al-Muqaddam. Diberi gelar al-Turobi, dikarenakan beliau seorang yang
sangat tawadhu’ dan mengumpamakan dirinya dengan tanah. Waliyullah Hasan
Atturobi bin Ali mempunyai seorang anak bernama Muhammad Asadullah.
Aal-BAJAHDAB
Mereka adalah keturunan waliyullah Ali Jahdab bin Abdurahman bin Muhammad bin
Abdullah Ba’alawi bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam.Sebab
diberi gelar dengan ‘Bajahdab’, karena beliau tinggal di desa Jahadabah
,Yaman. Waliyullah Ali Jahdab bin Abdurahman dikaruniai 2 orang anak
laki: Abud dan Muhammad al-Mualim. Muhammad al-Mualim mempunyai anak
bernama Alwi. Salah satu keturunannya ada yang menjadi pemimpin keluarga
Alawiyin (Naqib al-Alawi) yaitu Waliyullah Ahmad bin Alwi Bajahdab.
Beliau wafat di Tarim tahun 973 hijriyah.
JADID
Yang pertama kali diberi gelar‚ Jadid‛ ialah waliyullah Jadid bin
Ubaidillah bin Ahmad bin Isa al-Muhajir. Beliau adalah anak ketiga dari
Ubaidillah bin Ahmad bin Isa al-Muhajir.
Dinamakan ‛ Jadid ‛ karena keluarganya yang dipimpin oleh al-Muhajir
Ahmadbin Isa hijrah dari Basrah ke tempat yang baru bernama
Hadramaut.Keturunan Jadid terputus pada awal abad keenam hijriyah.
Aal-ALDJUFRI
Yang pertama kali dijuluki‚ al-Djufri ‛ ialah waliyullah Abu Bakar bin Muhammad bin Ali
bin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam.Gelar yang
disandang karena beliau dipanggil oleh datuk dari ibunya Waliyullah
Abdurahman Assegaf bin Muhammad Maula Dawilah dengan sebutan Djufratiy
yang berarti anak kecil kesayangan yang berbadan gemuk dan kekar. Dan
setelah dewasa iamenjadi seorang ahli dalam ilmu Jafar, suatu
rumus-rumus yang menggunakan huruf dan angka yang ditulis di atas kulit
Jafar (anak kambing). Pada suatu hari beliau kehilangan kitabnya yang
berisi ilmu Jafar, beliau mencarinya sambil berkata Jafri (maksudnya
kitab ilmu Jafarku). Maka mulai sejak itu beliau disebut al-Jufri.
WaliyullahAbu Bakar bin Muhammad al-Djufri dilahirkan di kota Tarim,
dikaruniai lima orang anak lelaki yaitu: Muhammad, Abdullah, Ahmad, Alwi
al-Chawas dan Umar. Dari kelima anak yang terputus keturunannya adalah
Muhammad dan Abdullah, sedangkan dari ketiga anaknya yang lain
menurunkan keturunan al-Djufri seperti: al-Kaf, al-Shafi dan
al-Bahar.Waliyullah Abu Bakar bin Muhammad al-Djufri wafat di kota Tarim
pada tahun 860 Hijriyah.
DJAMALULLAIL
Djamalullail adalah gelar untuk waliyullah al-Imam Muhammad bin Ahmad
bin Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam (keturunan
terputus) dan al-ImamMuhammad bin Hasan al-Mua’alim bin Muhammad
Asadilah bin Hasan Atturabi. Gelar yang disandang karena mereka selalu
mengisi malam-malam harinya denganibadah, baik shalat tahajud dan
shalat-shalat sunnah lainnya serta membaca Al-Qur’an, shalawat dan doa
serta dzikir lainnya yang dilakukan selama hidupnya. Karena itubeliau
digelari dengan Djamalullail. Waliyullah Muhammad Djamalullail
dilahirkan di kota Tarim, dikarunia 2 orang anak lelaki: Abdullah bin
Muhammad Djamalullail. Dari kedua cucunya Abdullah bin Ahmad dan
Muhammad bin Ahmad menurunkan al-Djamalullail yang berada di Hadramaut,
Makkah dan India serta sebagian di Aceh dan pulau Jawa. Ali bin Muhammad
Djamalullail, menurunkan keturunan leluhur al-Qadri, al-Asiry,
al-Baharun dan al-Junaid. Waliyullah Muhammad Djamalullail wafat di kota
Tarim padatahun 845 H.
Aal-BIN JINDAN
Mereka adalah suatu puak dari keluarga al-syaikh Abu Bakar bin Salim,
yang dinisbahkan kepada keturunan waliyullah Ali bin Muhammad bin
Husein bin Syaikh Abi Bakar bin Salim. Jindan adalah gelar untuk kakek
mereka, dan mereka masing-masing menamakan dengan Bin Jindan yaitu anak
cucu dari Syaikh Abi Bakar bin Salim. Waliyullah Ali bin Muhamad bin
Husien bin Syaikh Abi Bakar wafat di Inat sekitar tahun 1200 H.
AL-JANNAH
Yang pertama kali dijuluki ‘al-Jannah’ ialah waliyullah Muhammad bin Hasan bin
Abdullah bin Harun bin Hasan bin Ali bin Muhammad Jamalullail. Gelar
yang disandang, dikarenakan beliau seorang terkenal dengan ilmu,
kemuliaan, danibadahnya. Menurut shohib al-Masyra’ dinamakan al-Jannah
karena beliau banyak berdoa dan sangat merindukan surga. Dan Allah
mengabulkan doa dan kerinduannya tersebut.
Aal-ALDJUNAID
Al-Junaid ialah gelar yang dinisbahkan kepada keturunan waliyullah
Abu Bakar binUmar bin Abdullah bin Harun bin Hasan bin Ali bin Muhammad
Jamallullail bin Hasanal-mu’alim Muhammad Asadillah bin Hasan Atturabi.
Dinamakan Djunaid dengan maksud
tabarukan agar kelak menjadi waliyullah seperti waliyullah yang
bernama Djunaid binMuhammad seorang Sayid Atthaifah al-sufiyah yang
terkenal.Waliyullah Abu Bakar al-Junaid dilahirkan di kota Tarim tahun
1053 H. Dikaruniai 5orang anak dan hanya 1 anak yang meneruskan
keturunannya yaitu Ali bin Abu Bakaral-Junaid. Keturunannya ada di kota
Tarim dan Singapore.Waliyullah Abu Bakar al-Junaid wafat di kota Tarim.
Aal-ALDJUNAID AL-ACHDOR
Mereka adalah keturunan waliyullah Al-Djunaid al-Achdor bin Ahmad bin
Muhammad bin Ahmad Qasam bin Alwi al-Syaibah bin Abdullah bin Ali bin
Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Gelar yang
disandang karena kakek beliau memberi nama Djunaid dengan maksud
tabarukan agar kelak menjadi waliyullah seperti waliyullah yang bernama
Djunaid bin Muhammad seorang Sufiyah yang terkenal.Waliyullah Djunaid
Achdor dilahirkan di Gasam, dikarunia 5 orang anak lelaki, 3diantara
meneruskan keturunannya yaitu: Syaich, Ahmad dan Muthahhar. Waliyullah
Djunaid Achdor wafat di gasam pada tahun 1032 H.
Aal-ALJAILANI
Mereka adalah keturunan waliyullah Muhammad bin Ahmad bin Alwi al-Syaibah bin
Abdullah bin Ali bin Abdullah Ba’alawi. Diberi gelar ‘Jailani’,
sebagai tabarukan kepada Syaikh Abdul Qadir Jailani. Jailani adalah
suatu tempat yang berada di negeriParsi. Waliyullah Muhammad bin Ahmad
mempunyai anak bernama Syech, Hadar,Ahmad dan Abdurahman (kakek dari
keluarga al-Junaid al-Achdor).
Aal-ALHAMID
Mereka keturunan dari waliyullah al-Hamid bin al-Syaikh Abi Bakar bin
Salim.Gelar al-Hamid disandang karena ayahnya menginginkan anaknya
menjadi orang yang bersyukur kepada Allah swt dengan selalu memuji-Nya.
Waliyullah Hamid al-Hamid dilahirkan di kota Inat, beliau dikaruniai 8
orang anak lelaki dan yang meneruskan keturunan hanya 5 orang, yaitu:
- Muthahhar, keturunannya adalah al-Aqil Muthahhar.
- Umar, keturunannya adalah al-Salim bin Umar (sebagian besar di Indonesia)
- Abdullah
- Abu Bakar Alwi
- Waliyullah al-Hamid bin Syaich Abu Bakar wafat di Inat tahun 1030 Hijriyah.
Aal-ALHABSYI
Mereka adalah keturunan waliyullah Abu Bakar bin Ali bin Ahmad bin
Muhammad Assadilah bin Hasan Atturabi bin Ali bin Muhammad al-Faqih
Muqaddam. Gelar yang disandang dikarena beliau sering bepergian ke kota
Habasyah di Afrika dan beliau pernah tinggal di sana selama 20 tahun
untuk da’wah Islam. Waliyullah Abi Bakar bin Ali al-Habsyi lahir di kota
Tarim, dikarunia seorang anak laki yang bernama Alwi. Alwi mempunyai 5
orang anaklelaki, 2 diantaranya menurunkan keturunannya, yaitu:
- Ali , keturunannya berada di kota Madinah.
- Muhammad al-Ashgor,Mempunyai 4 orang anak:-
- Umar (keturunannya terputus di Tarim)
- Ali (keturunannya sedikit di Makkah)
- Abdurrahman, keturunannya berada di Palembang, Jambi, Siak dan Aceh.
- Ahmad Shahab Syi’ib, Mempunyai 9 orang anak:
1. Al-Hasan, keturunannya disebut al-Habsyi al-Rausyan.
2. Hadi, mempunyai dua orang anak bernama:
A). Idrus, meneruskan keturunan al-Habsyi al-Syabsyabah
(diantaraketurunannya adalah waliyullah al-Habib Nuh bin Muhammad bin
Ahmadal-Habsyi di Singapura).
B). Abdurahman, adalah datuk waliyullah al-Habib Ali al-Habsyi
Kwitang (silsilah beliau lihat di Biografi Habib Ali bin Abdurahman
al-Habsyi).
3. Alwi, keturunannya disebut al-Ahmad bin Zain adalah datuk
waliyullah al-Habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi (Ampel Gubbah Surabaya)
4. Husein, mempunyai dua orang anak yaitu:- Shodiq (keturunannya
di Hadramaut, Surabaya dan Malaka)- Muhammad, salah satu
keturunannya adalah waliyullah al-Habib Alwibin Ali bin Muhammad
al-Habsyi (Masjid Ar-Riyadh, Solo)
5. Idrus (keturunannya di Yafi’ dan India)
6. Hasyim
7. Syaich (keturunannya di Lihij dan Dasinah)
8. Muhammad
9. Umar.Waliyullah Abu Bakar bin Ali bin Ahmad wafat di kota Tarim tahun 857 H.
Aal-ALHADDAD
Yang pertama kali dijuluki al-Haddad ialah waliyullah Ahmad bin Abi
Bakar bin Ahmad Masrafah bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad bin
Abdurrahman bin Alwi Ammu al-Faqih. Al-Habib Ahmad bin Abi Bakar adalah
seorang waliyullah yang menyembunyikan kewaliannya. Beliau digelari
dengan al-Haddad karena sering bergaul dengan seorang pandai besi dan
sering berada di tempat penempaan besi. Selain beliau ada pula seseorang
yang bernama Ahmad dari golongan Alawiyin tang terkenal dan mempunyai
banyak pengikut dan menyebut al-Habib Ahmad bin Abi Bakar dengan
al-Haddad (pandai besi). al-Habib Ahmad bin Abi Bakar menjawab sebutan
tersebut dengan memperlihatkan keramatnya, sehingga orang-orang
mengetahui bahwa beliau adalah seorang waliyullah yang mempunyai derajat
tinggi dan hati mereka tertempa dengan kejadian tersebut. Maka mereka
menyebut al-Habib Ahmad bin Abi Bakar dengan al-Haddad (penempa
kalbu).Waliyullah Ahmad al-Haddad dilahirkan di kota Tarim, dikaruniai
seorang anak lelaki yang bernama Alwi. Keturunan yang ke 31 dari
Rasulullah saw ialah waliyullah al-Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad
(Sohibur Ratib). al-Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad bersaudara dengan
al-Habib Umar bin Alwi al-Haddad. Keduanya tidak pernah datang ke
Indonesia. Keturunan al-Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad banyak berada
di Jawa Timur, sedangkan keturunan al-Habib Umar bin Alwi al-Haddad
sebagian besar beradadi Pasar Minggu (termasuk al-Habib Alwi bin Thahir
al-Haddad) Waliyullah Ahmad bin Abi Bakar wafat di kota Tarim tahun 870
H.
Aal-BAHASAN (BANAHSAN)
Gelar Bahasan disandang oleh:
- Keluarga Bahasan (Banahsan) As-Sakran , yaitu: Hasan bin Ali bin Abi
Bakar al-Sakran (Kerajaan Siak yang dikenal dengan keluarga Bin Shahab)
- Keluarga Bahasan Faqis, yaitu: Hasan bin Abdullah bin Abdurahman Assaqqaf.
- Keluarga Bahasan al-Thowil, yaitu: Hasan bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmadbin Abdurahman bin Alwi (Ammu al-Faqih)
- Keluarga Bahasan Jamalullail, yaitu: Muhammad bin Abdullah bin Muhammad.
Aal-BAHUSEIN
Mereka adalah keturunan waliyullah Ahmad bin Husein bin al-Imam
Abdurahman Assegaf dan Ali bin Husein bin Ali bin Alwi bin Muhammad
Maula al-Dawilah. Waliyullah Husein bin al-Imam Abdurahman al-saqqaf
dilahirkan di Tarim, dikaruniai enam orang anak lelaki, dan yang
meneruskan keturunannya tiga orang:
- Abdurahman, menurunkan keturunan leluhur al-Bahsein dan al-Musawa
- Ahmad, yang menurunkan keturunan leluhur Ahmad bin Husein al-Karbiy
- Ali Makki, menurunkan keturunan leluhur Muhammad al-Zaitun,
al-Bahusein. Waliyullah Husein al-Bahsein wafat di Tarim tahun 896 H.
Aal-ALHIYYED
Mereka adalah keturunan dari waliyullah Abu Bakar bin Hasan bin
Husein binSyaich Abu Bakar bin Salim. Mereka diberi gelar al-Hiyyed
karena datuk merekabertempat tinggal di suatu tempat yang bernama Hiyyed
di lereng gunung di Inat.Waliyullah Abdullah bin Abu Bakar lahir di
Inat, dikaruniai seorang anak lakibernama Abu Bakar yang menurunkan
keturunan al-Hiyyed di Indonesia.Beliau wafat di kota Inat tahun 1169 H.
Aal-CHIRRID
Mereka adalah keturunan waliyullah Alwi bin Muhammad Hamidan bin
Abdurrahman bin Muhammad bin Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-Faqih
Muqaddam. Dinamakan al-Chirrid karena beliau sering beribadah di Gua
Chirrid di pegunungan Aqrun di Tarim. Ibadah yang dilakukannya antara
lain bertafakur dengan akal dan hati serta ibadah jasad seperti yang
dilakukan Rasul di gua Hira. Waliyullah Alwi al-Chirrid wafat di Tarim
tahun 808 H.
Aal-CHANEMAN
Mereka adalah keturunan yang dinisbahkan kepada waliyullah Ahmad bin
Umar bin Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar al-Wara’ bin Ahmad bin
Muhammad al
-Faqih Muqaddam. Gelar al-Chaneman berasal dari kata Chanam, sebagian
penduduk Hadramaut menisbahkan kata tersebut kepada jenis buah kurma
yaitu kurma chanam. Akan tetapi tidak diketahui apakah hal tersebut
berhubungan dengan gelar di atas. Waliyullah Ahmad bin Umar Chaneman
dikarunia dua orang anak laki bernama: Umar dan Abdullah. Waliyullah
Ahmad bin Umar Chaneman wafat tahun 893 H di kota Tarim.
Aal-CHAMUR
Al-Chamur ialah gelar yang dinisbahkan kepada keturunan waliyullah
Saleh bin Hasan bin Husein bin Syaikh Abi Bakar bin Salim Gelar tersebut
disandang karena datuk mereka bermukim di Chamur, suatu tempat yang
terkenal di sebelah Barat Syibam.
Aal-MAULA CHAILAH
Yang pertama kali diberi gelar Maula-Chailah ialah waliyullah
Abdurahman binAbdullah bin Alwi bin Muhammad Maula Dawilah. Gelar
tersebut disandang karena beliau bermukim di daerah pegunungan Chailah
yang terkenal di sebelah Barat kotaTarim. Chailah berasal dari kata
Khala yang berarti memelihara. Untuk selanjutnya kata tersebut diberikan
kepada orang-orang yang memelihara ibadahnya. Waliyullah Abdurahman
Maula Chailah wafat di Tarim tahun 914 Hijriyah.
Aal-ALCHUUN
Yang pertama kali dijuluki al-Chuun ialah waliyullah Alwi bin Abdurahman bin
Muhammad bin Abdullah Ba’alawi. Beliau diberi gelar al-Chuun,
dikarenakan beliau tinggal di desa al-Chuun yang terletak sebelah Timur
Hadramaut.Keturunan waliyullah Alwi bin Abdurahman terputus pada abad
kedua belas hijriyah.
MAULA AL-DAWILAH
Beliau adalah waliyullah Muhammad Maula al-Dawilah bin Ali bin Alwi
bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Diberi gelar Maula al-Dawilah karena
beliaubermukim di dusun Yabhar dekat makam nabi Hud as, di bagian Timur
Hadramaut.Waliyullah Muhammad Maula Dawilah bersama para pengikutnya
membangun rumah di dusun tersebut. Maka dusun Yabhar yang awalnya sepi
menjadi ramai. Dusun itudisebut al-Dawilah yang artinya dusun lama.
Waliyullah Muhammad digelari Maula al-Dawilah artinya pemimpin dusun
Dawilah. Puteranya yang bernama Abdurahman Assaqqaf membangun pula
sebuah kota di dekatnya yang dinamakan Yabhar. Desayang pertama disebut
Yabhar lama sedangkan desa yang kedua disebut Yabharbaru. Selanjutnya
nama Maula al-Dawilah dikhususkan untuk anak Muhammad Maula al-Dawilah
selain Syaikh Abdurahman Assaqqaf yang mempunyai gelar khusus.
Waliyullah Ahmad Maula al-Dawilah dilahirkan di kota Yabhar. Dikaruniai 4
orang anak lelaki, yaitu Abdurahman Assaqqaf, Ali, Abdullah dan
Alwi.Waliyullah Muhammad Maula al-Dawilah wafat di Tarim tahun 765
Hijriyah.
Aal AL-DZI’BU
Yang pertama kali dijuluki al-Dzi’bu ialah waliyullah Muhammad bin Salim bin
Ahmad bin Husein bin Syaikh Abu Bakar bin Salim. Gelar yang
disandang, dikarenakan beliau berkelahi dengan seekor srigala yang
menyerang sekumpulan kambing mereka dan beliau berhasil menangkap
Srigala itu. Karena itulah beliau disebut al-Dzi’bu.
Aal-BARAQBAH
Mereka adalah keturunan waliyullah Umar bin Ahmad bin Muhammad bin
Abdullahbin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Mengenai gelar ini
tidak didapat keterangan yang jelas, apakah beliau mempunyai pundak yang
kuat , yang dalam bahasa Arab disebut Raqbah atau berhubungan dengan
suatu tempat yang terdapat sumur dan pohon kurma dekat kota Tarim yang
disebut ‘Baraqbah’. Waliyullah Umar Baraqbah dilahirkan di Tarim,
dikaruniai seorang anak lelaki bernama Abdurahman. Beliau wafat tahun
895 H.
Aal-ALRUCHAILAH
Yang pertama kali dijuluki al-Ruchailah ialah waliyullah Muhammad bin
Umar bin Ali bin Umar bin Ahmad bin Muhammad al-Faqih Muqaddam. Gelar
yang disandang karena beliau seorang yang tidak memiliki apa-apa, hanya
mempunyai seekor anak kambing yang dalam bahasa Arabnya al-Rachilah.
Kambing kesayangannya itu dipotong ketika ia menjamu makan
tamunya. Tatkala beliau mengetahui bahwa hidangan itu habis tidak
tersisa untuk keluarganya, beliau memohon kepada Allah swt agar kambing
itu dihidupkan kembali sebagai rezeki untuknya. Allah mengabulkan doanya
dengan dihidupkan kembali kambingnya. Waliyullah Muhammadal-Rachilah
dikarunia 5 orang anak lelaki yaitu: Hasan, Ali, Husin, Alwi ,
Salim.Yang meneruskan keturunannya bernama Salim yang biasa dikenal
dengan al-Ruchailah Ba’Umar melalui anaknya yang bernama Umar.Umar
mempunyai 2 anak yaitu Muhammad Ba’Umar (keturunannya di Indonesia) dan
Ali Ba’Umar
(keturunannya di Zailah Afrika). Waliyullah Muhammad al-Ruchailah wafat di kotaTarim.
Aal-ALZAHIR
Mereka adalah keturunan waliyullah al-Zahir bin Husin bin Muhammad
bin Ali bin Muhammad bin Syahabuddin al-Ashgor bin Abdurahman bin
Syahabuddin al-Akbar.Dan gelar al-Zahir dinisbatkan juga kepada
keturunan waliyullah Abdullah bin Muhammad al-Masyhur bin Ahmad bin
Muhammad bin Syahabuddin al-Ashgor. Kedua keluarga tersebut bertemu pada
al-Habib Muhammad bin Ahmad Syahabuddin al-Ashgor. Gelar yang disandang
karena cahaya wajah beliau yang indah berseri, indah dan jernih apalagi
ketika beliau sedang berada di majlis memberikan pelajaran/nasehat.
Waliyullah Muhammad bin Ahmad al-Zahir lahir di kota Tarim, dikarunia 2
orang anak lelaki, satu diantaranya bernama Abdullah yang menurunkan
keturunan al-Zahir yang berada di Indonesia. Waliyullah Muhammad bin
Ahmad al-Zahir wafat di Tarimtahun 1203
Aal-BASAKUTAH
Mereka adalah keturunan waliyullah Hasan bin Ahmad Masrafah bin
Muhammad bin Abdullah bin Ahmad bin Abdurahman bin Alwi Ammu al-Faqih.
Diberi gelar Hasan Sakutah atau dengan Basakutah, dikarenakan beliau
seorang laki-laki yang banyak diam dan sedikit berbicara, dan jika
berbicara hanya mengeluarkan kata-kata yang baik saja.
Aal-ALSAQQAF
Yang pertama kali digelari al-saqqaf ialah waliyullah al-Muqaddam
al-Tsani al-Imam Abdurahman bin Muhammad Maula Dawilah bin Ali bin Alwi
bin Muhammad al-Faqihal-Muqaddam.Gelar yang disandang karena beliau
sebagai pengayom para wali pada zamannya
agar terhindar dari perkara bid’ah. Para ulama ahli hakikat dan para wali yang
bijaksana menamakan beliau ‘al-Saqqaf’, karena beliau menutup hal keadaannya dari
penduduk di zamannya. Beliau sangat benci dengan kesohoran.
Ketinggian derajat beliau dari para wali di zamannya bagaikan kedudukan
atap bagi rumah.Beliau dilahirkan di kota Tarim, dikarunia 13 anak
lelaki, dan 7 orang meneruskan keturunannya: Abu Bakar As-Sakran, Alwi,
Ali, Aqil, Abdullah, Husein dan Ibrahim.Waliyullah Abdurahman Al-saqqaf
wafat di Tarim tahun 819 H.
AL-SAKRAN
Beliau adalah Abu Bakar bin Abdurahman al-saqqaf bin Muhammad Maula
al-Dawilah. Digelari dengan al-sakran, karena beliau mabuk dengan
cintanya kepada Allah swt. Waliyullah Abu Bakar al-Sakran dikarunia lima
orang anak laki, yaitu:Muhammad al-Akbar, Hasan, Abdullah, Ali, dan
Ahmad. Dari ketiga anaknya yang bernama Abdullah, Ali dan Ahmad
menurunkan keluarga al-Aydrus, Syahabuddin, al-Masyhur, al-Hadi,
al-Wahath, al-Munawar. Waliyullah Abu bakar al-sakran wafat diTarim
tahun 821 Hijriyah.
Aal-BIN SUMAITH
Yang pertama kali digelari al-Bin Sumaith ialah waliyullah Muhammad
bin Ali bin Abdurahman bin Ahmad bin Alwi bin Ahmad bin Abdurahman bin
Alwi Ammu al-Faqih. Gelar yang disandang karena di masa kecilnya ia
dipakaikan oleh ibunya sebuah kalung dari benang yang biasa dipakai oleh
anak kecil dan biasa disebut Sumaith. Ketika sedang berjalan kalung itu
jatuh dan sang ibu enggan berbalik untuk mengambilnya. Ibu dan
puteranya berjalan terus dan membiarkan kalung itu tertinggal, sedangkan
orang-orang yang menyaksikan kejadian tersebut mengira sang ibu tidak
mengetahui kalau kalung anaknya jatuh dan berusaha memberitahu dengan
berteriak Sumaith. Maka semenjak itu anak tersebut dijuluki
Semith.Waliyullah Muhammad Bin Semith lahir di kota Tarim, dikaruniai
seorang anak laki bernama Abdullah yang menurunkan keturunannya di
Tarim, Syibam, Taribah, Goroh (Hadramaut), Zanzibar dan Indonesia
(Kalimantan, Manado, Sumba, Denpasar, Madura, Jakarta, Surabaya,
Semarang, Pekalongan) Waliyullah Muhammad Bin Semith wafat di Tarim
tahun 950 Hijriyah.
Aal-BIN SUMAITHAN
Yang pertama kali dijuluki al-Bin Semithan ialah waliyullah Ahmad bin
Muhammad bin Alwi bin Muhammad Maula Dawilah. Gelar yang disandang,
dikarenakan beliau seorang lelaki yang giat, mempunyai tumbuh kecil dan
bertempat tinggal di suatu Badiyah Hadromiyah yang penduduknya merupakan
orang yang giat bekerja.
Aal-ALSIRY
Mereka adalah keturunan walyullah Ali bin Umar bin Abdullah bin Harun
bin Hasanbin Ali bin Muhammad Jamalullail bin Hasan al-Mualim bin
Muhammad Asadillah bin Hasan Atturabi bin Ali bin Muhammad al-Faqih
al-Muqaddam. Beliau diberi gelar dengan al-Sirry sebagi tabarruk kepada
seorang waliyullah yang termasyhur yaitu al-Syaich al-Seri al-Saqthi.
Waliyullah Ali al-Seri lahir di kota Tarim, dikarunia 3 orang anak
lelaki: Ahmad, Aqil dan Umar. Waliyullah Ali al-Seri wafat dikota Tarim
tahun 1053 H.
Aal-BIN SAHAL
Mereka bernasab kepada waliyullah Sahal bin Ahmad bin Abdullah bin
Muhammad Jamalullail bin Hasan bin Muhammad Asadillah bin Hasan
Atturabi. Beliau dinamakan Sahal karena bertabarruk kepada al-Sayid
Sahal al-Tastari. Waliyullah Sahal bin Ahmad lahir di kota Tarim,
dikaruniai 3 anak lelaki, 2 diantaranya meneruskan keturunan belia yaitu
Alwi dan Ahmad.Waliyullah Sahil bin Ahmad wafat di Tarim tahun 973 H.
Aal-ALSYATHRI
Mereka adalah keturunan waliyullah Alwi bin Ali bin Ahmad bin
Muhammad Asadilah bin Hasan Atturabi bin Ali bin Muhammad al-Faqih
al-Muqaddam. Gelar yang disandang karena beliau selalu membagi dua harta
yang dimilikinya kepada saudara kandungnya al-Habib Abubakar al-Habsyi.
Membagi dua dalam bahasa Arabnya adalah Syathara. Waliyullah Alwi
Al-Syathri lahir di Tarim, dikarunia 5 orang anak lelaki, dan 2
diantaranya yang meneruskan keturunan, yaitu: Muhammad dan
Umar.Waliyullah Alwi Al-syathri wafat di Tarim tahun 843 H.
Aal-SYABSYABAH
Mereka adalah keturunan waliyullah Idrus bin al-Hadi bin Ahmad Shahib Syi’ib bin
Muhammad al-Ashgor bin Alwi bin Abi Bakar al-Habsyi.Syabsyabah adalah
nama dari satu jenis pohon kurma yang istimewa dan masyarakat lebih
suka kalau kurma itu dalam keadaan mengkal (setengah matang).al-Habib
Idrus bin al-Hadi dinamakan Syabsyabah karena beliau mempunyai
pohonkurma tersebut sebagai hasil kerja keras orang tua mereka.
Aal-ALSYILI
Mereka adalah keturunan waliyullah Abdullah bin Abu Bakar bin Alwi
al-Syaibah bin Abdullah bin Ali bin Abdullah Ba’alawi. Datuk mereka
digelari dengan ‘Syillih’sebagai fiil amer dengan makna ‘bawalah atau
ambillah’. Adapun gelar ini tidak didapat keterangan yang jelas.
WaliyullahAbdullah bin Abi Bakar al-Syili dikarunia tiga orang anak laki
bernama: Abubakar, Ahmad dan Aqil. Dari anaknya yang bernama Abu bakar
dikarunia cicit yang bernama Muhammad bin Abi bakar bin Ahmad bin Abi
bakar bin Abdullah al-Syili, penulis kitab al-Masra’ al-Rawi yang berisi
biografitokoh ulama Alawiyin.
Aal-BASYUMAILAH
Mereka bernasab kepada waliyullah Abu Bakar bin Abdullah bin
Abdurahman Assegaf bin Muhammad Maula Dawilah. Pada zamannya tersebar
berita bahwabeliau telah mendapatkan karomah dari Allah swt. Beliau
adalah seorang yang hidupnya selalu dalam kesulitan dan hidup sebagai
seorang zahid. Dalam perjalanannya menuju Mekkah untuk menunaikan ibadah
haji, beliau ketinggalan kapal yang akan dinaikinya, timbullah rasa
sedih dan sesal pada dirinya karena khawatir tidak dapat menunaikan
ibadah haji, sedangkan yang ada pada dirinyahanya sehelai selimut
(syamilah), lalu waliyullah Abu Bakar menghamparkan syamilahnya di tepi
pantai lalu naik ke atasnya, maka meluncurlah selimut itu dengan cepat
hingga mendahului kapal yang meninggalkannya. Kejadian tersebut
disaksikan oleh orang ramai, maka sejak itu beliau dinamakan dengan
Basyumailah.Waliyullah Abu Bakar Basymilah lahir di kota Tarim,
dikarunia 2 orang anak lelaki yaitu Ahmad dan Abdullah. Beliau wafat di
kota Tarim tahun 843 H
Aal-SYAHABUDDIN
Yang pertama kali dijuluki Syahabuddin ialah waliyullah Ahmad bin
Abdurahman bin Ahmad Syahabuddin bin Abdurahman bin al-Syaich Ali bin
Abu Bakar As-Sakran bin Abdurahman Assegaf. Syahabuddin adalah gelar
yang dinisbahkan kepada para ulama yang agung dan terkenal dengan
keluasan ilmu mereka dan banyak mempunyai karya tulisan pada zamannya.
Al-Habib Ahmad Syahabuddin al-Akbar dan cucu beliau al-Habib Ahmad
Syahabuddin al-Ashgor adalah dua orang waliyullah yang terkenal dan
pantas menggunakan gelar tersebut, maka keduanya diberi gelar
Syahabuddin. Hal itu disebabkan keagungan dan keluasan ilmu mereka. Bagi
setiap anak cucu al-Habib Syahabuddin al-Ashgor disebut Bin Syahab
kecuali beberapa keluarga mereka yang dikenal dengan gelar lain seperti
al-Masyhur dan al-Zahir. Adapun Aal-Alhadi, mereka adalah anak cucu
pamannya yaitu al-Habib Muhammad al-Hadi bin Ahmad Syahabuddin al-Akbar
dan anak cucu saudaranya al-Hadi bin Abdurahman bin Ahmad Syahabuddin
al-Akbar. Waliyullah Syahabudin al-Akbar lahir di kota Tarim,dikarunia 3
orang anak lelaki yaitu:
- Muhammad al-Hadi, keturunannya al-Bin Syahab al-Hadi. Cucunya
bernama:- Ali bin Idrus bin Muhammad al-Hadi. Keturunannya berada di
Palembang, Jakarta dan Pekalongan.-Syihabuddin bin Idrus bin Muhammad
al-Hadi, keturunannya berada di Malaysia dan Singapura
- Umar, keturunannya al-Syahab al-Mahjub (Palembang)
- Abdurahman al-Qadi bin Syahabudin al-Akbar, dikarunia 4 orang anak
lelaki:- Abu Bakar, keturunannya di Zhufar, Amman, Palembang.- Abdullah,
keturunannya di Malabar.- Muhammad al-Hadi bin Abdurahman al-Qadhi,
keturunannya disebut al-Hadi.- Syahabuddin bin Abdurahman al-Qadhi
(Ahmad Syahabuddin al-Ashgor), keturunannya: al-Bin Husein, al-Bin
Idrus, al-Bin Zain. Waliyullah Ahmad Syahabuddin al-Ashgor wafat di
Tarim tahun 1036, keturunannya al-Masyhur dan al-Zahir. Waliyullah Ahmad
Syahabuddin al-Akbar wafat di Tarim tahun 946 Hijriyah.
Aal-BASYAIBAN
Mereka bernasab kepada waliyullah Abu Bakar bin Muhammad Asadillah
bin Hasan Atturabi bin Ali bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Syaiban
berasal dari kata al-Syaibu yang artinya beruban. Beliau diberi gelar
dengan al-syaiban karena berusia lanjut dan mempunyai rambut putih, hal
tersebut menambah kebesaran dan kewibawaan beliau. Waliyullah Abu Bakar
Basyeban lahir di kota Tarim, dikarunia 2 orang anaklelaki, satu
diantaranya yaitu: Ahmad Basyeban. Waliyullah Abu Bakar Basyeban wafat
di Tarim tahun 807 H.
Aal-SYAICH ABU BAKAR BIN SALIM
Yang pertama kali dijuluki al-Syaich Abu Bakar Bin Salim ialah
waliyullah Abu Bakarbin Salim bin Abdullah bin Abdurahman bin Abdullah
bin al-Imam Abdurahman Assegaf. Gelar yang disandang karena beliau
seorang guru besar dalam ilmu agama dan seorang pemimpin. Beliau adalah
seorang sufi yang bergelar wali quthub. Waliyullah Syaich Abu Bakar bin
Salim lahir di kota Tarim pada tahun 919 H, dikaruniai 13 anak lelaki
dan yang menurunkan keturunannya 9 orang anak, bernama: Husin, Hamid,
Umar, Hasan, Ahmad, Soleh, Ali, Syaichon, Abdullah. Dari anak-anaknya
tersebut diantaranya menurunkan keluarga al-Hamid, al-Muhdharm
al-Khiyyid, al-Khamur, al-Haddar, Abu Futhaim, dan Bin Jindan.
Waliyullah Syaich Abu Bakar bin Salim wafat di kota Inat tahun 992
Hijriyah.
Aal-SYAICHON DAN Aal BIN SYAICHON
Keluarga Asy-Syaichon dan Bin Syaichon disandang oleh beberapa waliyullah, diantaranya:
- Al-Bin Syaichon: Syaichon bin Muhammad bin Syaichon bin Muhammad bin
Syaichon bin Husein bin Ahmad shohib Syi’ib bin Muhammad bin Alwi bin
Abi Bakar al-Habsyi.
- Al-Syaichon: Bin Aqil bin Salim (Saudara Syaikh Abu Bakar bin Salim)
- Al-Syaichon: Bin Husein bin Syaikh Abu Bakar bin Salim
- Al-Syaichon: Bin Abdullah Abud bin Ali bin Muhammad Maula Dawilah dari keluarga Ba’bud.
- Al-Syaichon: Bin Ali bin Hasyim bin Syech bin Muhammad bin Hasyim (darikeluarga Bahasan).
SHAHIB AL- HAMRA’
Yang pertama kali dijuluki Shahib al-Hamra ialah waliyullah Umar bin
Abdurahman bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad
al-Faqih al-Muqaddam. Gelar yang disandang , dikarenakan beliau tinggal
di Hamra nama kota yang terkenal di Yaman. Keturunan waliyullah Umar bin
Abdurahman adalah keluarga Balghaits.
SHAHIB AL-HUTHOH
Yang pertama kali dijuluki Shahib al-Huthoh ialah waliyullah Ali bin
Muhammad bin Abdullah bin al-Faqih Ahmad bin Abdurahman bin Alwi Ammu
al-Faqih. Gelar yang disandang, dikarenakan beliau tinggal di Huthoh
daerah yang terletak sebelah Barat kota Tarim, Hadramaut.
SHAHIB AL- SYI’IB
Yang pertama kali dujuluki Shahib al-Syi’ib ialah waliyullah Ahmad bin Muhammad al
-Asghor bin Alwi bin Abi Bakar al-Habsyi. Gelar yang disandang, dikarenakan beliau
dimakamkan di Syi’ib. Di tempat itu pula dimakamkan kakeknya al-Imam
al-Muhajir Ahmad bin Isa. Daerah tersebut terletak diantara kota Tarim
dan Seiwun.
SHAHIB QASAM
Yang pertama kali dijuluki Shahib Qasam ialah waliyullah Ahmad bin
Alwi Syaibah bin Abdullah bin Ali bin Abdullah Ba’alawi. Gelar yang
disandang, dikarenakan beliau pindah dari Tarim ke Qasam. Qasam
merupakan kota yang didirikan oleh al-Imam Ali
Khali’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad
bin Isa. Dikota tersebut beliau menanam pohon kurma untuk
mengingatkannya terhadap kota Qasam di Basrah yang merupakan milik
kakeknya al-Muhajir Ahmad bin Isa.Waliyullah Ahmad Qasam bin Alwi
Syaibah dikarunia lima orang anak laki, bernama:Alwi, Husin, Abubakar,
Abdurahman, Abdullah dan Muhammad (menurunkan keluarga al-Junaid
al-Achdhor)
Aqil al-Madihij dilahirkan di kota Tarim, dikarunia 4 orang lelaki,
hanya seorang yang meneruskan keturunan beliau yaitu Aqil bin Abdullah
bin Aqil. Waliyullah Abdullah bin Aqil wafat di tarim tahun 970 H.
Aal-MUTHAHHAR
Mereka adalah keturunan waliyullah Muthahhar bin Abdullah bin Alwi
bin Mubarak bin Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah Wathab bin
Muhammad al-Manfar.Waliyullah al-Muthahhar lahir di Gasam, dikaruniai 2
orang anak lelaki , satu diantaranya bernama Abdullah. Waliyullah
al-Muthahhar wafat di Gasam tahun 1117 Hijriyah.
AL-NAHWI
Yang pertama kali dijuluki al-Nahwi ialah waliyullah Abdullah bin
Abdurahman bin Harunbin Hasan bin Ali bin Muhammad Jamalullail. Gelar
yang disandang menurut shohib al-Masra’, dikarenakan beliau adalah
seorang yang sangat mahir dalam ilmu nahwu,sehingga beliau dinamakan
al-Nahwi.
Aal AL-NADHIR
Yang pertama kali dijuluki al-Nadhir ialah waliyullah Muhammad bin
Abdullah bin Umar Ahmar al-Uyun bin Abdurahman bin Alwi Ammul Faqih.
Gelar yang disandang, karena beliau seorang yang gagah perkasa dan
bagus, yang dalam bahasa Arab hal tersebut disebut Nadhir.
Aal-ABU NUMAY
Mereka adalah keturunan waliyullah Abu Numay bin Abdullah bin Syaich
bin Ali bin Abdullah Wathab bin Muhammad al-Manfar. Waliyullah Abu Numay
lahirkan di
Masyghah, dikaruniai 3 orang anak lelaki bernama Abdullah, Aqil dan Muhammad.Beliau wafat di Masyghah tahun 1020 H.
Aal-ALHADDAR
Mereka adalah keturunan waliyullah Abdullah bin Ali bin Muhsein bin
Husein bin Syaich Abu Bakar bin Salim. Gelar yang disandang karena
beliau berda’wah dengan suara
yang keras sekali bagai suara guntur. Suara macam itu disebut Haddar.
Beliau dilahirkan di Inat Hadramaut, dikarunia 2 orang anak lelaki
yaitu: Hafidz dan Umar. Keturunan beliau hanya ada di Pulau Jawa. Beliau
wafat di kota Inat tahun1148 Hijriyah. Saudara Abdullah bin Ali adalah
waliyullah Hadi bin Ali al-Haddar yang dikaruniai seorang anak laki
bernama Salim yang keturunannya berada di Ternate. wafat di kota Inat
tahun 1149 H.
Aal-ALHADI
Mereka adalah keturunan waliyullah Muhammad bin Abdurahman al-Qadi
bin Ahmad Syahabuddin al-Akbar bin Abdurahman bin Syaich Ali Bin Abi
Bakar al-Sakran.Gelar yang disandang karena harapan ayah beliau
bertabaruk kepada Rasul al-Hidayah,dengan harapan agar anaknya mendapat
hidayah, hal tersebut terbukti dengan kewalian Muhammad bin Abdurahman
al-Hadi. Waliyullah Muhammad al-Hadi dilahirkan di kota Tarim,
dikaruniai 2 orang anak, seorang diantaranya bernama Seggaf yang
menurunkan keturunan al-Hadi di Indonesia. Beliau wafat di kota Tarim
tahun 1040 H.
Aal-ALHINDUAN
Mereka adalah keturunan waliyullah Umar bin Ahmad bin Hasan bin Ali
bin Muhammad Maula Dawilah. Gelar yang disandang karena badan dan iman
beliau sangat kuat bagaikan pedang yang tajam terbuat dari besi baja
berasal dari India. Pedang itu disebut Hinduan. Waliyullah Umar
al-Hinduan lahir di Tarim, dikarunia seorang anak lakiyang bernama
Abdullah. Waliyullah Umar al-Hinduan wafat di Tarim tahun 917 H.
Aal-BAHARUN
Yang pertama kali dijuluki al-Baharun ialah waliyullah Ali bin Harun
bin Hasan bin Ali bin Muhammad Jamalullail bin Hasan al-Mualim bin
Muhammad Asadilah bin Hasan Atturabi. Gelar yang disandang karena ayah
beliau memberi nama Harun dengan harapan anaknya itu mempunyai sifat
seperti Nabiyullah Harun, terbukti Harun bin Hasan menjadi waliyullah
yang besar. Waliyullah Harun bin Hasan lahir di Tarim, dikaruniai 4
orang anak lelaki: Ali, Ahmad, Abdurahman dan Abdullah al-Shaleh.
Waliyullah Harun bin Hasan wafat di Tarim tahun 905 Hijriyah.
Aal BAHASYIM
Mereka adalah anak cucu dari al-Habib Hasyim bin Abdullah bin Ahmad
bin Alwi bin Ahmad bin Abdurahman bin Alwi Ammu al-Faqih. Ba Hasyim
adalah gelar yang diambil dari nama datuk mereka Hasyim bin Abdullah bin
Ahmad. Setiap orang dari keturunannya disebut Ba Hasyim.
Aal-BIN YAHYA
Mereka adalah keturunan waliyullah Yahya bin Hasan bin Ali al-Annaz
bin Alwi bin Muhammad Maula Dawilah. Gelar yang disandang karena dengan
menamakan anaknya Yahya, ayahnya berharap agar anaknya tersebur mendapat
keberkahan seperti nabi Yahya yang dapat menerangi hati yang gersang.
Waliyullah Yahya bin Hasan lahir di Tarim, dikarunia 3 orang anak
lelaki, dua diantaranya meneruskan keturunan beliauyaitu Hasan dan Ahmad
dan yg satu Waliyullah Yahya bin Hasan bin Yahya wafat di kota Tarim
tahun 956 H. Wallahu a’lam bish-Shawab
CONTACT